30

127 21 15
                                    




"TEMBAK KEPALANYA BANGSAT! KENAPA CUMA DILENGANNN!!'

"ELU NGEHALANGI GUA! UDAH GUA BILANG DARITADI MINGGIR!"

"LU BERDUA MASIH BERISIK GUA CABUT PS NYA DETIK INI JUGA!"

Tiada hari tanpa keributan dalam kediaman Bang, apalagi teruntuk oknum Hyunjin dan Jisung. No gelut no life, mungkin itu prinsip yang cocok untuk mereka berdua. Pelerainya pun tidak jauh2 dari anak sulung Bang.

Hari ini adalah akhir pekan, seperti biasa semua orang berkumpul dirumah kakak beradik Bang. Mereka pun sudah terbiasa dengan ini. Tidak ada angin tidak ada hujan, rumahnya bisa ramai dengan orang2 itu juga. Tanpa alasan apapun. Darurat tidak darurat mereka pasti berkumpul dirumah 'sederhana' ini. Apapun mereka lakukan di rumah ini. Jadi tidak sedikit kisah2 menarik dimiliki tempat ini. Entahlah, sedikit aneh jika dikatakan menarik.

Sekarang, semua orang terbagi menjadi beberapa kubu. Hyunjin dan Jisung bermain game di TV ruang tengah, Felix sedang mengajari Seungmin dan Jeongin cara menggunakan ponsel. Sebenarnya ada Changbin disana, tapi ia menonton dari kejauhan, tidak terlalu dekat dengan ketiganya. Lino sedang didapur entah melakukan apa dan Chris di kamarnya sedang mengikuti seminar wajid dari kampus.

Lalu yang meneriaki Hyunjin dan Jisung adalah Chris. Bagaimana bisa? Suara mereka berdua bak terompet dengan telinga Chris yang cukup sensitif, tidak mungkin tidak bisa bekerja sama membuat keributan.

Mari kita lihat kegiatan Felix, Seungmin, dan Jeongin. Keduanya benar2 merapat disamping Felix, terlebih Seungmin yang sejak awal Sudha penasaran dengan alat komunikasi itu.

"Jadi gitu perbedaan pulsa, kuota, sama wifi."

Jeongin dan Seungmin membeo.

"Berarti kita tidak bisa membuka kamera ungu ini jika tidak ada kuota dan wifi?" Tanya Jeongin sambil menunjuk layer ponsel.

"Instagram namanya, jeong..."

"Ah iya itu, aku lupa, hehe."

"Sekarang coba kirim SMS kesini." Felix memberikan ponselnya pada Seungmin, lalu mengeluarkan ponsel lainnya. Jeongin yang awalnya disamping Felix berpindah disamping Seungmin. Ia juga sangat penasaran dengan benda itu.

Seungmin menatap serius ponsel Felix sambil menekan ikon pesan. "Cari nama kontak dahulu... jika tidak ada, ketik nomor ponselnya," gumamnya mengingat.

"Coba ketik 'Lix'."

Seungmin pun melakukan perintah Felix pada kolom pencarian, alhasil nihil. "Tidak ada."

Felix mengangguk, "Coba ketik 08xxxxxxx"

"Tidak ada juga."

"Kalau begitu kita buat pesan baru," sahut Jeongin.

Kedua jempol Seungmin bergerak otomatis. "Apa yang harus kita ketik?"

"Apa aja, satu huruf juga gak masalah. Yang penting bisa kekirim dulu."

Seungmin mengangguk paham. Ia mengetik 'halo' di kotak pesan, lalu menekan tombol kirim. Ponsel lain Felix pun berbunyi. Felix menunjukkan pesannya pada Seungmin dan Jeongin. "HEBATTT." Keduanya menganga kagum.

Felix tersenyum bangga, sesuai dugaannya mereka berdua belajar dengan cepat. Mereka juga memperhatikan dengan baik selama Felix menjelaskan. Manik kembar Felix beralih pada sosok yang menyender di dinding kaca.

"Oi, gantian lu sini!" perintah Felix pada Changbin.

"Apa?"

"Motong daging. Ya nyoba kirim SMS lah! Gua tau lu merhatiin dari belakang, awas sampe bikin hape gua eror."

You're My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang