part 33

283 45 6
                                    


Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen

Happy reading 💚



°°°°°

Pemakaman Alaska di isi Isak tangis banyak orang, vera sempat pingsan kembali saat melihat anaknya dimasukkan ke liang lahat, sekarang tersisa orang tua Alaska, Kanaya, devano, naziha, Dinda, dan juga deandra, setelah mendengar kabar alaska. Dinda maupun deandra kaget bukan main, buru - buru mereka menemui Kanaya untuk melihat keadaannya

Orang tua Alaska duduk di samping gundukan tanah dengan nisan yang bertuliskan Alaska gianino

" Sayang, maafin bunda kalau bunda suka ngomel ngomel ya nak, sekarang kamu gak merasakan sakit lagi, kamu udah sepenuhnya sembuh kan, anak bunda hebat, bunda bangga bunda sayang sama Aska "

" Ayah bakalan jaga bunda Aska, kamu pergilah dengan tenang, ayah akan selalu doakan kamu dari sini "

" Ayah harus antar bunda pulang, dia masih kurang sehat, ayah ucapkan makasih kalian selalu ada buat Aska, makasih udh jadi teman Alaska "

" Sama sama yah, Aska orang yang baik kita juga senang temenan sama dia, bunda cepet sembuh yah " ucap deandra mewakilkan mereka

" Assalamualaikum anak - anak "

" Wallaikumsallam "

Orang tua Alaska sudah pulang lebih dulu, devano kini duduk di pinggir peristirahatan terakhir sahabatnya

" Lo bohong ska, Lo janji bakalan sembuh, ska... gue kehilangan Lo, gue main sama siapa ska, gue main PS sama siapa, gue beliin ollate buat siapa lagi kalau bukan buat Lo, maaf gue jarang temuin Lo, harusnya gue gak pentingin urusan ekskul, ska datang ke mimpi gue ya, gue pengen ucapin perpisahan " devano mengusap pipinya yang basah karena air mata

Kanaya sedari tadi menyandarkan kepalanya ke pundak Dinda, ia ingin menangis tapi tidak bisa mungkin air matanya sudah habis karena terlalu banyak menangis, matanya juga sangat bengkak, sejak tadi Kanaya terus menatap makam Alaska, ia masih sulit menerima kalau lelaki yang sudah beberapa bulan  mengisi harinya itu telah tiada

" Aska, aku sayang kamu, harusnya aku ucapin kata itu lebih banyak, pertemuan kita terlalu singkat" -batin Kanaya



°°°°°

Pulang dari pemakaman Alaska, Kanaya mengurung dirinya di kamar, dia menatap selembar surat yang ada nama dirinya di atasnya,  orang tua Alaska memberikan padanya saat Alaska bersiap untuk disemayamkan, katanya mereka menemukannya di bawah bantal ranjang rumah sakit Alaska

Kanaya berjalan pelan ke arah ranjangnya lalu ia duduk di tepian ranjang, dengan perlahan tangannya membuka surat tersebut, tapi belum juga sepenuhnya terbuka ia urungkan kembali karena Kanaya belum siap membaca apa isinya

" Hah, apa isinya Alaska " gumam Kanaya

" Aku terlalu takut buat buka "

" Buka sekarang jangan ya "

" Nanti aja lah, gue yakin isinya bakalan bikin gue keinget Aska dan nangis lagi "

Pada akhirnya, Kanaya lebih memilih untuk tidak membuka suratnya, dia akan membukanya di lain hari kalau ia sudah siap melihat apa isinya, Kanaya menyimpan surat itu di sebuah kotak kosong yang berukuran hampir sama seperti suratnya, lalu ia simpan kotak itu di laci meja belajar



°°°°°

Di rumah devano, laki - laki itu hanya duduk termenung di atas kasurnya dengan sepucuk surat yang sudah terbuka di pinggirnya

Dear Alaska [END] [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang