18. GERA 2

436 50 18
                                    

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Semakin ke sini Rania mulai terbiasa menjalani hubungan jarak jauh dengan Gesang. Baginya LDR itu menyenangkan selagi bisa menikmatinya. Terlebih jika bisa komunikasi 24/7 bersama Gesang, itu sudah membuatnya senang.

Sebelum berangkat kuliah pagi tadi Gesang tiba-tiba menelponnya. Laki-laki itu memberitahu kegiatan apa saja yang akan dia lakukan hari ini. Sederhana namun mampu membuat Rania bahagia.

"Senyum-senyum terus, pasti lagi mikirin gue," ujar Fahmi mengambil posisi duduk di samping Rania yang sibuk mencoret-coret kertas bindernya.

"Geer banget," sahut Rania diakhiri kekehan khasnya.

Fahmi mengeluarkan cokelat dari dalam tasnya dan memberikan cokelat itu pada Rania. Katanya, "Gue tadi pas beli jajan tiba-tiba inget chat lo semalem. Masih pengen cokelat kan?"

Tidak Rania sangka kalau Fahmi mengingat hal sekecil itu. Rania langsung menerima pemberian Fahmi tanpa pikir panjang untuk menghargainya.

"Makasih ya, sweet banget." Rania memuji.

"Fahmi memang manis," kata Fahmi mengulum senyum manisnya.

"Tapi lebih manis gue," sahut Rania tidak mau kalah.

"Iya lo manis banget emang Ran. Apalagi kalo jadi pacar gue," ujar Fahmi hingga membuat Rania berhenti mengunyah cokelat yang ia makan.

"Rania." Mendengar namanya dipanggil, Rania menoleh melihat Zeya datang ke arahnya. Rania menghela napas lega ia tidak hanya berdua dengan Fahmi.

Entah kenapa Rania seperti merasa kalau Fahmi ada rasa padanya. Apa mungkin hanya perasaannya saja? Atau memang benar Fahmi punya niat mendekatinya?

"Kalian udah lama di sini?" Zeya bertanya pada Rania dan Fahmi.

"Belum lama banget," jawab Fahmi.

Zeya menganggukkan kepalanya lalu menoleh ke arah Rania. Ia bertanya, "Gimana ayah kamu udah kasih izin kamu deket sama bang Gesang lagi?"

"Hah?" Rania membeo lalu melirik Fahmi yang duduk di sampingnya. "Iya, ayah udah setuju kalo gue sama Gesang deket lagi."

"Syukurlah kalo ayah kamu udah bolehin kamu sama bang Gesang lagi," kata Zeya ikut senang.

"Kok bang Gesang nggak cerita ke gue?" Fahmi bertanya. "Gue sepupunya tapi nggak tau lo berdua udah dikasih restu lagi."

"Mungkin dia lupa kasih tau kamu, Mi," kata Zeya.

"Bisa jadi," balas Fahmi membenarkan. Bang Gesang beneran mau lepasin Tisya dan balik ke Rania? Jadi artinya gue nggak ada kesempatan lagi?

Fahmi bangkit. "Gue duluan ya, lupa ada janji sama orang. Kalo kelasnya udah mau mulai kabarin," katanya. Fahmi melambaikan tangan dan berlalu pergi.

"Buru-buru banget," gumam Zeya.

"Biarin aja Zey."

"Oh iya bahan buat presentasi kamu udah selesai?" tanya Zeya seraya membuka file di laptopnya.

"Udah. Lo belom?"

"Udah juga." Zeya melirik sekilas ke layar ponselnya yang menyala. Ada pesan baru dari Diko. Cowok itu memang selalu rutin memberi kabar padanya setiap hari.

"Lo makin deket ya sama kak Diko?" tanya Rania memastikan. "Kalo iya, semangat ya Zey. Saingannya ada kak Gea sama kak Valleta."

"Apa sih, Ran? Aku sama kak Diko cuma temenan. Mana mungkin aku bisa sama kak Diko ya kan?" sahut Zeya terkekeh pelan.

GERA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang