Gesang terkejut ketika Mamanya dan Tisya datang ke Jogja menghampiri dirinya. Gesang tidak mendapat kabar apa pun yang mengatakan tunangannya itu akan datang ke Jogja.
"Mama kangen banget sama kamu, Gesang," ucap Rahma memeluk putra sematawayangnya. Gesang menganggukkan kepala dan membalas pelukan hangat Mamanya itu.
Kemudian Gesang beralih pada Tisya yang tersenyum dan menghamburkan pelukan padanya.
"Kamu baik-baik aja kan di sini?" tanya Tisya.
Gesang tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya.
"Tumben kamu dateng enggak kasih kabar ke Ibu, Nduk?" tanya Yangti pada Mama Gesang.
"Aku dadakan, Bu, ke sininya. Nggak sempet kabarin Ibu," balas Rahma setelah mencium punggung tangan mertuanya.
"Rencananya aku mau nginep sehari di sini, Bu, kebetulan aku sedang tidak sibuk," ujar Rahma lagi.
"Terus gimana dengan tunangannya Gesang? Aku tidak mau tetangga mikir macam-macam cucuku tidur satu rumah dengan gadis yang belum mukhrim dengannya," celetuk Yangkung mengundang fokus Rahma dan Tisya.
Rahma menoleh ke arah Tisya sebentar dan memandang mertuanya kembali. "Hanya satu malam, Pak, tidak lebih," katanya.
"Yo nggak bisa gitu to. Aku ini loh bisa ditegur sama tetangga sebelah," timpal Yangkung seraya memegangi pangkal tongkatnya dengan kedua tangan.
"Bapak kan bisa nggak usah mikirin komentar orang lain, lagipula Tisya ini kan calon cucu Bapak juga." Rahma kembali menyahut.
Yangti mengusap lengan Yangkung dan meminta suaminya itu untuk diam. "Sudah-sudah tidak usah diributkan lagi," lerainya.
Gesang yang dari tadi diam menyimak akhirnya membuka suara. "Biar nanti Gesang nginep di rumah Fahmi aja, Kung," katanya.
"Itu keputusan yang baik," pungkas Yangkung kemudian berdiri dan meninggalkan ruang tamu.
"Yangti tinggal ke kamar dulu ya mau istirahat," kata Yangti menyusul Yangkung.
Gesang menghela napasnya berat dan memilih untuk keluar dari rumah meninggalkan Mama dan tunangannya. Gesang duduk di joglo, dekat kolam ikan .
Laki-laki itu menatap kosong ke depan. Gesang tidak terlihat bahagia dengan kedatangan Tisya ke Jogja, justru itu sangat membebaninya. Gesang harus berpura-pura bahagia agar tidak menyinggung perasaan gadis itu.
"Ternyata kamu di sini."
Gesang menolehkan kepalanya cepat dan mendapati senyum Tisya yang hangat. Gesang menggeser tubuhnya ketika Tisya hendak duduk di sampingnya.
"Kamu kenapa?" tanya Tisya memandangi wajah Gesang yang terlihat banyak pikiran.
"Nggak pa-pa."
Tisya menganggukkan kepalanya dan melingkarkan tangannya ke lengan Gesang. Gadis itu menyenderkan kepalanya di bahu kanan Gesang.
"Aku kangen banget sama kamu," ungkap Tisya sedikit melirik ke atas—melihat wajah Gesang dengan jarak yang sangat dekat.
"Maaf ya aku dateng ke sini nggak ngabarin kamu dulu."
Gesang menganggukkan kepalanya. Laki-laki itu diam saja dan membiarkan Tisya bersandar di bahunya.
"Malam ini kamu beneran mau nginep di rumah Fahmi?" tanya Tisya gencar mencari topik.
"Iya."
"Kamu nggak mau ngenalin aku ke orang tua Fahmi?" tanya Tisya lagi.
Gesang menundukkan kepalanya sebentar dan menggelengkan kepala. "Buat apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GERA 2
Teen FictionSEKUEL GERA "Menyatukan dua hati yang terpisahkan." ©2020 by disasalma Hai semuanya!!! Gimana udah siap buat baca sekuel dari kisah Gesang Radito Granasta dan Derania Shabrilla ini? Wah, jangan lupa follow akun wattpadku sebelum membaca dan baca GE...