part 15

308 45 20
                                    

Happy reading 💚

°°°°°

Kanaya dan Alaska berjalan berdampingan mengelilingi alun di malam hari

"E-ehh" Kanaya terkejut saat Alaska tiba - tiba menggenggam tangannya, ia menoleh pada Alaska yang ternyata cowok itu sedang memperhatikan ya juga

Alaska tersenyum "biar gak kepisah" ucapnya, membuat Kanaya mengalihkan pandangannya ke arah lain, Kanaya akui ia sangat lemah setelah lama menjomblo diperlakukan sedikit seperti ini saja membuat pipinya memanas

Alaska semakin mengeratkan tangannya dengan Kanaya

"Nay benerkan kata gue" ucap Alaska

"Apaan" tanya Kanaya

"yang gue bilang, pasti kita ketemu"

Sejenak Kanaya diam mengingat apa Alaska pernah ngomong begitu, setelah ingat dia menoleh ke arah Alaska lalu mengangguk

"Kejadian kan sekarang"

"Iye"

"Btw, ska tangannya dong lepasin" pinta Kanaya saat tangan mereka masih berpegangan satu sama lain

"Gak papa, nanti lu ilang di ambil om om"

"Dih yakali"

"Gue mau cilok, lu mau gak" Kanaya mengangguk sebagai jawaban

"Mang ciloknya 5ribu dua pedesnya sedeng aja"

"Oke kang" kata Mamang cilok

Gak lama buat cilok disajikan, cuman butuh tusuk - tusuk ciloknya dan masukin ke plastik habistu dikasih bumbu, setelah bayar Alaska ajak Kanaya buat duduk di kursi Deket pohon mangga

"Enak gak" tanya Alaska pas ngeliat Kanaya mulai makan ciloknya, lalu dibalas anggukan antusias oleh Kanaya

"Bangettt"

"Hahahaha, kalau kurang makan aja punya gue" tawar Alaska

"Gak usah, ini aja cukup"

Keduanya sibuk menghabiskan cilok nya, suasannya kembali canggung

Alaska berusaha mencari topik ngobrol bareng Kanaya

Tiba tiba hp Kanaya berdering, dilihatnya ternyata itu telepon dari deandra

"Nay, gue balik duluan sama Dinda dia tiba tiba sakit perut katanya jadi gue duluan sama dia"

"Lah terus gue gimana buset"

"Sorry nay, lu minta anter sama Aska atau Devan"

"Ish lu mah anjir"

" minta anter Aska aja, udah dulu ya ini Dinda kasian"

"Ck, yaudah ati ati"

Kanaya simpen balik hpnya di kantong

"Siapa?"

"Dean"

"Kenapa?"

"Kata dia, dia balik duluan dinda tiba tiba sakit perut lah sekarang gue bingung balik nanti gimana"

"Naya"

"Ha?"

"Lu anggep gue disini ape buset dah, ya gue bisa anterin lu sampe rumah"

"Ha?emang lu mau?"

"Ya mau lah make ditanya deui maneh teh, mau pulang ayena ?"

"Emmm, nanti aja deh keliling dulu lagi aja nyari kebab adek gue baru nanti balik"

Dear Alaska [END] [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang