Sepi, tapi ada..
Hilang, tapi tiba..
Pergi, tapi menunggu..
Terlambat, dan hilang..
Setelah kejadian tiga hari sebelumnya. Ini adalah hari keempat Rain bersama teman-teman kantornya berwisata di Pulau Bukit Laut. Semenjak alergi air hujan yang di deritanya, Rain masih di rawat di kamar hotel mewah miliknya yang bernama Rainy Hotel.
Beberapa karyawan hendak menjenguk Rain, namun Rain menolak karena tidak ingin mengganggu liburan karyawannya. Terdengar suara alat pembantu detak jantung Rain, karena Rain harus di rawat secara intensif, dengan infusan di tangan kanannya.
Masih teringat di benak semua orang, ketika Rain ditemukan pingsan di kamar hotel pukul 10 pagi, akibat alergi yang perlahan menyerang tubuhnya itu. Terutama Azzam yang menemukan Rain pertama kali, ketika mengetahui Rain tidak keluar kamar dari hari pertama saat mereka tiba di Hotel, Azzam dengan inisiatif meminta petugas hotel untuk membuka kamar Rain esok harinya dengan kunci yang lain, ketika di temukan Rain sedang tergeletak di atas kasur, dengan alergi yang mulai memenuhi tangan dan kakinya.
Hari ini Azzam bermaksud menjenguk Rain setelah kegiatan, dan hari ini adalah hari pertama kali Azzam bermaksud menjenguk Rain, karena di hari sebelum-sebelumnya Rain tidak mau ada yang datang ke kamarnya kecuali perawat, nenek dan sekretarisnya yaitu Sinta.
Azzam saat itu datang seorang diri pukul 4 sore, karena yang lain sedang mengikuti aktivitas yang di adakan oleh panitia acara. Azzam mencoba memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Rain.
Tok.. Tok.. Tok...
Keluarlah seorang perawat, karena ia mengetahui bahwa yang mengetuk adalah Direktur Utama, maka sang perawat menyuruh Azzam menunggu, dan Rain segera memakai Jilbabnya. Setelah rapi, Azzam baru di persilahkan masuk.
"Assalamualaikum." Salam dari Azzam.
"Waalaikum salam." Jawab Sinta, Rain dan perawat yang ada disitu.
Azzam perlahan jalan mendekat ke kasur Rain, saat itu Rain di temani Sinta, karena perawat langsung keluar dari kamar Rain mengetahui ada tamu yang berkunjung.
Azzam menatap satu persatu pada peralatan rawat yang ada di kamar Rain. Sinta yang saat itu berdiri langsung segera membuatkan segelas teh manis.
"Gimana keadaannya Rain?" tanya Azzam.
"Sudah membaik kok mas Azzam, sebentar saya buatkan minum dulu." Jawab Sinta sambil menuangkan air di termos.
"Gimana, gatalnya sudah hilang?" Tanya Azzam kepada Rain.
"Hmm, sudah kok." Jawab Rain.
"Masih lemas?" Tanya Azzam.
"Lumayan, tapi besok juga aku minta cabut semua alat ini." Jawab Rain.
"Jangan dulu kalau belum sembuh total." Ucap Azzam.
"Aku sudah tidak sabar ingin ikut acaranya Zam." Ucap Rain sambil menutup wajahnya dengan selimut.
"Kita liburan kan 2 minggu, masih ada waktu satu minggu untuk kamu menikmati liburan ini. Ya sudah, aku hanya bawa ini takut kamu lapar." Ucap Azzam sambil memberikan parsel buah.
"Oh ya, hasil tes kemarin, ternyata aku bukan alergi air hujan saja Zam, tapi udang juga." Ucap Rain sambil memegang parsel buah di kasurnya.
"Udang???" tanya Azzam, sambil mengingat-ingat bahwa malam sebelumnya, makanan yang tersedia untuk makan malam adalah menu seafood.
"Iya udang, waktu itu aku pesan ke pelayan mas, untuk bawakan makanan ke kamar mba Rain." Jawab Sinta.
"Loh kok, kenapa alergi udang? kita kan sebelumnya pernah makan udang, Rain." Ucap Azzam keheranan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Romance"Siapa bilang tak punya keluarga membuat diri semakin lemah? Cita-cita diraih bukan karena orang lain, tapi diri sendiri. Aku tetap hidup, meski tak ada ayah dan ibu." - Rainy Anaya Mentari