Hari terus bergulir, musim silih berganti, keadaan kantor AM Corporate kian hari membaik, setelah kepergian nenek. Rain yang sudah mulai terbiasa tanpa nenek, kini sudah bisa berdiri sendiri, ia tetap menjadi Wakil Direktur menemani Azzam selaku Direktur Utama, Dimas dan Hanif masih setia sebagai Direktur Umum dan Operasional. Karena ini adalah perusahaan keluarga Azzam, sehingga Direktur yang dipilih pun cukup kesepakatan para pemegang saham, dan pemegang saham utama dimiliki oleh Almh. nenek Azzam dan Rain.
Saat itu Rain sedang duduk di ruangannya ia sedang tidak enak badan, namun tetap fokus pada komputer di hadapannya. Tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu dari luar ruangannya.
Tuk.. Tuk.. Tuk..
"Iya, silahkan masuk." Ucap Rain sambil fokus pada komputernya.
"Hey, lagi apa, makan di luar yuk?" Tanya Dimas menghampiri meja kerja Rain.
"Boleh, yang lain gimana?" Tanya Rain sambil melepas kacamatanya.
"Yang lain sudah di lobby, tinggal menunggu kamu." Ucap Dimas.
"Oh ya? Okey, ayo kita berangkat." Ucap Rain sambil memakai jaket dan membawa tasnya.
Saat itu Azzam dan Hanif sudah berada di lobby, terlihat sekretaris Azzampun ada disana. Tapi ada Sica disana, iya Sica adalah salah satu karyawan yang lumayan cukup dekat dengan Direksi.
"Loh, Sica ikut?" Tanya Dimas sambil mendekat.
"Kenapa memang? Aku boleh ikut kok kata Azzam. Iya kan Zam?" Tanya Sica melirik ke arah Azzam.
"Iya, tadi Sica ingin ikut, jadi aku persilahkan aja, gak apa-apa kan? Atau ada yang mau di bahas untuk Direksi saja?" Tanya Azzam.
"Ngga ko, yaudah ayo berangkat." Ucap Hanif.
Merekapun langsung berangkat menggunakan kendaraan masing-masing, namun Azzam berangkat semobil dengan Rain. Namun tiba-tiba.
"Rain, boleh gak aku semobil disini? Ada yang mau aku bahas dengan Azzam." Ucap Sica ketika Rain hendak masuk ke mobil Azzam.
"Oh, disini kan tempat duduknya hanya berdua, kalau gitu aku bawa kendaraan sendiri saja ya?" Ucap Rain.
"Jangan Rain, dengan kita berdua saja." ucap Hanif dan Dimas dari dalam mobil.
"Oh okay, nanti biar Sinta dan Rony bawa mobil sendiri saja ya?" Tanya Rain.
"Mba Rain tenang saja ya." Ucap Sinta.
Merekapun segera berangkat, nampak wajah senang di wajah Sica karena bisa satu mobil dengan Azzam. Rain yang sudah mulai terlihat sedih mencoba biasa saja, karena setelah kepergian nenek, Rain belum pernah jauh dari Azzam, bahkan berangkat dan pulang kerjapun selalu satu mobil dengan Azzam.
Sesampainya di tempat makan, mereka semua langsung turun dan segera masuk ke meja yang sudah di pesan sebelumnya oleh Rony sekretaris Azzam. Tempat makan mewah yang biasa di pesan oleh para Direksi AM Corporate, cukup asing bagi Sica, melihat tempat makan yang begitu mewah, Sica mencoba untuk menyesuaikan namun dengan sikap yang menyebalkannya Sica sempat membuat para pelayan kesulitan memenuhi keinginan Sica.
Mereka mengambil meja bundar untuk lima orang, Azzam, Rain, Dimas, Hanif dan Sica. Sica berada di samping kiri Azzam.
Hidangan sudah tersedia semua di meja makan, Azzam terheran melihat menu makanan yang berada di meja terdapat beberapa lauk seafood, hanya satu saja yang tidak.
"Siapa yang mengubah menu makan ini mas Rony?" Tanya Azzam pada sekretarisnya.
"Izin mas Azzam, tadi mba Sica merubah semua makananya." Ucap Rony sambil menunjuk Sica.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Romantik"Siapa bilang tak punya keluarga membuat diri semakin lemah? Cita-cita diraih bukan karena orang lain, tapi diri sendiri. Aku tetap hidup, meski tak ada ayah dan ibu." - Rainy Anaya Mentari