Rain - Hilang di tengah Hujan (Episode ke - 4)

29 3 0
                                    

Hujan mengalirkan sejuta rahasia.

Hujan membawa segudang tawa.

Hujan menghentakkan hati yang kecewa.

Hujan juga yang mengantarkan diri larut dalam sebuah cerita.


Rainy Anaya Mentari namanya, salah satu wanita cantik yang tidak menyukai hujan, selain alergi dengan air hujan, ia selalu teringat cerita 25 tahun silam, ketika ia di temukan di depan pintu panti asuhan di tengah derasnya hujan. Itu lah awal cerita Rainy hidup tanpa kedua orang tuanya (cerita Episode 1).

Meskipun kini dia sudah menjadi wakil direktur di perusahaan terbesar, ia tetap sederhana dan bersahaja. Azzam kakak angkat semasa kecilnya yang kini menjadi direktur utama di perusahaan yang sama dengan Rain, selalu menjaga Rain tanpa Rain sadari. Terakhir kali saat Rain datang ke Panti Asuhan untuk memberi hadiah, Azzam datang dengan membawa hadiah yang lebih banyak lagi, sehingga mulai saat itu Rain merasa bahwa Azzam adalah kakak yang sangat perhatian (cerita Episode 3).

Semenjak kehilangan Rain 23 tahun lamanya, Azzam yang tinggal bersama nenek angkatnya itu, selalu menjaga Rain di setiap waktu, hal tersebut di dukung karena mereka tinggal bersama, tapi itu semua tanpa di ketahui oleh karyawan di tempat mereka bekerja.

Hari ini adalah acara liburan di kantor yang dimiliki oleh Nenek angkat Rain dan Azzam tersebut, otomatis, nenek, Azzam dan Rain menyiapkan segala perlengkapan apa saja yang di butuhkan untuk di bawa selama 2 minggu ke depan, begitu pula dengan karyawan lainnya, mereka semua menyiapkan liburan dengan penuh semangat, karena rehat dari rutinitas bekerja setiap hari.

Nenek yang saat itu sudah siap duduk di ruang tamu, menunggu Rain dan Azzam yang masih berada dalam kamar masing-masing.

"Azzam, Anaay.. Kalian mau sampai kapan siap-siap, nanti terlambat." Teriak sang nenek menyalakan microfon agar terdengar ke kamar Azzam dan Rain.

Tidak lama Azzam datang membawa satu koper dan stau ransel.

"Nenek ini bagaimana, ini masih jam 6 pagi nek, kita tidak mungkin terlambat. Berangkat saja jam 8." Ucap Azzam sambil menyimpan barang bawaannya.

"Kamu ini bagaimana, meskipun nenek komisaris, kamu direktur utama, bukan berarti kita bisa terlambat, oh iya mana Anaya?" Tanya Nenek pada Azzam.

"Mungkin masih di kamarnya." Jawab Azzam sambil duduk di sofa dekat sang nenek.

Tidak lama pembantu Rain datang membawa koper milik Anaya.

"Bi, kemana Anaya?" Tanya Azzam.

"Dia sedang mencari obat alerginya mas." Jawab pembantu tersebut.

"Ya sudah kamu bantu cari gih Zam." Ucap nenek kepada Azzam.

"iya, aku ke Anaya dulu ya nek." Ucap Azzam sambil berjalan menuju Lift untuk ke kamar Rain di lantai 2.

Sesampainya di lantai 2, Azzam pun keluar dari Lift, melihat Anaya sedang menutup pintu kamarnya.

"Gimana, udah ketemu belum obat alerginya?" Tanya Azzam menghampiri Anaya.

"Belum." Jawab Rain sambil menghampiri Azzam.

"Boleh aku masuk kamar kamu?" Tanya Azzam.

"Mau apa?" Tanya Rain.

"Masih tanya? Bantuin cari obat lah." Jawab Azzam.

"Rencananya sih aku mau beli baru ke apotek." Ucap Rain.

"Hey, Anaya.... Kamu kira obat alergi mudah di cari tanpa adanya resep? Aku izin masuk ya." Ucap Azzam sambil membuka pintu kamar Rain.

"Jangaaannn.." Teriak Rain, namun Azzam sudah terlanjur masuk ke dalam kamar.

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang