Seharian Rain bekerja terus di dalam ruangannya, dia terlalu fokus pada laptopnya dan tidak sadar ada yang berdiri di hadapannya.
"Assalamualaikum." Ucap Azzam.
"Waalaikum salam, sini masuk Zam." Ucap Rain sambil mengingat lagi kejadian tadi pagi, saat Nata masa lalu Azzam, ada di ruangan Azzam.
"Sibuk? Ada yang ingin aku bicarakan." Ucap Azzam.
"Lumayan, aku lagi cek laporan investasi sampai dengan bulan ini. Boleh, mau ngobrolin apa Zam?" Ucap Rain smabil duduk ke sofa yang ada di depan meja kerjanya.
"Tadi, ada Nata kesini." Ucap Azzam.
"Iya aku lihat." Ucap Rain.
"Oh lihat? kenapa ga gabung aja." Ucap Azzam.
"Ngga lah, kamu lagi serius. Gimana Zam apa yang mau di bicarakan?" Tanya Rain.
"Nanti malam, kamu ikut makan malam ya? Sama Nata." Ucap Azzam.
"Dalam rangka apa? investasi?" Tanya Rain.
"Ngga, di luar pembahasan itu. Dia ngajak makan malam aku, dan aku udah bilang mau bawa kamu kesana." Ucap Azzam.
"Loh kenapa ajak aku?" Tanya Rain.
"Ngga kenapa-kenapa, soalnya nanti pulangnya aku mau minta antar kamu beli baju." Ucap Azzam mencoba mencari alasan agar Rain mau ikut.
"Okey deh kalau gitu. Sampai ketemu nanti malam ya? Kita bawa mobil masing-masing saja kan?" tanya Rain.
"Ngga, kita pergi bareng aja, naik Cooper aku." Ucap Rain.
"Okey siap pak direktur!" Ucap Rain sambil senyum.
"Ya sudah, lanjut lagi sana, aku mau ke bawah, cek karyawan kita." Ucap Azzam.
"Yap, bye!" Ucap Rain sambil meledek.
Azzam pun keluar ruangan, dan segera berkeliling menyapa semua karyawan. Malam pun datang, setelah sholat Isya, Rain langsung bersiap-siap, ia merapikan pakaian dan jilbab yang ia kenakan. Tidak lama dari itu Azzam mengetuk pintu ruangannya. Dan Rain mempersilahkan masuk.
"Hmm, aku tidak suka kamu pakai parfum sewangi ini. Biasanya juga tidak pakai." Ucap Azzam.
"Azzam ih, aku kan malu, masa mau ketemu Nata tidak wangi." Ucap Rain.
"Kamu yang apa adanya itu aku suka. Yuk berangkat." ucap Azzam sambil tersenyum.
"Hmm kamu ini, yaudah ayo." Ucap Rain sambil membawa tas dan mantelnya.
Diperjalanan mereka mengobrol dan bercanda satu sama lain layaknya adik dan kakak.
"Zam aku ingin sosis panggang." Ucap Rain.
"Iya aku berhenti di tempat jualan yang kamu biasa beli kan?" tanya Azzam.
"Asyik, tapi ingin di bayarin." Ucap Rain.
"Iya cerewet, nih aku sudah parkir, silahkan turun, cepat ya, soalnya udah mendung nih, nih uangnya kau pakai mayonais dan saus ya." Ucap Azzam sambil memberi uang untuk membeli sosis.
"Siap pak bos." Jawab Rain.
Setelah membeli sosis panggang, Rain dan Azzam bergegas melanjutkan perjalanan menuju restauran yang ia akan tuju. Tidak lama kemudian mereka sampai. Sesampainya disana, terlihat Nata sudah duduk menunggu. Dan menyambut Azzam.
"Loh dia jadi ikut?" Tanya Nata memandang sinis Rain.
"Iya, dia aku ajak." Ucap Azzam sambil menyiapkan kursi untuk Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Romance"Siapa bilang tak punya keluarga membuat diri semakin lemah? Cita-cita diraih bukan karena orang lain, tapi diri sendiri. Aku tetap hidup, meski tak ada ayah dan ibu." - Rainy Anaya Mentari