Kita saat itu tertawa bermain di pantai bersama, tiada hujan, tiada panas, suasana teduh mendukung kami bermain air di pantai.
Dan, Azzampun membuka matanya.
"Ternyata hanya mimpi." Ucap Azzam sambil menatap lampu kamar.
Azzampun menutup matanya kembali, dan membukanya dengan cepat sambil tersadar, bahwa dirinya kini berada di kamar asing, bukan kamar miliknya sendiri. Dia pegang kepalanya yang begitu terasa sakit. Azzam mulai tersadar bahwa dirinya kini sedang di rumah sakit, setelah kejadian kemarin, mengantar Rain yang masuk ke rumah sakit AM Hospital. Ya, Rain, Azzam berpikir dia harus segera mencari Rain, saat dia duduk di kasurnya untuk bangun berdiri, dia melihat seorang gadis berjilbab tidur di kasur yang berbeda namun satu ruangan dengannya. Terlihat dia belum terbangun. Rain, ya itu Rain, dalam hati Azzam.
Azzampun kembali tidur merasa tenang bahwa Rain ada disampingnya.
"Zam." Panggil Rain.
"Ya? Kamu sudah bangun Ren?" Tanya Azzam tanpa melihat Rain.
Namun Rain tidak menjawab lagi. Azzampun menatap Rain yang berada di sisi kiri. Ternyata Rain hanya mengigau, dan memanggil nama Azzam.
"Hmmm. Lebih baik aku tidur lagi." Ucap Azzam sambil memejamkan matanya.
Dan Azzampun tertidur.
Baru saja Azzam akan tertidur nyenyak, suara pintu terbuka, dan ternyata dokter datang ke kamar tersebut. Azzampun langsung terbangun dan duduk.
"Dok, bagaimana keadaan Rain?" Tanya Azzam sambil mencoba untuk berdiri, tapi masih sangat lemah.
"Tuan duduk saja, ini bukanlah kejadian yang parah seperti tempo hari tuan. Jadi Rain hanya perlu istirahat saja. Saya kasih obat untik saja untuk menghilangkan gatal di tubuhnya." Ucap sang dokter.
"Terimakasih ya dok." Ucap Azzam.
"Jangan sungkan tuan, bagaimanapun tuan dan nona adalah pemilik rumah sakit AM Hospital ini, jadi tidak perlu segan seperti itu." Ucap dokter.
"Tidak ko, saya tetap harus berterimakasih." Ucap Azzam.
"Baik kalau begitu saya tinggal ya tuan, mungkin sebentar lagi nona juga akan sadar." Ucap dokter tersebut sambil keluar kamar.
Azzampun kembali tertidur di kasurnya, menengok ke sebelah kanan tepat pada kasur Rain.
Tiba-tiba saja, Rain memanggil Azzam, Azzam pikir Rain mengigau lagi, tapi ternyata Rain memang sudah sadar.
"Azzam... Azzam ko ga nyaut." Ucap Rain.
"Eh Ren, dah bangun kamu?" Tanya Azzam.
"Sudah ko.. Zam, aku ingin pulang." Ucap Rain.
"Sehat dulu, baru bilang pulang." Ucap Azzam.
"Aku serius Zam.. Aku tidak mau disini." Ucap Rain sambil menatap pada langit kamar.
"Iya, nanti biar Rony yang urus ya." Ucap Azzam.
"Iya Zam... Zam aku lapar, tapi gak mau makanan rumah sakit." Ucap Rain.
"Serius? Ya udah aku ambil buat kamu ya." Jawab Azzam sambil melepas jarum infus di tangannya, tanpa sepengetahuan Rain.
Azzam pun langsung berjalan keluar menuju kantin, semua staf di rumah akit memperhatikan Azzam, dan mengikuti Azzam dari belakang, karena mereka khawatir bahwa pemilik rumah skait tersebut membutuhkan bantuan.
"Sudah, kalian kembali kerja sana, saya bisa sendiri." ucap Azzam sambil terus berjalan.
"Baik pak." Jawab mereka yang berada di belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
Romance"Siapa bilang tak punya keluarga membuat diri semakin lemah? Cita-cita diraih bukan karena orang lain, tapi diri sendiri. Aku tetap hidup, meski tak ada ayah dan ibu." - Rainy Anaya Mentari