13. GERA 2

801 79 15
                                    

Marhaban Ya Ramadhan!
Semangat puasa bagi yang menjalankan dan selalu jaga kesehatan!
—dari Disa & seluruh Roleplayers GERA

SELAMAT MEMBACA💘

•••

Sudah satu minggu berlalu, Rania dan Gesang sama-sama berusaha mengembalikan kepercayaan ayah Rania. Berbagai cara mereka lakukan, hingga Gesang berkata hendak ke Babel untuk menemui ayah Rania secara langsung karena kedua orang tua Rania sudah pulang ke sana.

Namun, usaha mereka belum menemukan titik terang. Hubungan mereka masih ditentang dan dilarang.

"Lo kenapa?" Diko bertanya. Cowok yang baru saja pulang dari Singapura itu duduk di sebelah Rania yang termenung di pinggir kolam renang.

Rania hanya tersenyum dan memainkan kakinya mengenai air.

"Senyum dong jangan ditekuk terus gitu mukanya," pinta Diko seraya menyelipkan anak rambut Rania ke belakang telinga.

"Ada apa hm? Cerita sama gue."

Rania kali ini menggeleng. "Nggak pa-pa, Kak."

"Jangan pernah ngomong nggak pa-pa kalo lo lagi kenapa-kenapa," pesan Diko pada sepupunya itu.

"Bukannya lebih baik kita nggak pa-pa in setiap masalah yang dateng ya?" Gadis itu menoleh ke arah Diko.

"Masalah dateng terus lo biarin gitu aja? Kapan kelarnya kalo gitu," timpal Diko.

"Terus gue harus gimana? Semua cara udah gue lakuin tapi hasilnya nihil. Ayah bener-bener nggak mau kasih Gesang kesempatan kedua." Tatapan Rania begitu sendu saat mengatakan itu.

"Bukan nggak mau, tapi belum."

Rania terkekeh getir. "Mau sampe kapan gue kayak gini? Kenapa gue nggak bisa bahagia sama orang yang gue sayang?"

"Gue cuma mau Gesang, Kak. Gue sayangnya sama dia. Apa ayah nggak pengin gue bahagia?"

"Nggak ada seorang ayah yang mau anaknya menderita," sahut Diko merangkul bahu Rania. "Ayah lo begitu karena lo dulu pernah dikecewain sama Gesang. Lo sendiri yang mau move on kan?"

"Iya gue tau. Tapi setelah gue pikir-pikir di sini yang salah gue, bukan Gesang, bukan lo. Gue yang selalu salah langkah, gue yang ceroboh, gue yang hancurin semuanya. Kalo Gesang nggak salah paham sama gue, semuanya nggak akan jadi kayak gini," sergah Rania.

"Kita sambung nanti lagi ngobrolnya. Kayaknya ada yang dateng," putus Diko menepuk bahu Rania.

"Gue aja yang bukain pintu." Rania menahan lengan Diko yang hendak berdiri.

Wajah Gesang yang pertama kali ia lihat saat pintu sudah terbuka. Tanpa mengatakan apapun ia langsung menghamburkan pelukan pada laki-laki itu.

"Kangen banget ya?" kekeh Gesang mengusap lembut punggung Rania.

"Kenapa nggak bilang dulu kalo kamu ke Jakarta? Semalem kita telponan!" omel Rania saat pelukan mereka sudah terlepas.

Gesang lagi-lagi terkekeh. "Kejutan buat Cantiknya Gesang," katanya seraya mencubit gemas hidung Rania.

"Masuk yuk, ada kak Diko di dalem. Dia juga baru pulang dari Singapura," ajak Rania menarik lembut lengan Gesang untuk ikut dengannya.

Diko yang sedang menyiapkan untuk barbeque langsung menoleh mendengar deheman dari Gesang. Kedua laki-laki yang bersahabat sejak lama itu saling berpelukan dan menanyakan kabar.

GERA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang