Sepanjang perjalanan ke bandara Zahra terus duduk dipangkuan Aisyah. Zahra terus memeluk Aisyah. Zahra yang terbiasa tidur siang, berusaha menahan kantuknya. Ketika anak itu akhirnya tertidur, Rayhan hendak mengambil dari pangkuan Aisyah. Akan tetapi hal itu membuat Zahra terbangun dan merengek. Akhirnya Aisyah kembali memangku dan memeluk Zahra.
Sesampainya di bandara, Aisyah agak kesulitan untuk turun dari mobil. Paha Aisyah terasa sedikit kebas karena 1 jam memangku dan memeluk Zahra. Akhirnya Zahra diambil oleh Rayhan dengan memberikan pengertian kalau kaki ibunya sakit, susah untuk berjalan sambil menggendong. Aisyah turun dari mobil dengan bertumpu pada tangan Rayhan. Sesudah Aisyah menekuk kakinya kebelakang, baru kebas dipahanya berangsur hilang.
Ali langsung menurunkan ketiga koper milik Aisyah, Rayhan dan Zahra yang berada dibagian belakang mobil. Lalu langsung menaiki mobilnya kembali untuk memarkirkannya di tempat parkir.
Raaniyah bersama suami dan anak ketiganya terlihat sudah sampai di bandara. Mereka langsung menghampiri begitu melihat Aisyah dan Rayhan.
"Kakinya kenapa teh?" Tanya Raaniyah melihat Aisyah agak kesulitan berjalan.
"Agak kebas dikit, Ni..." Jawab Aisyah.
"Kenapa emangnya?"
"Ini si cantik maunya dipangku sama dipeluk ibunya. Ibunya ga bisa gerak deh jadinya." Jelas Rayhan.
"Eh anak Ammah manja sama ibunya ya..." Raaniyah mencolek dagu Zahra.
"Kan aku mau ditinggal 10 hari, Ammah... Nanti aku kangen ibu." Jelas Zahra.
"Iya... Tapi kasihan ibunya jadi sakit kakinya." Ucap Raaniyah.
"Maafin aku ya, bu... Gara-gara aku, kaki ibu jadi sakit." Ucap Zahra sedih.
"Iya sayang... Gapapa kok... Ini udah enakkan kaki ibunya. Jangan sedih ya." Aisyah mengusap tangan Zahra.
"Kita duduk sana dulu yuk... Sambil nunggu Ali parkir." Ajak Rayhan menunjuk kursi kosong yang ada disana.
Suami Raaniyah langsung berinisiatif mendorong koper yang sudah diletakkan diatas trolley.
Mereka semua berjalan beringiringan menuju kursi tunggu yang ada di terminal 3 bandara Soetta itu.
Mereka berbincang ringan sambil menunggu Ali. Ketika Ali sudah sampai ditempat mereka duduk, Rayhan mengajak semuanya makan siang dulu di salah satu restoran yang ada disana.
"Kita makan siang dulu yuk di resto sana. Lumayan masih ada waktu 1,5 jam sebelum boarding" Ajak Rayhan sambil menunjuk resto yang dimaksud.
"Kopernya gimana?" Tanya Aisyah.
"Nanti aku kasih tau petugas travelnya suruh ambil di resto."
"Oh ya udah kalau gitu..."
Mereka semua pun berjalan menuju restoran yang ditunjuk Rayhan. Akan tetapi belum sampai dipintu resto, ada seseorang memanggil nama Rayhan.
"RAYHAN..." Terdengar teriakan seorang perempuan tua.
Semua pun kontan menoleh. Terlihat seorang perempuan tua dan perempuan muda setengah berlari menghampiri mereka.
"Bagus ya kamu sekarang, Ray. Mentang-mentang udah punya istri lagi, mama kamu lupain. Mau umroh ga bilang-bilang sama mama. Pasti gara-gara dilarang istri baru kamu deh. Kalau tadi mama ga telephone ummi kamu, mama ga tau kalau kamu mau umroh hari ini. Baru berapa hari nikah lagi, sudah berubah kamu, Ray." Cerocos seorang perempuan tua.
"Maaf.... Saya lupa, ma..." Jawab Rayhan.
"Alasan aja kamu... Paling dilarang istri baru kamu untuk kasih tau mama." Tuduh perempuan tua itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER AKAD ✔️ (Sudah Terbit)
RomanceBismillah... Setelah berkali-kali gagal ta'aruf, Aisyah Zhafira Ahmad akhirnya bertemu jodohnya diusia 35 tahun. Seorang duda beranak dua yang bernama Rayhan Dzaki Abdullah tiba-tiba datang mengkhitbahnya. Aisyah dan Rayhan hanya menjalankan ta'ar...