Part 6

5.2K 364 20
                                    

"Kamu minum apa, sayang?" Tanya Rayhan kepada Aisyah. Ketika Aisyah sedang duduk seorang diri di meja makan rumah Rayhan sambil menikmati segelas susu.

"Eh... Minum susu, bang." Jawab Aisyah.

"Aku mau dong..."

"Aku udah buatin kamu teh tuh..." Aisyah menunjuk cangkir teh disampingnya.

"Emang ga boleh kalau aku mau minum susu juga?"

"Boleh... Aku buatin ya... Tapi ini susu kambing etawa, doyan?"

"Doyan... Tapi ga usah dibuatin lagi. Join sama kamu aja."

"Tapi itu udah aku minum... Kamu minum sisa aku dong."

"Emang kenapa kalau minum sisa kamu?"

"Katanya orang-orang kalau kita minum atau makan sisa orang, nanti kita jadi nurut sama orang itu." Jelas Aisyah.

"Istri aku masih kemakan mitos nih... Emang kenapa juga, kalau aku nurut sama kamu? Apalagi nurut hal-hal yang baik. Nurut sama istri bukan berarti takut kan? Lagi pula bukannya Rasulullah suka minum segelas berdua dengan bunda Aisyah. Rasulullah mencari bekas bibir bunda Aisyah di gelas tersebut, lalu minum dibekas bibir bunda Aisyah. Bukannya kita mau belajar mencontoh romantisme Rasulullah dengan bunda Aisyah?" Jelas Rayhan, lalu meminum susu di gelas Aisyah.

"Iya ya..." Aisyah tertawa kecil.

"Ketawa lagi..." Rayhan mengacak puncak kepala Aisyah.

"Kenapa minum susu kambing etawa?" Tanya Rayhan lagi.

"Cerita dulu ya... Ceritanya di pengajian aku ada pembicara yang berprofesi sebagai dokter. Tapi beliau dokter yang sudah pro ke herbal. Beliau bilang susu kambing lebih baik daripada susu sapi. Susu kambing lebih mudah dicerna tubuh. Susu kambing bisa menyehatkan lambung. Susu kambing bagus untuk mencegah dan mengobati diabetes. Susu kambing juga bagus untuk kesehatan jantung, karena kalium dalam susu kambing etawa dapat menetralkan tensi darah. Jadi kalau ada yang bilang  susu kambing bikin darah tinggi, itu cuma kambing hitam. Dan masih banyak lainnya manfaat susu kambing." Jelas Aisyah.

Rayhan tertawa.

"Kok ketawa?" Tanya Aisyah heran.

"Kamu bilang kalau ada yang bilang  susu kambing bikin darah tinggi, itu cuma kambing hitam. Kambingnya langsung yang dikambing hitamin ya?" Rayhan tertawa lagi.

"Ya seperti itu kata ustadzah dokter." Aisyah tersenyum.

"Manggilnya ustadzah dokter?"

"Iya... Panitia manggilnya gitu. Ya yang lain ngikut. Beliau cantik banget orangnya. Diusianya yang sudah hampir 50 tahun, masih terlihat seperti 30 tahunan. Mungkin karena hatinya cantik dan makanannya juga terjaga. Tapi berat kalau ngikutin makanan beliau. Makanannya sedikit minyak dan garam. Berat, bang.  Sedangkan aku sukanya,  gorengan dan makanan gurih." Aisyah tertawa.

"Kalau menurut aku, yang penting jangan berlebihan aja makan gorengan dan garamnya. Karena yang berlebihan itu ga bagus. Bagus juga ya pengajian kamu ngundang pakar kesehatan gitu."

"Alhamdulillah. Bukan masalah kesehatan aja, bang. Masalah parenting juga ada. Islam itu kan agama yang sempurna. Islam mengajarkan kita semua hal. Dari hal bangun tidur sampai tidur lagi. Semua diajarkan dalam Islam."

"Parenting? Pantesan kamu bisa cepat akrab sama Zahra dan Zaydan."

"Iya... Aku diajarin kalau anak seusia Zahra itu ada di fase pertama anak. Usia 0-7 tahun itu, kita harus memperlakukan anak sebagai raja. Misalnya Zahra manggil, kita harus langsung jawab dan menghampirinya. Walaupun kita sedang sibuk. In Syaa Allah nanti Zahra juga akan begitu kalau kita manggil dia. Fase kedua anak diusia 8-14 tahun, kita harus memperlakukan anak sebagai 'tawanan'. Hukuman dan hadiah/ pujian (reward and punishment) akan sangat pas diberlakukan pada usia ini, karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuensi. Kalau Zaydan berada di fase ketiga anak. Usia 15-21 tahun, kita harus memperlakukan anak sebagai sahabat. Berbicara dari hati ke hati dan menjelaskan bahwa ia sudah remaja dan beranjak dewasa. Perlu dijelaskan bahwa selain mengalami perubahan fisik, dia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya." Jelas Aisyah.

AFTER AKAD ✔️ (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang