Sehun dan Jongin tidur dengan saling memeluk setelah insiden perkelahian brutal dan tangisan hebat sepanjang sore. Aiden dan Tiffany juga ada di samping kiri dan kanan, ikut memeluk tubuh si kembar yang terlelap.
"Mama membeli banyak sekali buku, bahkan ada balok angka dan huruf. Padahal Jongin dan Sehun belum tiga tahun. Kenapa tidak menunggu sedikit lebih lama?" Aiden bertanya pelan, sebenarnya ia tak setuju dengan keputusan istrinya untuk mengajarkan si kembar membaca sejak dini. "Jongin dan Sehun masih kecil, lebih baik mengembangkan motorik mereka terlebih dahulu."
"Pa, Mama hanya ingin yang terbaik untuk mereka." Tiffany memeluk Jongin semakin erat. "Mama sedih setiap melihat Jongin belum bisa memanggil kita dengan benar sementara Sehun sudah dapat berbicara banyak kosa kata. Papa lihat tadi? Mama tahu kalau Jongin merasa iri pada Sehun yang dipuji karena mengucapkan kata baru."
"Papa mengerti, tapi jangan sampai Mama memaksa Jongin untuk belajar berlebihan. Pelan-pelan saja, Ma, Papa yakin Jongin bisa mengejar Sehun." Aiden sedikit khawatir sebenarnya, mengingat betapa ambisiusnya sang istri jika sudah menginginkan sesuatu. Suho saja sudah menjadi salah satu hasil dari ambisi istrinya, memberinya jadwal belajar sejak dini dan juga les tambahan setiap hari. Beruntung Suho anak yang cerdas dan menyukai semua kegiatannya, tapi belum tentu kedua anaknya akan mengikuti jejak sang kakak.
"Tenang saja, Mama sudah memikirkan semuanya dengan matang dan memastikan Jongin bisa mengikuti pelajaran dengan semangat."
.
.
.
Hari minggu adalah waktunya membaca buku cerita baru yang kemarin dibeli Suho untuk kedua adiknya. Semua yang diperlukan sudah siap, Jongin dan Sehun juga sudah duduk tenang di sofa dengan botol susu di mulut mereka. Tapi keduanya dibuat bosan menunggu persiapan yang Suho katakan sebelum kembali menghilang ke salah satu pintu kamar.
"Sehun, susu punyaku habis." Jongin melempar botol susu miliknya ke sembarang arah. Menatap Sehun dan berharap adiknya itu mau berbagi dengannya karena dia masih belum puas dengan satu botol susu. "Aku minta punyamu, Hun."
"Tidak perlu memasang wajah seperti itu, ini habiskan lagipula aku sudah kenyang." Sehun melepas botol susu dari mulutnya dan memberikan pada Jongin. "Kamu pikir apa yang akan mereka lakukan?"
"Pasti hal bodoh, kita tunggu saja. Kadang Papa selalu menjadi yang paling bodoh tapi aku suka." Jongin meminum susu dari botol Sehun dengan cepat, setengah botol bisa ia habiskan dalam sekejap. Perutnya sudah semakin bulat karena asupan susu yang selalu melebihi jumlah yang seharusnya.
"Papa cepat, nanti mereka tidur sebelum mendengar cerita baru!" suara Suho cukup kencang untuk mampu didengar Sehun dan Jongin di luar.
"Tapi kenapa harus selalu Papa yang memakai kostum? Kamu ini durhaka sekali pada Papa." kali ini suara Aiden yang menggelegar, terdengar tidak suka menjurus pasrah jika di telinga Sehun.
"Sebentar saja, Mama juga sudah siap dikejar Papa. Ayolah, sebelum mereka tidur dan menolak mendengarkan cerita!"
"Ya sudah, mana sini biar Papa pakai."
Jongin dan Sehun sudah menunggu sangat lama hingga keduanya kini sudah sangat bosan dan mengantuk. Biasanya mereka hanya perlu waktu sebentar untuk memakai riasan aneh dan membacakan buku cerita dengan reka adegan. Tapi kali ini malah suara perdebatan Papa dan Suho yang terdengar.
"Tolong!" Tiffany tiba-tiba keluar dari kamar menggunakan sepatu hal tinggi dan rambut yang berantakan. Sehun dan Jongin terkejut mendengarnya, disusul seekor dinosaurus yang mengejar di belakang. "Sehun, Jongin, Mama dikejar dinosaurus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins!
ФанфикSeason 1 : daily life todlers Jongin and Sehun Season 2 : daily life highschooler Jongin and Sehun