Hari minggu pagi ini disibukkan dengan persiapan pesta ulang tahun Suho yang ke lima belas. Tiffany dan Sehun bertugas membuat kue ulang tahun yang sebenarnya sudah dibeli dan tinggal diberi sedikit hiasan. Beberapa asisten membantu menghias ruang keluarga dengan beberapa balon dan memindahkan sofa yang ada ke ruangan lain.
Sehun yang bosan mulai mengambil salah satu balon dan mendudukinya pelan. Meski hampir terjatuh, sehun tetap tak menyerah dan terus mencoba untuk duduk di atas balon itu. Tiffany yang melihat itu segera menarik tubuh Sehun menjauh, membuat Sehun berteriak kesal karena diganggu.
"Balonnya bisa meledak jika Sehun duduk di atasnya," ucap Tiffany menjelaskan.
"No, Mama! Jangan ganggu Hun!" Sehun berusaha melepaskan diri dari ibunya dan berlari membawa sebuah balon ke sudut ruangan. Mama selalu mengganggu kesenangan Sehun, dasar menyebalkan.
Tiffany hanya bisa menghela napas pasrah saat melihat Sehun tertawa kencang karena berhasil memecahkan balon yang diduduki. Selanjutnya anak yang akan berusia empat tahun itu kembali mengambil beberapa balon yang baru saja ditiup untuk dipecahkan.
"Jangan tiup lagi, sepertinya Sehun akan memecahkan semua balon," ucapnya pada beberapa pelayan yang masih meniup balon menggunakan alat.
Melihat itu, Sehun menghampiri para pelayan dan menatap tajam mereka. Tiffany juga tak luput dari tatapan tajam yang menggemaskan. "Tiup lagi, Ma! Hun mau duduk di balon."
"Sehun memecahkan balon, bukan duduk di atas balon." Tiffany menarik tubuh Sehun dan membawanya pergi menjauh. Bisa habis balon untuk dekorasi jika membiarkan anak itu.
"No, Ma! Hun main balon!" Sehun meronta dalam gendongan. Kenapa orang dewasa selalu mengganggu kesenangan anak kecil. "Main balon, Ma!"
"Tidak ada balon untuk sekarang! Sehun boleh bermain dengan balon setelah Kak Suho pulang dan meniup lilin ulang tahun." Tiffany berusaha keras agar Sehun tetap aman dalam gendongannya. Meskipun anak itu jauh lebih tenang dari Jongin, Sehun akan jauh lebih rewel jika kesenangannya terganggu seperti sekarang.
"No, Hun mau main, Mama!" Sehun menjerit kesal karena tubuhnya dibawa semakin menjauh. Ibunya ini sudah melarang Sehun ikut dengan Jongin dan sekarang juga melarang Sehun bermain balon. "Mama nakal!"
"Sehun boleh main, tapi jangan merusak balon," ucap Tiffany mendudukkan Sehun di kursi tingginya. Sudah jam makan siang, lebih baik menutup mulut Sehun dengan makanan daripada membalas semua ucapannya. "Sekarang makan dulu, setelah itu kita kembali menghias ruangan dan menunggu Kak Suho pulang."
Sehun menggelengkan kepala dan melipat kedua tangannya di depan dada, marah pada Tiffany yang tidak mengerti keinginannya. Dia tidak lapar, hanya ingin bermain untuk menghilangkan rasa bosan.
"Mama punya ide cemerlang untuk menjahili Papa, Sehun mau dengar?" bukan Tiffany namanya jika tidak bisa mengalihkan perhatian Sehun. Meskipun sang suami harus menjadi korban, tapi demi membuat Sehun berhenti merajuk semua akan dilakukan.
"Papa?" tanya Sehun penasaran. Tangannya yang tadi dilipat kini sudah ia turunkan. "Ide apa, Ma?"
"Mama akan jelaskan setelah Sehun makan, bagaimana?"
Sehun memasang pose berpikir cukup lama, membuat mama berusaha menahan diri untuk tidak mengecup kedua pipi putihnya. Karena demi celana dalam bergambar ikan mirip Aiden, Sehun sangat menggemaskan saat ini.
"Oke, Hun makan dulu." Tiffany tersenyum menang setelah Sehun menerima tawarannya. Memang lebih mudah mengatur Sehun dibanding Jongin yang bebal. "Cepat, Ma, Hun lapar!"
"Iya, Mama ambilkan dulu makanannya."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins!
FanfictionSeason 1 : daily life todlers Jongin and Sehun Season 2 : daily life highschooler Jongin and Sehun