16

233 6 0
                                    

Banyak nih dari kalian yang bilang, ih kisah kalian berdua tu kaya wattpad banget sih, kok mulus mulus aja, gimana cara buat tetep semulus itu?

Ada yang bilang menikah itu sama dengan kamu mencari masalah, karna bakal ada terus namanya masalah. Oke bisa aku terima tapi ga 100 persen loh ya, karna buat aku itu perjalanan hidup kita itu berjalan sesuai dengan pola pikir kita, jadi jika sudah teracuni kalimat seperti itu yang ada di otak bawah sadar kita hanya menikah masalah menikah masalah menikah masalah, padahal ga serumit itu ga sebesar itu masalahnya asal kita saling faham agama. Islam telah mengajarkan banyak hal tentang tatanan kehidupan dengan serapi mungkin, mangkanya kalau kita berjalan sesuai dengan aturan islam, semua akan indah, masalah pun akan teratasi. Harus legowo.. Itu kuncinya, kembalikan semua kepada Allah.

Dalam rumah tangga ga jauh jauh dari yang namanya cek cok, tapi semua tergantung kepada kita, kepada bagaimana kita saling menyikapinya, ada kalanya kita marah, ada kalanya kita sabar.

Kita berdua pernah saling marah, kita berdua pernah saling diem, dan kita pernah saling kesal namun kita berdua tak pernah saling malu mengakui kesalahan, tak pernah memperlama masalah, karena kami saling tau bahwa kami saling membutuhkan.

Hari kamis adalah hari dimana suamiku bertugas menjaga kantor di pondok pesantren. Penjagaan dimulai sejak jam tiga pagi sampai jam sembilan malam. Seperti biasa jam setengah tiga alarm hp kami saling beradu bunyi, sangat semangat membuat kami berdua bangun, bahkan kadang tanpa sadar tanganku mematikan alarm yang tidak berdosa itu. Setannya aktip ya bun!

Kami berdua terbangun, duduk sambil saling menyadarkan diri masing masing, bahkan denganku yang masih berusaha susah payah mengumpulkan nyawa yang entah safar kemana mana, menyeimbangkan tubuh yang sedikit demi sedikit rubuh.

" sana buat nasgor apa buat telur buat saur " ujar suamiku dengan mata yang masih terpejam.

Kedua bola mataku otomatis terbuka melirik kearahnya, sejak semalam memang aku sudah berniat untuk puasa, karena hutang puasaku lumayan banyak.

" terus mas ngapain? " protesku dengan cemberut, kukira dia akan menemaniku memasak, atau apalah yang jelas aku sangat malas bangun tidur ditengah kedinginan harus berpetualang didapur dengan seabrek barang, belum lagi menahan rasa takut karna berada ditengah malam.

" ya disini lah.." matanya masih terpejam namun duduk bersila sembari menutup kakinya dengan badcover.

" ga ah.. Males masa ga di temenin, kemarin kan bilang mau puasa bareng!" pagi pagi buta setannya udah semangat ngomporin ya bun!

" ya kan tak temenin saur "

" ya masa jam segini masak sih... Nantian aja jam setengah empat"

" bukan gitu mas jam tiga harus kepondok mulai bangunin santri "

Ingin rasanya kumembuka kedua kelopak matanya dan berkata.. Now you see me, kita sama sama ngantuk oke!

" yamasa ade masak ndiri mas tidur.."

" ya kan kamu yang utang puasa, mending mending tak temenin saur "

" makan make nasi sama krupuk kerang balado aja lah, ga mau masak, ga ditemenin og"

" yaudah sana, nek gitu cepet sana wudhu, terus sholat bareng"

" mas ngapain?"

" merem bentar, nek uda bangunin"

" enak bgt si, ga mau ah.. Wudhu bareng pokonya"

" iya iya.. Kamu tu penakut bgt, makanya kalau takut ga usah liat liat yang mengandung unsur horor tau ga"

Dalam Satu AamiinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang