"Udah mau Ashar, bang. Kita sholat di masjid Abu Bakar dulu yuk... Nanti kalau sudah di rumah, akunya suka nanti-nanti. Pakai alasan lepas lelah dulu." Ucap Aisyah jujur.
Rayhan tersenyum. "Siap neng geulis..."
Rayhan pun memarkirkan mobilnya di halaman Masjid Abu Bakar. Aisyah membangunkan Zahra dan menggendongnya masuk ke tempat sholat wanita. Sedangkan Rayhan masuk ke tempat sholat laki-laki.
Sesudah selesai sholat Ashar berjamaah. Rayhan mengajak Aisyah dan Zahra ke supermarket yang berada di sebelah masjid Abu Bakar. Rayhan ingin membeli buah.
"Kamu suka buah apa, Syah?" Tanya Rayhan sambil mendorong trolley.
"Aku boleh dibilang suka semua buah, kecuali yang asam-asam."
"Sama kalau gitu. Tapi aku paling suka pisang, Syah."
"Kenapa paling suka pisang?"
"Pisang itu kaya manfaat, Syah. Pisang juga salah satu buah yang ada surga. Dan pisang juga ada disebut dalam Alqur'an."
"Dalam Surat apa di Alqur'an?"
"Surat Al Waqiah ayat 29."
"Maa Syaa Allah... Baru tau aku. Makasih ya ilmunya, bang." Aisyah tersenyum tulus kepada Rayhan.
"Sama-sama, sayang." Rayhan membalas senyuman Aisyah.
"Zahra suka buah apa, nak?" Tanya Aisyah.
"Pisang, bu..." Jawab Zahra.
"Lha samaan sama ayahnya." Aisyah mencolek dagu Zahra sambil tertawa.
Zahra ikut tertawa karena perlakuan Aisyah.
"Ayahnya paling sering beli buah pisang. Otomatis anaknya ngikutin. Ya kan, sayang?" Rayhan mengusap puncak kepala Zahra.
"Iya..." Jawab Zahra sambil tersenyum.
"Beli pisang sama mangga aja ya, Syah. Besok ga ada orang lagi di rumah." Ucap Rayhan.
"Lha bukannya ada mbok Nem sama Pak Joko..." Tanya Aisyah heran.
"Mereka ga tinggal serumah sama kita, Syah. Mereka tinggal di paviliun belakang. Mereka bantu-bantu cuma dari pagi sampai sore. Waktu ada Mala, baru aku minta mereka tidur di rumah. Karena walau bagaimana pun, aku sama Mala bukan mahram. Sebelum ada Mala, ya mereka tinggal di paviliun. Semenjak Mala resign, baru mereka kembali ke paviliun lagi. Mereka juga jarang mau ambil makanan di kulkas. Padahal aku bebasin mereka untuk ambil apa aja yang ada di kulkas."
"Berarti mbok Nem udah lama dong kerja sama kamu?"
"Lumayanlah... Sekitar 13 tahun. Awal-awal Amira ga mau pakai ART. Waktu Zaydan sudah umur 2 tahun, baru mau. Waktu itu juga kami mulai program anak kedua. Karena Amira ingin memberi asi Zaydan sampai 2 tahun. Eh taunya sicantik ini baru lahir 8 tahun kemudian." Ucap Rayhan sambil mengusap kepala Zahra.
"Maa Syaa Allah kerenlah kak Mira, bisa ngurus anak dan rumah tanpa ART."
"Kamu juga keren, Syah."
"Keren apanya?"
"Pokoknya keren deh, kalau ga keren mana mungkin bisa bikin aku cemburu kayak tadi."
"Ya Allah... Jadi tadi beneran cemburunya?
"Iyalah, Syah. Emang kamu pikir apa?" Ucap Rayhan sebal.
"Cemburu tanda cinta dong?" Ledek Aisyah.
"Iyalah... Emang kurang jelas bukti cinta aku sama kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER AKAD ✔️ (Sudah Terbit)
RomanceBismillah... Setelah berkali-kali gagal ta'aruf, Aisyah Zhafira Ahmad akhirnya bertemu jodohnya diusia 35 tahun. Seorang duda beranak dua yang bernama Rayhan Dzaki Abdullah tiba-tiba datang mengkhitbahnya. Aisyah dan Rayhan hanya menjalankan ta'ar...