🐝 Devaul • 13

980 115 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Laura sampai. Cewek itu berusaha mengendalikan dirinya, dadanya bergemuruh, takut melanda dirinya. Laura berkali-kali berdoa, berharap apa yang menimpanya ini tidak berat.

"Semoga gue kuat." gumam Laura lalu melangkah masuk.

"Nah, pembawa sial udah dateng,"

"Mah!" tegur Rehan kepada Selin yang sudah memutar bola matanya.

Laura tersentak dengan sebutan itu. Tapi tak lama, seulas senyum muncul di bibirnya. Cewek itu membuka sepatunya lalu pergi menyusul ke dalam. Di rumah Oma Carrisa harus begitu. Tidak boleh memakai sepatu atau sendal ke dalam, terkecuali sedang ada acara.

"Sini duduk dulu, Lau." Carrisa tersenyum hangat. Di samping wanita itu ada Risa yang sedang menunduk dalam.

Laura mengangguk dengan senyum kecil. Cewek itu duduk di sofa single.

"Jadi, kita gauusah lama-lama lagi ngebahasnya. Kita langsung keinti aja. Di sini Opa bakal ngejelasin semuanya." ucap Farhan panjang lebar.

Pria itu kemudian mulai menceritakan semuanya membuat perasaan Laura kacau.

"Ayah kamu dan Bunda kamu bakal cerai besok,"

Deg

Ucapan Selin bagaikan petir di siang bolong bagi Laura. Cewek itu meremas kuat tangannya yang sudah mendingin.

"Dan semua itu karna kamu." sambung Selin dengan senyum sinis.

Rehan mengusap wajahnya kasar, ingin membantah tapi itulah kenyataannya. Mereka mempertahankan Laura dengan syarat akan bercerai saat Laura berumur 17 tahun.

"K-karna Lau?" beo Laura.

"Ya, itu karna kamu. Kamu emang pembawa sial, Laura." balas Selin.

"Kamu tau? Saya sebenernya enek liat wajah sok polos kamu itu. Kenapa kamu gak mati aja, Lau?" tanya Selin menggebu-gebu.

"Ma, Stop!" tegur Risa yang tak diindahkan oleh Selin.

Dada Laura mencelos begitu saja. Cewek itu menunduk dalam, mengigit bibir dalamnya, berharap ia tidak menangis.

Laura sudah berjanji agar dirinya kuat, bukan?

"Oma tenang aja. Lau dikit lagi bakal pergi kok." ujar Laura yang disusul dengan sebuah senyuman manis.

"Kenapa Oma ngebenci Laura?" tanya Laura, sambil menatap Selin lekat.

"KARNA SAYA TIDAK SUKA PEMBAWA SIAL ADA DI KELUARGA SAYA! KAMU ITU PEMBAWA SIAL! KALO GAK ADA KAMU PASTI LENA, RISA, DAN REHAN AKAN BAHAGIA!"

"OMA STOP!" pekik Lena dengan nafas yang memburu. Dada cewek itu naik turun, matanya terasa panas. Cairan bening itu siap meluncur, tapi cewek itu tahan.

Devaul • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang