9

379 43 7
                                    



"Bin, perut lu gentong ya?! Makan banyak beut dah! Kira2 woi! Abis duit gua nanti cuma buat beliin lu daging segini banyak!" Omel Felix seraya berkacak pinggang.

Ia perhatikan Changbin tengah melahap berbungkus2 daging yang baru saja mereka beli di pasar, sangatlah banyak. Bahkan masuk tidak wajar jika manusia yang makan sebanyak itu. Tidak jarang juga dirinya bersendawa. Padahal Changbin sudah sarapan tadi pagi. Tapi si lambung masih saja berkoar keras. Felix sangat tidak tahan mendengar itu. Ia yang berniat pergi ke markas, terhalang. Karena Changbin memberi syarat, Felix harus membelikannya daging sampai dia puas. Dan sampai sekarang belum penuh.

Felix bersama si vampir berada di taman favoritnya, dan paling nyaman setelah rumah. Karena hanya itu tempat sepi yg ia tahu dari sekian banyak tempat. Agar tidak ada orang yang mengetahui keberadaan mereka. Bisa2 dunia akan gempar kalau tahu ada manusia berteman dengan vampir, dan mungkin ia akan dijatuhi hukuman mati.

Sudah seminggu lamanya Felix menjadi Vraisang Changbin, setelah hari kesepakatan mereka. Changbin sendiri sudah menceritakan tentang dunianya dan Vraisang. Penampilan vampir itu pun membaik. Tubuh dan pakaian yang bersih, disertai surai hitamnya yang terikat kuda. Ya, hanya diikat. Dia sama sekali tidak mau memotong salah satu anggota tubuh itu. Felix sudah memaksa si vampir, tapi selalu diabaikan. Untung saja zaman sekarang sedang trennya pria berambut panjang. Felix mengajarinya dengan baik, meski berbagai omelan terlontar. Untung saja Changbin menurut.

"Plis deh bin, makan tu duduk di bangku napa. Jangan di bawah! Tau diri coba! Lu baru ganti baju tadi pagi goblok!"

Yang dikatakan Felix adalah kenyataan. Changbin tidak duduk di bangku, justru ditanah tanpa beralaskan apapun. Ia sama sekali tak bergeming mendengar ucapan Felix. Pikirannya hanya terfokus pada daging.

Soal baju, Felix juga membeli baju2 baru untuk Changbin. Kenapa tidak pakai miliknya saja? Kan numpuk banyak tuh dilemari. Itu tidak akan cukup di tubuh kekar si vampir. Mungkin bisa langsung sobek saking besar tubuhnya.

Melihat Changbin makan dengan porsi tak wajar, Felix benar2 ingin muntah rasanya. Meskipun dirinya juga suka makan banyak, ia juga akan mual melihat makhluk yang makannya berkisar 30 porsi. Mungkin hampir setara dengan 1 ekor sapi. Terlebih tak sengaja ia mengingat kejadian Changbin memakan 10 ekor tikus, yang lewat di depan rumah Felix dulu.

Bisa kalian bayangkan sendiri, bagaimana jika kalian menjadi Felix.

"Udah belom makannya?! Gua mau kemarkas nih..." Ucap Felix misuh2.

Tak ada balasan beberapa saat.

"Darah." Ujar Changbin ditengah makan, sembari mengusap mulut dengan punggung tangannya.

"Wait, what? Darah? Maksud?"

"Aku haus."

Ekor mata Changbin melirik Felix yang duduk tidak jauh darinya. Bulu kuduk Felix bergidik ngeri.

"M-maksudnya, l-lu mau darah gua? Minum aer kan juga bisa bambank."

Kaki Changbin bergerak menegak dan mendekati Vraisangnya.

"Tung-tunggu! Plis, jangan sekarang kalo mau darah!! Gua belom siap njir!" Reflek Felix bangkit menjauh.

"Sudah kuberi tahu peraturannya."

"Iya tau, cuma diri ini belom siap, bin." Jawab Felix sedikit mendrama.

"Kau sudah menyepakatinya." Balas si vampir semakin dekat.

"K-kan gua bilang belum, berarti gak harus sekarang dong?"

"Aku benci pengkhianat."

"T-tapi bin, gua belom mau mati asli! Dan—"

You're My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang