17

234 31 4
                                    



"Woy, Felix! Jangan ngelamun blo'on!"

Yang dipanggil tetap memandang kosong sarapannya, tenggelam dalam lamunan. Makanan dihadapannya belum tersentuh sama sekali, entah ia masih punya nafsu atau tidak. Sosok diseberang mejanya masih terus memanggil, tetap tidak digubris.

"Heh, bolot! Lu denger kagak sih?! Makan itu nasi, jangan dianggurin!"

Felix bergeming, iris matanya juga terlihat tidak bergerak seolah ia adalah mayat yang duduk tegak. Sampai sebuah tangan mendarat dipundaknya. "Hei, kau kenapa?" Katakan saja ia vampir bermata violet.

Felix sedikit tersentak. "Hah? Ng-nggak, gak papa."

"Itu makan nasinya budeg!" perintah orang diseberang meja, ia biasa dipanggil 'bang'.

"AAA!!! GUA GILAAAA!!!!!!"

Tiba2 Felix berteriak, membuat 2 sejoli lain terkejut sangat. Chris sendiri nyaris menyemburkan susu yang ia minum. "Argh!!! Gua gila gua gila gua gila!!!!!!!" Pemuda 17-an itu menggusak rambut kasar. Seungmin yang disamping hanya bisa membeku, ngeri bercampur takut.

"Sue, dia ngapa sih?" ujar Chris pelan.

"Agh!!! Gila deh gue!!! Aaaa!!!!" Felix mendaratkan kepala kemeja makan.

"Ng... apa dia sedang stress, atau... memang mengakui kalau dirinya gila?" celetuk Seungmin. "Maybe yang kedua," balas Chris.

"Songeng lu bang! Gua gak gila!" Tampaknya Felix mendengar perkataan kakaknya. "Heh, otak lu dibokong ya?! Daritadi lu ngomong 'gua gila gua gila' gimana orang gak mikir lu beneran gila?!"

"Gua gak gila! Gua tu lagi bingung!"

"Bingung apaan sih?!"

"Gua stress bang!!!" Chris memijat pangkal hidungnya, ia tahu sangat jika adiknya seperti ini pasti ada yang tidak beres dengannya. Namun Chris sedang malas mengurusi insan satu itu.

"Kau bergadang semalam?" Kini Seungmin yang bertanya. "Bergadang? Nggak."

"Kau tidur jam berapa?"

"Jam 1." Bagi Felix, pukul segitu belum ada apa2nya. Artinya tidak bermakna bergadang bagi Felix. Baginya, bergadang dapat mempengaruhi otak ketika pagi datang. Seungmin menghela nafas berat. Ia sudah menduga karakter Felix seperti itu.

"Argh!!! Tau ah! Gua capek! Intinya gua begini gegara tu vampir boncel!" Lagi2 Felix menggerang. "Dah! Gua mau berangkat!" Ia bangkit dari kursi mengabaikan sarapannya.

"Itu makan nasinya napa! Capek2 gua bikin! Ntar ngantuk di kel—"

"Gua gak bilang mau ke sekolah."

"Anjir." Omongan Felix membuat Chris menyumpah serapahi adiknya sendiri dalam hati. Berbagai cara Chris coba untuk menanggulangi kebiasaan Felix yang suka bolos dan berbagai kegiatan negatifnya, tapi tetap saja begitu. Tenang saja, dia tidak pernah melakukan sesuatu yang berbau narkoba. Sudah pasti Chris akan membunuhnya kalau itu sungguh terjadi.

Felix merampas kunci motor dan helm yang tergantung disamping tangga, bersamaan dengan seseorang datang menuruni tangga. "Gua pamit!" 'Blam!' Felix pun menghilang dari pandangan semua penghuni rumah. "Hadeuh... minta banget disleding tu bocah," keluh Chris kembali melanjutkan kunyahan.

"Jeong, kau sudah memeriksa keadaan Changbin?" tanya Seungmin pada wujud yang bergabung dimeja makan. "Iya sudah, tenang saja." Dia Jeongin, ia baru saja datang dari lantai atas, memeriksa kondisi pasien kesayangan.

"Bagaimana keadaannya? Dia sudah siuman?"

"Mm... membaik. Tapi sepertinya ia masih tidur."

"Kok sepertinya? Dia kenapa?" timpal Chris.

You're My BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang