Rain - Akhir Penantian (Episode ke - 20)

13 1 0
                                    

Hari yang di tunggu pun tiba. Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh Azzam dan Rain. Ya, hari ini adalah hari pernikahan mereka berdua.

Gedung pernikahan yang sengaja di dekorasi dengan nuansa putih semua, tamu yang di undang mengenakan dresscode berwarna putih menambah suasana pernikahan lebih tenang dan sejuk.

Gedung pernikahan yang berada di tengah kebun luas, di hias dengan berbagai macam bunga, cantik sekali. Namun ada hal yang membuat sedih, karena mereka berdua menikah, tanpa orang tua, dan tanpa nenek kesayangannya. Karena mereka sudah lebih dahulu meninggal dunia.

Semua teman dan kerabat kerja di undang, keluarga di panti asuhan pun di undang oleh Rain. Pernikahan mereka tampak cantik, mewah dan elegan.

Acarapun di mulai, Rain menunggu di dalam ruang ganti, ketika Azzam mengucapkan akad pernikahan, semua nampak hening.

Setelah akad di bacakan, seluruh tamu undangan mengucapkan kata 'SAH', setelah itu keluarlah Rain dari ruang gantinya, ia berjalan dengan anggun seorang diri menghampiri Azzam. Dengan gaun syar'i yang di pakai Rain, menambah kesan menawan, sangat cantik. Make up nya tidak berlebihan, ia berjalan dan tangan Azzam menyambutnya. Setelah ia duduk berdampingan mereka semua berdoa bersama, dilanjutkan dengan pesta pernikahan. Tidak ada yang berbeda, pernikahan mereka sama saja, semua teman berfoto bersama dan menikmati makanan yang sudah di hidangkan. Acara pernikahan pun selesai.

Setelah selesai, Azzam dan Rain pun kembali ke rumah. Seperti biasa mereka pulang ke rumah bersama, karena bagaimanapun sebelumnya mereka tinggal bersama. Namun yang berbeda, kini mereka harus tidur di kamar yang sama. Kamar yang di gunakan adalah kamar milik Rain di atas. Karena Rain tidak ingin memindahkan barang-barangnya yang banyak itu. Berbeda halnya dengan Azzam, karena dia lelaki, barang-barangnya pun tak sebanyak milik Rain.

Saat itu, Rain memasak di dapur, dan Azzam sedang duduk di ruang TV.

"Zam, aku buatkan sop daging sapi." Ucap Rain.

"Iya, mau aku bantu?" Tanya Azzam.

"Ngga lah Zam, kan bisa juga di bantu sama bibi (pembantu)." Ucap Rain.

"Ya sudah, terus apa yang harus aku lakukan? Beres-beres kah?" Tanya Azzam.

"Zam, kamu lupa ya jumlah pelayan di kita. Udah kamu duduk saja menonton, nanti aku panggil kalau sudah jadi makanannya." Ucap Rain.

"Okay." Jawab Azzam yang terlihat canggung.

Makananpun siap, mereka makan bersama seperti biasa, tak ada yang aneh. Setelah makan mereka duduk bersama di ruang TV lantai satu.

Karena malam sudah semakin larut, Rainpun tertidur di sofa. Tanpa ingin membangunkan Rain, Azzampun membopong Rain ke kamarnya menggunakan lift di rumahnya, dan merekapun tertidur bersama.

Keesokan harinya, Rain terbangun dan berteriak, ia kaget ada seseorang yang tidur di kasurnya, saat itu Azzam terbangun.

"Ada apa Rain?" Tanya Azzam.

"Astaghfirullah, Zam maaf. Aku kaget saat melihat ada yang tertidur di samping aku." Ucap Rain dengan wajah polos.

"Hhehe, ya sudah yuk bangun solat subuh, kita setelah itu kita bersiap-siap." Ucap Azzam.

"Iya Zam. Kalau koper sudah aku siapkan dan sudah aku minta pelayan untuk memasukannya ke dalam bagasi pesawat." Ucap Rain.

"Iya syukur kalau gitu, ya sudah ayo bangun." Ucap Azzam.

Dan merekapun segera ke kamar mandi dan solat berjamaah. Setelah itu Rain menyiapkan sraapan dan merekapun siap berangkat. Iya mereka berencana berangkat untuk berbulan madu, pergi Korea Selatan, ke Turki dan berakhir di Mekah. Itu adalah destinasi yang impikan oleh Rain, dan Azzam mencoba mewujudkan impian Rain.

Merekapun berangkat, karena memiliki pesawat terbang pribadi, Rain dan Azzam langsung berangkat saja sesuai jadwal berangkat yang mereka ajukan, mereka berangkat pukul 8 pagi.

Dan perjalananpun di mulai. Namun sebelum Rain dan Azzam masuk ke dalam pesawat, salah satu pelayan datang menghampiri.

"Mba Rain maaf, ini ada banyak kiriman bingkisan, harus di simpan dimana ya?" Tanya Pelayan tersebut.

"Simpan saja di lantai 4, nanti aku dan Azzam akan membukanya di sana, di ruang tembus pandang." Ucap Rain.

"Baik mba." Jawab pelayan tersebut.

Dan merekapun segera berangkat, setibanya di tempat tujuan, Rain dan Azzam mencoba untuk menikmati perjalanannya. Rain dan Azzam sangat bahagia terlihat senyum lepas di wajah mereka.

Sesampainya di Korea Selatan Rain sangat bahagia, karena disana sedang musim dingin, salju turun, suasana dingin mendukung perjalanan bulan madu mereka. Sesampainya di hotel yang sudah mereka pilih, Rain dan Azzam memutuskan untuk berdiam dulu dalam hotel, dengan suasana yang berbeda, disitulah Rain mulai berdebar-debar, bahwa nyatanya lelaki yang berada di depannya kini, bukan hanya sekedar kaka angkat lagi, mereka sudah resmi menjadi suami-istri, Rain yang malu-malu terlihat sangat imut, begitupun dengan Azzam, meskipun Azzam terlihat biasa saja, nyatanya ia juga merasakan hal yang sama dengan Rain, jantung nya berdetak kencang, berdebar, bagaimana tidak, kini mereka berada di kamar yang sama, disitulah mereka saling berbicara.

"Zam, jangan pernah tinggalkan aku ya, kemanapun kamu pergi kamu harus bilang aku." Ucap Rain sambil rebahan di atas kasur.

Azzampun menghampiri.

"Memangnya siapa yang bisa meninggalkan wanita sebaik kamu?" Ucap Azzam menyusul Rain yang sedang rebahan dan duduk di sampingnya.

"Ngga maksud aku, apapun kegiatan kita masing-masing harus saling terbuka." Ucap Rain.

"Iya aku juga memiliki satu permintaan, sebesar apapun kesalah pahaman, tetap lah percaya padaku, jadikan aku satu-satunya tempat bertanya." Ucap Azzam.

"Iya, aku juga mau minta sesuatu, tolong hargai perasaan aku, sungguh aku ini pecemburu." Ucap Rain.

"Iya, aku sangat paham, karena kita bukan baru saling mengenal satu atau dua bulan kan? Aku ingat saat kamu marah tidak jelas hanya menutupi cemburu." Azzam tertawa.

"Azzam ih." Ucap Rain mulai malu.

"Iya-iya maaf, ajari aku juga untuk memahami kamu, karena aku ga bisa memahami itu sendiri, aku bukan laki-laki yang memiliki kepekaan yang tinggi seperti yang lain." Ucap Azzam.

"Siap bos." Ucap Rain sambil bergaya hormat.

"Anak baik. Aku bersumpah tidak akan pernah membiarkan air matamu menetes kesedihan." Ucap Azzam mengelus jilbab Rain.

"Aku juga bersumpah, ingin selalu buat Azzam bahagia." Ucapnya sambil tersenyum lebar.

Jika di ingat, kisah mereka sangat menarik, meskipun sudah di pisahkan puluhan tahun. Azzam berhasil menemukan Rain tanpa sengaja, banyaknya orang yang mengganggu kedekatan mereka menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi mereka untuk saling menguatkan. Meskipun nenek angkat mereka sudah tidak ada, Rain dan Azzam terus saja mengingatnya, bagaimana pertama kali nenek memeluk Rain dengan erat, karena sudah lama tak bertemu Rain. Hingga akhir hayat nenek mereka selalu bersama-sama.

Dan kini, mereka bisa hidup berdua selamanya, penantian dan waktu menunggu Azzam selama puluhan tahun berhasil mencapai targetnya. Pasangan yang tampan dan cantik, berkarisma, dan dermawan.

Begitulah kisah dua insan yang terpisah, kini sudah menyatu kembali. Ini semua mengingatkan kita, apapun yang ditakdirkan untuk kita, pastilah untuk kita sejauh apapun Allah menjauhkan, dan yang bukan untuk kita pastilah tidak akan untuk kita, meskipun Allah mendekatkan. Hanyalah maut yang dapat memisahkan mereka berdua. 

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang