Chapter 16 - Together

1.1K 164 8
                                    

"Jadi Phi Bright ini siapa?"tanya Win saat ia berada di kedai ice cream yang jauh dari keramaian. Sebenarnya kedai ice cream ini terletak dekat dengan tempat parkir mobil Bright, jadi Bright memintanya untuk mengobrol disini.

"Sungguh kau lupa? Eh tapi kalau diingat lagi wajar saja sih, toh waktu itu kau masih tiga tahun,"jawaban Bright seketika membuat pria di sampingnya itu tersedak.

"Sekecil itu?"pertanyaan Win hanya dijawab anggukan oleh Bright.

"Tapi gigi kelincimu itu yang membuatku cepat mengenalimu,"balas Bright lagi. Win bingung menanggapinya, dan ia hanya memakan ice creamnya sembari memalingkan mukanya dari Bright.

"J-jadi Phi Bright itu anak dari Paman Arm dan Bibi Alice?"tanya Win yang berusaha mengalihkan pembicaraan. Bisa-bisa jantungnya akan meledak kalau digoda pria tampan di hadapannya ini.

"Benar.. tapi sebenarnya aku hanya anak adopsi mereka,"jawab Bright dan membuat Win membelalakkan matanya. Sungguh Win baru tahu fakta ini. "Saat aku bertemu denganmu, aku sebenarnya baru diasuh oleh mereka. Ayah dan Ibuku sedang mencari Papimu itu kemana-mana sampai ke tempat penampungan tunawisma. Tapi mereka justru bertemu denganku. Kedua orang tua kandungku tidak bisa bertahan lebih lama di New York, jadi mereka membawaku ke penampungan itu, lalu mereka bunuh diri di apartemen mereka. Lucu sekali bukan? Seolah mereka mau aku hidup lebih layak tapi mereka sendiri meninggalkan aku berjuang sendiri. Padahal aku masih berusia lima tahun hahaha," Meskipun diakhiri dengan tawa, tapi Win yakin itu hanyalah tawa sarkasnya pada hidupnya itu.

"Tapi ya.. untung saja aku bertemu mereka. Papi mu mungkin tahu, tapi Ibuku, Alice, dia tidak bisa memiliki anak, dan mereka baru tahu saat mereka baru menikah,"jelas Bright lagi. "Nickname-ku, mereka ambil karena menurut mereka, aku memberikan masa depan yang lebih cerah,"

Tanpa sungkan Win melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Bright sebelumnya, yaitu menepuk rambutnya, dan membelainya. "Semua orang mungkin punya masa lalu yang buruk, tapi semua orang juga punya kesempatan untuk memiliki masa depan yang lebih baik,"ujar Win dengan senyuman.

"Kau itu.. semakin manis ya,"puji Bright tiba-tiba dan tentunya membuat pria manis itu terkesiap dan mengambil lagi tangannya. Bright yang melihatnya hanya bisa tertawa saja.

"Maaf ya kau tidak sempat mendengarkan konsernya,"

"Tidak apa-apa,"jawab Win singkat. Masih belum siap menatap pria yang selalu memujinya itu.

"Mau pertunjukkan secara langsung tidak?"

"Langsung?" Win mengerjapkan matanya berkali-kali dengan lucu. Bright pun hanya melanjutkan rencananya, ia mengambil gitarnya dan memetik gitarnya sehingga menghasilkan alunan musik akustik yang menenangkan, lagu yang Win sendiri juga senangi.

Namun....

*DRRTTT DRRTTTT*

"Tunggu sebentar.."ujar Bright lalu mengangkat teleponnya itu. "Ya Yah?"

"BRIGHT VACHIRAWIT! KAU KEMANA KAN PUTRA ADULKITTIPORN?!!!!"

Suara di seberang sana sudah sangat tidak asing bagi Win. Ya itu Pamannya, Paman Arm. "Pasti Papii sudah mengacaukan Phuket sekarang,"bisik Win. "Ponselku mati, baterainya sudah habis,"ucap Win berusaha agar Bright bisa menyampaikannya lagi.

"Ponsel Win habis baterainya Yah, jadi tidak bisa menghubungin Papinya,"

"Cepat kau ke kedai dekat toko boneka Pikachu sekarang! Gun dan Off sedang bertengkar karena Off memarahi Chimon yang katanya tidak bertanggungjawab menjaga putranya!"

Bright juga sama terkejutnya dengan Win. Ia pun langsung mengiyakan Omelan ayahnya itu dan menutup panggilannya. "Win. Kita harus cepat-cepat sebelum Papi mu benar benar-benar mengacaukan Phuket,"

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang