15

234 35 25
                                    



"S-0 hyung?! Ini S-0 hyung sungguhan?! Aku tidak bermimpi kan?!!"

"Tidak, jeong. Ini aku, pesienmu."

"Hhuuuaaa!!! Hyung!!! Aku sangat merindukanmu!!! Kupikir aku tidak akan bertemu denganmu lagi!!! Hhuuuaaa!!!!"

Seketika tangisannya meledak, saat ia menemukan seseorang yang sangat ia rindukan. Ia berlari menghampiri orang itu dan langsung memeluknya. Yang dirindukan memeluk tubuhnya erat seraya mengelus pucuk kapalanya. Jangan berpikir kalau yang dirindukan tidak seperti itu, ia juga merindukan sosok dipelukannya. Andai tak ada yang melihat ini, lelehan berlian sudah jatuh dari pelupuk mata detik itu juga.

Sayangnya, ada kepala2 berbadan disekelilingnya, memandang dengan ekspresi bingung bercampur kaget.

"Aduh... badan gua... sakit banget..." keluh Jisung sambil memukul2 punggungnya. Ia baru saja tertimpa Jeongin yang keluar tiba2 dari noberphoss.

"Jisung! Lu gak papa?!" Reflek Felix mendekati sahabatnya dan membantunya berdiri.

"Akh! Tulang gua serasa remuk semua. Sapa si yang nindih gua?!"

"Tadi baru aja ada yang keluar dari lingkaran itu."

"Hah? Lingkaran? Maksud lu i—" Mata Jisung membola saat melihat noberphoss di pohon beringin itu bercahaya kirmizi, lalu beralih melihat Changbin dan Jeongin tengah berpelukan. "Di-dia yang nabrak gua?" Jisung menunjuk Jeongin.

"Iya."

"Siapa?"

"Gua mikirnya itu si Jeongin, dokter yang ngerawat Changbin waktu dikurung. Moga tebakan gua bener."

Jisung tak membalas.

Tiba2 seseorang menggoyang2kan lengan Felix. "Lix... itu siapa lix... manis banget..." ucap orang itu sambil menggigit jari menahan gemas, panggil saja ia si dower. Netra hitamnya terpaku lekat dengan Jeongin. Tampaknya ia baru saja jatuh cinta dengan vampir itu.

"Apaan si lu, lix lax lix?! Gak denger tadi gua ngomong apa?!" Felix berusaha melepas tangan pemuda tinggi itu.

"Tapi manis... kayak rubah..."

"Tapi gak gini juga bambank!!"

"Gemesh... pengen nyubit dia..."

"Lepasin bangsat!!"

"Wait a minute, lu suka sama cowo??" celetuk Jisung ganjal.

Hyunjin terdiam, melirik 2 sahabatnya bergantian. "Anjir, ketauan."

Sontak Felix dan Jisung membulatkan mata. "LU MAU HOMO?!" teriak keduanya. Terkejut kalau salah satu dari mereka, gay.

"Ya... emang napa? Gua gak tertarik sama cewe."

"S-samsek??" tanya Felix.

"Iya, mungkin lebih tepatnya gak suka."

Jisung bertingkah memeluk diri sendiri. "Jangan bilang sebelumnya lu suka salah satu dari kita?!"

"KAGAKLAH! Lu berdua bukan tipe gua! Ogah juga guanya!"

Felix sendiri masih menunjukkan wajah tak percaya.

Perlu diingat, masih ada wujud lain yang muncul bersama Jeongin. Netra violetnya menyapu seluruh sudut taman, ia benar2 tak percaya dengan keneradaannya sendiri.

"Apa ini dunia manusia?" gumamnya pelan, tidak lain yaitu Seungmin.

"Oi... ba...ngun... berat..."

"UWWAA!!! Siapa itu?!!!!"

'Ddzzzrrrtttt' "Wakh!!"

'Jdar!'

"WOI! Lu ngapain maen petir2an?! Mau ngebunuh gua hah?!"

You're My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang