🐝 Devaul • 14

1.1K 113 23
                                    



Di sinilah Laura sekarang. Di sebuah kos-kosan kecil. Laura benar-benar menepati ucapannya untuk pindah. Laura ... tidak ingin menjadi penghalang kebahagian orang lain.

Laura sadar jika umurnya hanya sebentar. Maka dari itu, ia ingin berbuat sesuatu baik. Supaya ketika ia tidak ada, ia bisa masuk ke surga. Ke tempat buyutnya berada.

Laura ... merindukan semuanya. Merindukan Mey, Lena yang dulu, Oma Selin yang dulunya baik, dan kedua orang tuanya. Laura ingin memeluk mereka erat, dan bilang kalau dia menyayangi mereka.

"Hai."

Laura menoleh kaget. Cewek itu memegang dadanya yang berdetak cepat. Karin datang kepadanya, dan ini sudah tengah malam.

"Ngagetin aja, ih!" kesal Laura. Cewek itu sedang duduk bersila sambil melipat bajunya.

"Hari kamu berat?" tanya Karin.

"Hm, sedikit. Tapi masih ada yang lebih berat dari ini. Lau yakin itu."

"Hm, memang. Kamu cewek kuat," kekeh Karin. Laura tersenyum kecil dan mengangguk.

"Buyut tau? Dada Laura udah sesakkk banget dari tadi. Pengen nangis, tapi gak tau kenapa rasanya susah banget," ujar Laura, yang kini sudah menghadap Karin.

Karin masih muda. Apa mungkin dulunya ia meninggal saat masih muda?

"Hem, saya meninggal saat muda," ucap Karin.

Pupil Laura membulat. "Lho, kok?"

"Saya emang tau isi hati seseorang, Laura," dengus Karin. Maniknya mengarah pada kaki Laura. Karin menggeleng pelan melihat kaki Laura yang terluka. "Gak kamu obatin?"

Laura menggeleng pelan. "Gak ada obat," jawabnya jujur.

Karin terdiam, dan menatap Laura lama. Wajah Laura ... sangat persis dengan dirinya. Apa itu yang menyebabkan apa yang terjadi padanya terjadi juga pada Laura?

Ingin sekali Karin memeluk Laura erat dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi, ia hanya roh. Ia tidak bisa memeluk, atau menyentuh manusia.

"Laura capek," gumam Laura, kemudian menguap.

"Yaudah, kamu tidur aja."

Laura mengangguk, di tangan cewek itu ada bingkai yang ia ambil di kamarnya tadi. Bingkai yang isinya foto keluar kecil mereka. Laura mulai memejamkan matanya, ia harus istirahat. Untuk hari esok ... yang mungkin akan lebih berat.

Karin memandang sendu Laura yang sudah terlelap. "Kamu harus kuat, Lau. Karna hari-hari selanjutnya, akan lebih berat dari hari ini." Karin tersenyum pedih.

Laura masih terlalu mudah untuk semua ini. Hari ini cewek itu berulang tahun ke 17 tahun. Seharusnya ia sedang bahagia sekarang, namun, takdir berkata lain.

Ia harus mengalami hari berat. Ayah dan Bundanya bercerai, untuk mempertahakan dirinya. Tapi Laura tidak mau kedua orang tuanya bercerai. Lebih baik ia pergi agar mereka tidak bercerai.

Bunda Risa sangat mencintai Ayah Rehan, dan Laura tau itu. Ia tidak mau menjadi penghalang kebahagia orang lain!

✨✨✨

Sore, sepulang sekolah ....

"Dev, awas di belakang!" seru Iqbal, yang baru saja menumbangkan salah satu anggota musuhnya.

Devano dengan cepat menoleh ke belakang tubuhnya, ada seorang cowok dengan pisau di tangannya. Devano berputar lalu melompat, dan menendang kepala cowok itu membuat cowok itu jatuh dengan keras ke tanah.

Devaul • completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang