🐝 Devaul • 10

1.1K 110 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Malamnya dia nangis, lalu paginya dia tersenyum lebar dan bilang pada dunia bahwa dia sedang baik-baik saja."

-princessmozes

✨✨✨

Seorang cowok bertubuh tinggi dengan pakaian serba hitam itu berjalan pelan-pelan sambil melihat kanan dan kirinya. Cowok itu kemudian mengambil batu yang sudah ia siapkan lalu melemparnya pada kaca kamar Laura.

PRANGGG!!!

Laura terbangun karna kaget kemudian melihat ke sumber suara. Matanya membulat kaget. Cewek itu kemudian mengintip ke bawah lewat kaca itu.

"Gak ada siapa-siapa." gumam Laura bingung. Ini sudah jam 2 pagi, dan Laura mulai ketakutan. Laura lalu memunggut batu yang dibungkus dengan kertas. Tulisan itu ditulis menggunakan tinta merah dan ada bercak darah disekitarnya.

Mati! Lo gak pantas buat bahagia! Gue benci lo, Laura! Lo hidup buat nyusahin orang doang! MATI MATI MATI!

Laura menjatuhkan kertas itu lalu naik ke atas kasur dan menutup seluruh tubuhnya.

Laura tremor....

✨✨✨


Katya memperhatikan Laura yang tampak pucat. Laura seperti tak bersemangat hari ini. Cewek itu juga hanya diam jika diajak bicara. Katya memperhatikan Mey. Apa cewek itu marah dengan dirinya?

Katya mencolek bahu Mey dari belakang, tapi cewek itu hanya diam. "Mey, sttt," bisik Katya sambil sesekali mencuri perhatian ke guru yang sedang mengajar.

"Lo marah sama gue?" tanya Katya. Mey masih diam, berbuat seolah-olah tidak ada Katya. Katya menghela napas pelan. Sebaiknya saat jam istirahat saja baru ia bicarakan baik-baik.

Jam terasa berjalan dengan lambat. Ketiga sahabat itu hanya diam hari ini, tanpa ada yang membuka suara lagi. Hening. Entah mengapa... Katya merasa mereka 'jauh'. Akhirnya bel istirahat berbunyi.

Katya memasukkan bukunya ke dalam laci lalu menghampiri meja kedua sahabatnya. Katya kemudian bertanya, "Ke kantin bareng?"

Mey dan Laura saling pandang. Mey mengahlikan pandangannya, tak mau lama-lama bertatapan dengan Laura. Sehabis beres-beres, Mey berdiri dan ingin berjalan keluar, tapi Katya menahan pergelangan tangannya.

"Mau kemana?" tanyanya. Laura diam melihat Mey yang seperti sedang menahan marah.

"Kalian pergi aja," balas Mey. Laura dan Katya menyernit bingung. Laura ingin mengenggam tangan Mey tangan cewek itu mundur membuat Laura menarik tangannya.

"Mey, lo kenapa?" tanya Laura lirih.

"Gue kenapa? Elo tuh yang kenapa!" seru Mey jadi emosi. Anak-anak kelas yang masih di kelas menjadikan mereka tontonan.

Devaul • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang