✨✨✨
Laura berhenti melangkah dan menoleh saat mendengar keributan dari lantai bawa. Ia yang ingin pergi mengambil minum langsung berhenti.
"Kita harus gimana lagi? Ini udah direncanain," tanya Risa hampir putus asa.
"Kita gak bisa ngapa-ngapain lagi. Ini udah disusun dari awal. Rasa ini juga baru muncul sekarang. Kita gak bisa ngerubah lagi. Kita hanya bisa pasrah," jawab Rehan. Ia sudah mencintai Risa, namun seperti mereka harus berpisah.
Apa maksudnya ini? batin Laura. Ia memilih berbalik dan tidak jadi mengambil minuman lagi. Namun, cewek itu berhenti tanpa menoleh saat mendengar sesuatu.
"Saat Laura berumur 17 tahun semuanya akan berakhir, Rehan. Aku harap ada keajaiban."
Laura cepat-cepat kembali ke kamar. Ia tidak mengerti. Apa maksudnya? Kenapa dengan 17 tahun? Ia akan berusia 17 beberapa bulan kedepan. Maka itu bukan waktu yang lama.
Saat tiba di kamar Laura langsung mengambil bonekanya untuk dipeluk. Setelah berdoa, ia menutup mata dan mulai tidur. Tak memperdulikan beberapa pertanyaan yang masih membuatnya penasaran.
✨✨✨
"Aku berangkat!" pamit Laura sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Setelah itu ia langsung mengambil motor dan bergegas pergi ke sekolah.
Laura bersenandung ria sambil menatap jalanan. Ia terkejut ketika motor besar melaju kencang di sampingnya membuatnya hampir oleng. Cewek itu hampir saja mengumpat, namun ia tahan, takut dosa. Tapi tunggu-tunggu itu seperti motornya Devano. Laura memincingkan matanya dan ya, ternyata benar. Itu motor Devano.
Laura mengikuti motor Devano dari belakang. Ikut memakirkan motor ketika sampai tapi agak jauh dari Devano. Ia tidak mau dituduh cari perhatian oleh kakaknya atau cabe-cabean yang menyukai Devano.
Laura berjalan kemudian sengaja menyengol Devano yang sedang merapikan rambut. Cowok itu kemudian menahan Laura yang ingin lanjut berjalan.
"E-eh?" kaget Laura. Devano menatap Laura sebentar. Kemudian berkata,
"Gue mau minta maaf soal kemarin."Lia mendengus. "Gak, gue gak maafin," cetus Lia sambil melipat tangan dibawa dada.
"Terus gue harus apa?"
"Traktir gue malam ini jam 7 malam. Traktir sepuas gue," tantang Laura.
Cowok itu melengos panjang. Kemudian menghela napas untuk mengatur emosi. Baru kali ini ia dibuat seperti ini oleh cewek. Namun, kali ini ia harus mengalah untuk menyelesaikan masalah tak seberapa ini. Ia tidak mau berurusan dengan cewek lagi. Sudah cukup dulu ia disakiti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devaul • completed
Ficção AdolescenteLaura memang kuat. Tapi, bukankah manusia juga memiliki sisi lemah? Begitu juga dengan Laura. Walaupun cewek itu selalu bilang jika dia baik-baik saja dan selalu menutupi semua lukanya dengan senyuman, orang-orang tidak bodoh untuk tidak tau jika ce...