Part 25

4K 361 26
                                    

"Besok ibu mau ke cafe... Kakak mau ikut ibu atau sama ayah di rumah?" Tanya Aisyah kepada Zahra. Aisyah sedang memeluk Zahra yang ada dalam pangkuannya.

Mereka berdua sedang duduk di ruang keluarga menunggu Rayhan kembali dari sholat isya berjamaah di masjid. Pagi tadi mereka bertiga mengunjungi rumah ummi Khadijah. Sebelum Ashar mereka sudah sampai di rumah Rayhan kembali.

Ummi Khadijah dan abah Rasyid sangat senang menerima oleh-oleh dari Aisyah dan Rayhan. Jangan tanyakan bagaimana sikap ummi Khadijah kepada Aisyah. Sebelum Aisyah menjadi menantunya saja sudah baik sekali, apalagi sudah menjadi menantunya.

Begitu Aisyah sampai di rumah ummi Khadijah, beliau langsung meminta pembantunya mengambil kangkung di kebun mereka. Ummi Khadijah juga menyuruh Rayhan menyembelih ayam yang ada di kandang belakang rumah. Lalu ummi Khadijah memasak sendiri kangkung, ayam serta lauk lainnya untuk mereka makan siang. Ummi Khadijah tidak membolehkan Aisyah membantunya. Sungguh Aisyah tidak enak hati dengan sambutan ummi Khadijah. Padahal beliau bisa dipastikan lelah, karena hari ini hari Jumat, ummi Khadijah juga mengurus nasi Jumat yang akan dibagikan kepada jamaah sholat Jumat. Akhirnya Aisyah menggantikan posisi ummi Khadijah mengurus nasi Jumat.

Ummi Khadijah sempat memarahi Rayhan karena tidak memberitahu kalau ingin datang. Rayhan beralasan cuma tidak ingin merepotkan. Karena Rayhan tau bagaimana sikap umminya jika anak, menantu serta cucunya datang. Lihat saja, tidak diberitahu saja tetap sambutan maksimal seperti ini, apalagi diberitahu. Kali ini sepertinya ummi Khadijah memprioritaskan Aisyah, karena masakan ummi hari ini adalah semua kesukaan Aisyah. Entah darimana ummi Khadijah tau makanan kesukaan Aisyah.

Aisyah merasa ummi Khadijah dan abah Rasyid benar-benar memperlakukannya seperti anak sendiri. Aisyah nyaman berada diantara kedua orang tua Rayhan itu. Sungguh Aisyah sangat bersyukur akan hal itu.

"Aku mau ikut ibu ke cafe..." Jawab Zahra sambil memainkan ujung rambut Aisyah yang tergerai.

"Ga kasian sama ayah sendirian di rumah?"

"Ayah kan udah gede, bu. Berani sendirian di rumah."

"Siapa yang berani sendirian di rumah?" Suara Rayhan menginterupsi.

"Ayah masuk rumah salam dulu... Jangan main masuk aja... Nanti ada setan yang ikut masuk gimana?" Omel Aisyah.

"Ayah udah ngucapin salam kok tadi. Tapi ga ada yang jawab. Ya udah, ayah masuk aja. Taunya lagi pada peluk-pelukan disini.

"Berarti kita yang ga dengar ya kak. Maaf ya ayah. Kita jawab sekarang deh..."

"Waalaikumussalam, Ayah..." Ucap Aisyah dan Zahra.

"Emang iya bu, kalau masuk rumah ga ngucapin salam, setan ikut masuk?" Tanya Zahra.

"Iya kak... Ada haditsnya, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :

“Jika seorang masuk rumahnya dan menyebut nama Allah ketika memasukinya dan ketika makan maka syaithon akan berkata, “Kalian (para syaithon) tidak akan dapat menginap dan makan”. Namun jika seseorang masuk rumahnya dan tidak menyebut nama Allah ketika memasukinya maka syaithon pun berucap, “Kalian (para syaithon) dapat menginap (di rumah tersebut)”. Apabila seseorang tidak menyebut nama Allah ketika hendak makan maka syaithon pun berkata, “Kalian (para syaithon) dapat menginap dan makan (di rumah tersebut)”

Gitu kak..." Jelas Aisyah.

"Hadits itu apa bu?"

"Hadits adalah perkataan, perbuatan, ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang dijadikan landasan syariat Islam. Hadits dijadikan sumber hukum Islam selain al-Qur'an, dalam hal ini kedudukan hadis merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur'an."

AFTER AKAD ✔️ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang