Yang Kangen Gesang & Rania mana suaranya??
SELAMAT MEMBACA💘
>>><<<
Gesang mengacak-acak barang di kamarnya. Ia benar-benar lelah sekarang. Ingin sekali rasanya kembali ke masa lalu dan tidak pernah menerima kesepakatan mamanya dengan keluarga Tisya. Bertunangan dengan Tisya bukan membuatnya bahagia, tetapi sengsara.
"Udah-udah," ujar Nanang merebut bingkai foto keluarga Gesang yang hendak dibanting.
"Bukan kayak gini caranya ngelampiasin capek lo, Sang!" Nanang mendorong mundur laki-laki itu.
"Kalo Yangkung dan Yangti sampe tau lo kacau begini, bisa abis lo!" peringatnya. Sudah bukan rahasia lagi bagi Nanang bagaimana kemarahan Yangkung dan Yangti sahabatnya itu jika Gesang sedang kalut.
"Kalo lo minta gue dateng ke sini buat lihatin lo ngamuk-ngamuk kayak tadi, gue nggak bakal dateng!"
Gesang mendongak, menatap Nanang dengan sorot mata nyalangnya. Ia terkekeh miris dan duduk di ujung tempat tidurnya. Mengacak gusar rambutnya dan mengerang kencang.
"Gue capek!" Gesang mengeluh. "Masalah gue sama bokapnya Rania belum kelar. Tisya malah nambah-nambahin."
"Mumet banget kepala gue."
Nanang tertawa pelan dan menyodorkan sebungkus rokok pada Gesang. "Ngudut dulu biar plong," katanya sembari menyulut ujung rokok yang sudah terselip di bibirnya.
"Jangan di kamar ngerokoknya, bego!" tegur Gesang mendorong Nanang ke balkon kamarnya.
"Kalo Tisya cuma jadi beban pikiran lo doang, kenapa dulu lo iya-iya aja pas nyokap lo ngerencanain tunangan lo sama dia?" tanya Nanang tidak habis pikir.
"Kalo dulu gue udah kenal sama lo ya, Sang. Gue orang pertama yang nentang hubungan lo sama Tisya. Atau engga, gue bakal milih nggak kenal sama lo. Capek gue ceramahin lo terus-terusan begini," sambung laki-laki itu usai mengembuskan asap dari rokok yang ia sesap.
"Perusahaan nyokap butuh investor waktu itu. Bokap gue udah nawarin, tapi ditolak sama nyokap. Nyokap juga pengin kasih gue masa depan yang cerah dari jerih payahnya sendiri tanpa campur tangan bokap gue," cerita Gesang.
Nanang mendengus pelan. "Nggak ngerti lagi gue sama nyokap lo, Sang."
"Lo nggak main ke Jakarta lagi? Udah lama kan nggak ketemu sama nyokap lo? Semenjak bokap sama nyokap lo pisah kan nyokap lo jarang banget ada di Indo," cecar Nanang.
"Minggu depan gue ke Jakarta. Mau ketemu sama bokap, sama keluarga nyokap gue juga," jawab Gesang kemudian melumatkan rokoknya ke asbak.
"Bagus, kalo bisa Tisya jangan sampe tau lo bakal ke Jakarta. Berabe ntar urusannya kalo Tisya ketemu sama Rania," ujar Nanang mengingatkan.
Gesang mengangguk. "Gue juga nggak bakal kasih tau dia. Buat apa dia tau? Nggak penting juga!"
>>><<<
"Ayah sama Bunda kenapa nggak kabarin Rania dulu kalo mau dateng ke sini?" Rania mencium punggung tangan Dani dan Dena bergantian.
"Apa Ayah harus ngomong dulu mau nemuin anaknya sendiri? Kamu mau mencoba menutupi sesuatu dari Ayah? Mau nyiapin kalimat biar Ayah yakin kamu nggak berhubungan lagi sama Gesang?"
Bunda Rania meraih tangan suaminya dan menggeleng pelan. "Udah, Yah, jangan ngomong begitu sama Rania," ujarnya pelan.
Rania hanya bisa tersenyum tipis dan duduk di samping Tante Marwah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERA 2
Teen FictionSEKUEL GERA "Menyatukan dua hati yang terpisahkan." ©2020 by disasalma Hai semuanya!!! Gimana udah siap buat baca sekuel dari kisah Gesang Radito Granasta dan Derania Shabrilla ini? Wah, jangan lupa follow akun wattpadku sebelum membaca dan baca GE...