12

265 39 1
                                    


"Lix? Felix! Bangun woy!"

Pelupuk mata masih tertutup rapat, ingin membukanya. Tapi terasa sangat sulit.

"Felix! Lu kenapa?! Jawab gua!"

Seseorang tengah memanggilnya berkali2, dan terdengar sangat khawatir. Tubuhnya  digoyang2 cukup kencang. Salah satu tangannya digenggam erat oleh orang itu. Apa dia sudah mati?

"Bangun dong lix..."

"Felix!!! Jangan tinggalin gua lix!!! Gua masih mau punya temen burik kek lu!!!"

"Felix Bang... plis bangun..."

"Apa gua harus manggil Ryujin biar lu bangun hah..."

Tampaknya tak hanya satu orang yang ia dengar, mereka semua terdengar sama2 khawatir. Mengharapkan dirinya bangun dari tidur, mungkin.

Hingga akhirnya, perlahan ia bisa membuka matanya. Berusaha mengurangi cahaya yang masuk. Buram, itulah yang pertama ia lihat. Ditambah pening bukan main. Namun sedikit terlihat bayangan orang2 yang mengkhawatirkannya itu.

Ternyata ia belum mati.

"Felix! Lix! Lu sadarkan?! Ayo bangun!"

Suara disekelilingnya semakin jelas dari sebelumnya, berisik. Lebih tepatnya, heboh.

"Hng..."

"Akhirnya ya gusti... makasih banget udah bangunin sahabat burik gua..." Ucap seseorang, sangat senang ketika dirinya siuman.

"Lix? Lu denger gua kan? Kalo denger ngangguk 2 kali."

Sesuai perintah, ia mengangguk 2 kali. Yang berarti ia mendengar jelas ucapan lawannya.
Tak lama, kedua pipinya ditelengkup tangan seseorang. Mengarahkan wajahnya kearah si empu.

"Lix, bilang gua siapa, kalo lu bisa liat gua."

"B-bang... Ch-chris..."

"Hah... akhirnya... lu kenapa sih lix? Ada apa tadi malem?"

Ialah Chris, yang sedang berbicara sekarang. Dan dihadapannya adalah adiknya yang terbaring lemah diatas ranjang kamar. Tenang saja, itu bukan rumah sakit. Karena kalau rumah sakit, dirinya akan diintrogasi perihal tragedi semalam. Chris memang anak yang cerdik.

Ingat? Felix digigit oleh vampir kemarin malam.

Pagi tadi, Chris berniat membangunkan Felix untuk berangkat sekolah. Namun tak kunjung bangun hingga jam 07.15. Ia periksa kamar sang adik, ternyata terkunci. Didobrak pintu olehnya, terlihatlah tubuh Felix berposisi tidak karuan, dengan piyama terbuka setengah, kulit putihnya yang sangat pucat dan beberapa gigitan di area leher dan pundak. Meski tidak terlalu banyak, tapi beberapa luka ada yang belum mengering. Sehingga darahnya mengalir ke sprai kasur. Yang berarti ia belum lama digigit.

Chris ingin memanggil ambulans awalnya, tapi ia urungkan itu. Ia tahu sangat, bekas luka dileher Felix karena apa. Siapa pun pasti bisa menebaknya, luka berwujud 2 titik. Ia juga tidak mau berurusan dengan polisi ataupun pemerintah, karena adiknya selalu dibuntuti vampir. Sekarang ia digigit? Ingin sekali Chris membunuh vampir yang nyaris membunuh keluarga satu2nya itu.

Garis bawah, Chris tidak tahu kalau Changbin tinggal diloteng kamar adiknya.

Akhirnya ia membenarkan tubuh sang adik, dan mengobati luka2nya. Lalu, orang lain itu?

Siapa lagi kalau bukan Hyunjin dan Jisung, sahabat sejati Felix. Bagaimana mereka bisa disana?

Mereka menghubungi Chris, menanyakan keberadaan Felix karena tidak masuk sekolah. Karena sang kakak tidak bisa berbohong, ia mengatakan yang terjadi. Sekerjap, mereka bolos perlajaran dan pergi ke kediaman si kakak beradik. Chris sudah melarang mereka bolos, tapi yang namanya Jisung terlebih Hyunjin, sifat keras kepala melekat diraga. Jadilah kehadiran kedua insan itu dikamar Felix. Membuat suasana sedikit lebih heboh.

You're My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang