SELAMAT MEMBACA💘
>>><<<
Siapa yang tidak senang kalau punya pacar yang bisa dipegang kata-katanya?
Setelah LDR Jakarta-Yogyakarta selama kurang lebih satu bulan akhirnya Gesang memutuskan untuk menemui Rania di Jakarta.
Laki-laki itu mengatakan akan bolak-balik Jakarta-Yogyakarta setiap weekend untuk menemui Rania.
"Kaya kenal ini mobil punya siapa," kekeh Rania saat masuk ke mobil yang Gesang kendarai.
"Mobil bang Gatra, doi sibuk siapin lamaran di luar kota jadi mobilnya aku pake."
"Wah seneng banget akhirnya bang Gatra bakal nikah," sahut Rania antusias seraya memakai sabuk pengaman dan dibantu oleh Gesang.
"Abis bang Gatra terus kita ya, Ran," ucap Gesang sembari sesekali melirik ke arah Rania di sela-sela fokus menyetirnya.
"Kamu ketemu ayah dulu, balikin kepercayaan ayah sama bunda baru bahas nikah-nikah. Kuliah aja belum lulus mau kasih aku makan apa kamu nanti?"
Gesang terkekeh pelan. "Makan nasi lah, kamu kan kalo makan harus pake nasi. Kalo nggak pake nasi pasti ngeluh laper karena belum makan."
Spontan Rania menepuk pelan paha Gesang dan mencebikkan bibirnya. Rania langsung membela diri, "Wajar dong aku orang Indo. Belum makan kalo belum makan nasi!"
"Iya-iya, Sayang, aku paham." Gesang meraih tangan kanan Rania dan ia taruh di atas persneling, lalu tangannya berada di atas tangan Rania. "Aku ada sesuatu buat kamu, tapi nanti ya kita cari makan dulu."
"Di deket sini ada warung makan tenda yang enak, kayanya udah buka deh kalo jam segini," ujar Rania seraya melihat jam tangannya.
"Oke, kalo udah mau sampe ngomong ya jangan tiba-tiba nanti kebablasan."
"Iya santai takut banget kayanya."
"Takutlah, cewek kan gitu. Selain nggak ngerti cara baca GPS juga suka telat kasih tau berhentinya di mana."
"GESANG!"
Bukannya meringsut takut, Gesang malah terbahak diteriaki Rania. Kalau lagi kesal Rania itu justru menggemaskan. Apalagi kalau wajahnya memerah. Gemas sekali kalau kata Gesang.
Sesampainya di tempat yang Rania maksud keduanya langsung memesan makanan dan menunggu di bangku yang sudah tersedia di bawah tenda sederhana.
"Gesang, sini deh deketan," suruh Rania meminta Gesang untuk berpindah menjadi duduk di sebelahnya.
Gadis itu memperlihatkan layar ponselnya ke Gesang. Ada pesan masuk dari Fahmi, sepupu Gesang itu meminta Gesang agar menemaninya di rumah malam ini. Karema Fahmi bosan di rumah sendirian tidak ada Gatra. Mengingat rumah yang Fahmi tempati itu rumah kelurga kecil Gesang sebelum memilih hidup masing-masing.
"Pinjem," pinta Gesang mengambil alih ponsel Rania. Gesang hanya membalas pesan terbaru dari Fahmi, dan tidak melihat pesan-pesan di atasnya. Gesang sangat menghargai privasi pasangannya.
"Telpon, Ran." Gesang mengembalikan ponsel itu pada Rania saat melihat panggilan masuk dari ayah Rania.
Rania menerima ponselnya dan melihat ekspresi Gesang. Terlihat jelas raut wajah Gesang berubah. Yang tadinya ceria menjadi sedikit murung.
"Bentar ya," ucap Rania pelan sembari tersenyum hangat dan sedikit menjauh agar lebih nyaman berbicara dengan ayahnya.
"Gue nggak bisa backstreet terus. Secepatnya gue harus ketemu sama ayah Rania," pungkas Gesang penuh keyakinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERA 2
Teen FictionSEKUEL GERA "Menyatukan dua hati yang terpisahkan." ©2020 by disasalma Hai semuanya!!! Gimana udah siap buat baca sekuel dari kisah Gesang Radito Granasta dan Derania Shabrilla ini? Wah, jangan lupa follow akun wattpadku sebelum membaca dan baca GE...