Chapter 01 : Botak

1K 58 9
                                    

Jongin dan Sehun merupakan kembar tak identik, anak bungsu dari pasangan Kim yang sebenarnya tak lagi muda. Jika kalian berpikir kisah mereka akan berakhir dengan salah satu anak yang tersisihkan, maka kalian salah besar. Karena Aiden dan Tiffany sangat mencintai kedua anak kembarnya sama rata, begitu pula pada si sulung Suho yang sudah berada di tingkat akhir sekolah menengah. Keluarga mereka begitu harmonis meski Jongin memiliki sedikit kekurangan, anak itu mengalami disleksia. Beruntung keluarga Kim mengetahui hal itu lebih cepat, mereka jadi bisa melakukan upaya terbaik agar anaknya tidak merasakan ketertinggalan.

Pagi ini, Suho bertugas untuk menyuapi Sehun yang baru berusia dua setengah tahun, sementara Jongin berada di kursi tinggi lainnya dan disuapi oleh Tiffany. Sehun memakan nasi dan sayurnya dengan lahap sembari berceloteh riang, sedangkan Jongin terus menerus menolak dan berteriak kesal. Jika Sehun sudah mulai bisa berbicara sedikit demi sedikit, maka Jongin adalah kebalikannya. Bayi yang lahir lima menit sebelum Sehun itu masih kesulitan bahkan untuk menyebut Mama dan Papa.

"Jongin mau apa?" Tiffany menyimpan peralatan makan Jongin dan mengajak Jongin berbicara, "lihat Sehun saja makan banyak. Ayo makan dulu kita kan mau ke dokter, Sayang."

"Nda, daa ddaaaa!" Jongin terus merengek dalam kursi tingginya membuat Tiffany kebingungan, sementara Suho tersenyum gemas. Mengerti jika sang adik ingin disuapi olehnya.

"Jongin ingin disuapi Kakak, hm?" Suho memberikan mangkuk Sehun yang tinggal setengahnya pada Tiffany lalu mengambil mangkuk milik Jongin yang masih penuh. "Sini, Kakak suapi tapi harus habis, ya?"

Benar saja, saat sendok kecil itu dipegang Suho, Jongin langsung bersemangat dan membuka mulutnya dengan mudah. "Dasar manja, nanti kalau Kakak tidak ada jangan sampai menolak makan seperti ini, mengerti?" Suho tersenyum lebar dan menyuapi Jongin dengan hati-hati. Jongin membuka mulutnya lebar dan memakan makanannya begitu lahap.

"Mama iri sama kamu, Kak. Sehun dan Jongin lebih dekat denganmu daripada sama Mama."

Suho tertawa saat ibunya terlihat kesal karena memang kedua adiknya itu sangat dekat dengannya. Jongin dan Sehun juga akan memilih tidur bersama Suho dibanding Aiden dan Tiffany setiap malam. "Itu karena Mama sibuk sekali, terus saja bekerja padahal anak masih kecil."

"Mama, kan, tidak setiap hari di butik," sanggah Tiffany, "lagipula, kan, sayang kalau Mama langsung melepas butik, nanti kalau sudah menemukan asisten yang Mama percaya baru berhenti."

"Iya nanti, kalau si kembar sudah sekolah." Suho menyindir kebiasaan ibunya yang tanpa sadar selalu ingkar janji. Tiffany memang gila kerja semenjak Aiden memberikan modal untuk membuka butik di pusat Gangnam dan semakin gila karena usahanya sangat maju.

"Tidak, kali ini Mama akan menepati janji. Kau tahu bibi Jessica? Sepertinya Mama akan mempercayakan butik padanya."

"Ddaa da dadaaaa." Jongin menjulurkan tangannya sejauh yang ia bisa untuk menarik rambut Sehun yang sangat lebat. Ia bosan melihat ibu dan kakaknya malah sibuk berdebat sementara dia dan Sehun diabaikan dan dibiarkan kelaparan. "Daaa!!!"

"Ngin ...." Sehun merengek karena kepalanya ikut terbawa saat Jongin menarik rambutnya, meminta Jongin untuk melepas jambakan brutal itu. "No no no! ut Hun no!"

"Da daa daaa ...." Jongin tak melepaskan tarikannya pada rambut Jongin, ia terlanjur kesal karena semua orang mengabaikannya.

"NO! Hiks ... Hun no no!" Sehun menjerit dan menangis karena Jongin menyebutnya nakal dan tidak mau melepas tarikan di rambutnya. Mendengar itu, Tiffany dan Suho menghentikan pembicaraan dan sibuk melepaskan tangan Jongin yang menggenggam erat rambut Sehun.

"Sayang lepas, ya, kasihan Sehun nanti botak." Sehun menangis kencang saat mendengar kata botak yang diucapkan Tiffany. Apa nanti dia akan seperti para artis yang terpaksa botak karena sedang wajib militer? Oh tidak, ini masalah besar!

Twins!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang