37

89 15 6
                                    




"Aku berhasil!"

'Bruk!'

"APA?!"






Semua kepala tanpa terkecuali menganga terkejut dengan sesuatu yang keluar dari Noberphoss sementara itu. Lebih tepatnya 2 orang. Seorang merangkul temannya guna tidak terjatuh sekaligus menahan sakit di diafragmanya.

Bersamaan keluarnya sosok tersebut terlihat aliran darah yang nyaris menggenang ditanah menutupi rumput-rumput.

"Oh tidak." Lino menghampiri sosok itu tergesa. "Ketua!!"

Disana Siwon menahan aliran darah di antara dada dan perutnya, lalu Subin yang merangkul tubuhnya. Lino membantu Subin menumpu tubuh atasannya. Begitu ia duduk lemas di tanah, terlihatlah potongan tombak yang menusuk punggung Siwon dan beberapa luka tusukan. Keringan dingin berkucuran dan nafas tidak beraturan. Sedangkan Subin hanya luka-luka ringan.

"Subin hyung!!" Jeongin ikut menghampiri sang kakak otomatis. "Kau tidak apa-apa?!"

Subin berusaha mengatur nafas, "Aku baik-baik saja." Kondisinya cukup kacau meski dikatakan hanya luka-luka ringan. Luka goresan di tangan dan kaki, baju lengan kiri sobek, luka lebam di wajah, dan pelipis kanan juga sedikit mengalirkan darah.

Tak lama kemudian muncul Varm. Bulu bagian putihnya berubah abu-abu dan terdapat luka bakar dikaki kanan depan.

"Varm!!!" Anjing paras serigala itu menghampiri majikan bungsunya secepat kilat. Ia jilat-jilat wajah Jeongin.

"Aku baik-baik saja..." Jeongin menghentikan kegiatan Varm. "Ya ampun! Kau terluka bakar?!" Jeongin melihat luka bakar dikaki Varm.

"Woof woof! (Tidak apa-apa!)"

Disisi lain Lino menepuk-nepuk -cukup keras- pipi Siwon guna membuat pria itu sadar sedikit lebih lama.

"Ketua! Apa yang terjadi?!" Tangan Lino tidak berhenti sampai Siwon menjawab pertanyaannya. "Jawab, ketua!"

Terdengarlah suara lemah Siwon. "D—datang... tempat— ku..."

"Siapa?! Siapa yang datang?!"

"Do—ng... hhh..."

"Keparat." Suara Siwon nyaris tidak jelas, tapi Lino tahu siapa yang datang. Donghae. Siapa lagi kalau bukan dia. "Seluruh pengawal yang disini, bawa ketua ke markas sekarang dan pergi secepat mungkin! Minta tim pengobatan untuk mengatasi ketua!"

"Baik!" Semua pengawal menggendong tubuh Siwon, kemudian meninggalkan taman.

Lino mendekati Noberphoss sihir Seungmin, lalu berteriak. "SEULGI NOONA!!!!" Alhasil nihil, belum ada tanda-tanda.

Terdengar erangan dari Seungmin. "Apa masih ada yang disana?! Aku tidak yakin aku akan bertahan lama menahan ini!" Tangan yang tadi menganggur, kini meremat pergelangan tangan lainnya yang memegang kertas sihir.

"Kumohon tahan sebentar lagi!" sahut Yuna. "Seulgi noona juga harus keluar dari sana!"

"Suruh dia cepat bergerak!" Seungmin menggerang sekali lagi.

Bisa mereka semua tebak kalau disana tengah kebakaran. Tidak sedikit kobaran maupun percikan api keluar dari Noberphoss sementara. Selain dengan tingkar sihirnya yang masih pemula, hal itu juga yang membuat Seungmin tak yakin bisa bertahan lama.

Harapan mereka pun terkabul, keluarlah wanita berambut hitam panjang. Karena lemas ia langsung terduduk ke tanah.

"TUTUP GERBANGNYA!" perintah Seulgi langsung.

Tanpa perintah dua kali, Seungmin melepas sihirnya dan tertutuplah Noberphoss sementara tadi. Ia mengibas-ngibaskan tangannya yang terasa kaku.

Seulgi mengatur nafasnya sebisa mungkin seraya menunduk. "Maafkan aku... Maaf aku harus membiarkan kalian mati di tangan pria kejam itu." Kelihatannya Seulgi meminta maaf pada penghuni lain yang tertinggal di dalam Noberphoss tadi. Melihat itu Seungmin ikut tertunduk.

You're My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang