Happy Reading, ramein setiap paragrafnya💘 Kalo rame aku update lagi😬
>>><<<
Hati Rania gelisah sejak mendapat pesan ayahnya tadi. Kira-kira begini isi pesannya : Rania, Ayah akan tetap izinin kamu kuliah di Jakarta asalkan berhenti berhubungan dengan Gesang. Ayah tidak mau kamu disakiti lagi sama dia. Kalo kamu tidak mengkuti apa mau Ayah pulang sekarang!
"Rania, kamu kenapa?" Zeya duduk di sebelah Rania dan membenarkan pashminanya.
"Zeya, kirain masih lama nyampenya," sahut Rania disusul senyum tipisnya.
"Kamu kenapa, Ran? Kok kayaknya gelisah gitu? Gimana kemarin malem mingguannya sama Fahmi?"
Rania menghela napasnya berat. "Malem mingguannya ya seru sih. Cuma ada hal lain yang bikin gue pusing sekarang."
"Apa? Kamu nggak mau cerita sama aku?"
"Mau sih, cuma gue bingung harus cerita dari mana," ujar Rania. "Semenjak gue balik ke Babel ada sesuatu yang enggak gue tau, Zey?"
Zeya mengerutkan keningnya. Gesang memintanya untuk diam tentang masalah pertunangan cowok itu dengan sahabatnya, Tisya. Pertunangan yang digelar satu tahun lalu. Zeya tidak mengecewakan Gesang yang sudah memberinya amanah, tetapi ia juga tidak mau berbohong pada Rania. Mau bagaimana pun Rania itu sahabatnya.
"Zey, kok bengong?" tegur Rania menepuk bahu kiri Zeya.
"Eh, enggak kok. Tadi kamu nanya apa? Aku kurang fokus soalnya."
"Setelah gue pergi ada sesuatu yang enggak gue tau?" ulang Rania. "Maksud gue ada kejadian yang belum gue tau tentang temen-temen kita?"
"Eng-enggak sih, Ran." Zeya menjawab. "Emangnya kenapa?"
"Enggak. Gue cuma nanya aja."
Zeya mengangguk pelan. Ia mengucap maaf dalam hati karena sudah berbohong pada Rania. Ini juga demi perasaan Rania.
"Woi, Ran!" Linggar menepuk kedua bahu Rania dari belakang. Berniat untuk mengejutkan gadis itu, dan rencananya berhasil. Rania terlonjak kaget.
"Kak Linggar apa-apaan sih?" omel gadis itu dibalas cengiran khas seorang Linggar.
"Diko apa kabar? Selama di Singapura dia sombong banget. Tiap gue chat balesnya seminggu kemudian. Gue telpon ditolak. Ngeselin tuh sepupu lo," ujar Linggar menarik bangku ke dekat meja Rania dan Zeya.
"Kabar dia baik. Katanya minggu depan mau pulang buat liburan bentar. Kangen sama mamanya."
Linggar mengangguk. "Awas aja dia pulang nggak bawa oleh-oleh buat gue. Langsung gue coret dari list sahabat Linggar Ravindra."
Rania dan Zeya terkekeh mendengarnya.
"Lo gimana Zey masih suka komunikasi sama Diko?" tanya Linggar pada Zeya.
"Jarang, Kak. Sesekali aja cuma nanya kabar nggak lebih," jawab Zeya jujur. Karena Diko menghubunginya untuk bercerita tentang Valleta-sahabatnya yang merupakan mantan Diko.
"Lo jadi perantara kak Valleta sama kak Diko? Lo dulu sahabatan kan sama kak Valleta?"
Zeya menggeleng. "Bukan gitu, Ran. Sampai sekarang aku masih sahabatan sama kak Valletta. Cuma aku bukan perantara komunikasi mereka. Mereka sering kok komunikasi via skype."
"Kirain lo jadi nyamuk di antara mereka," canda Linggar mendapat pelototan tajam dari Rania.
"Lo kalo ngomong yang bener dikit," sahut Rania membuat Linggar cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERA 2
Teen FictionSEKUEL GERA "Menyatukan dua hati yang terpisahkan." ©2020 by disasalma Hai semuanya!!! Gimana udah siap buat baca sekuel dari kisah Gesang Radito Granasta dan Derania Shabrilla ini? Wah, jangan lupa follow akun wattpadku sebelum membaca dan baca GE...