Chapter 24 - Happy and Sorrow

851 129 19
                                    

"Gun~~"panggil Off mendayu tepat di samping telinga Gun.

"Apa?"sahut Gun galak. Kini mereka berdua ada di sofa ruang keluarga setelah menyelesaikan 'pertempuran' hangat mereka di dapur.

"Mau lagi~~~"rayu Off tapi langsung ditampar oleh pria manis kesayangannya.

"Kau gila ya Off?!"hardik Gun. "Tadi pagi sudah! Di dapur bahkan! Untung saja Win sudah pergi, kalau tidak aku potong penismu!"

"Uh jangann!! Nanti tidak ada yang bisa membuatmu kenikmatan lagi eummm~~~"goda Off sekali lagi yang membuat Gun semakin kesal dan mencubit pipi Off dengan keras.

"Kau ini!!! Jangan isinya selangkangan terus eoh!"

"Habisnya aku rinduuu~~"bela Off dan mengambil tangan Gun lalu memeluk Gun dengan erat. Off menaruh kepalanya di depan dada Gun. "21 tahun itu lama sekali tahu. Aku sampai pikir ini hanya mimpi untuk memelukmu dengan erat seperti ini,"

Ungkapan dari Off akhirnya membuat Gun menyerah. Gun malah memeluk kepala Off dan membelai rambutnya. "Kan sekarang aku disini. Sudah berapa kali coba kita melakukannya? Masa kau masih berpikir itu mimpi huh?"

"Habisnya kamu tuh too good to be true,"

"Gombal!"

*Cup!*

Kecupan bibir pun jatuh ke bibir Gun dari kekasihnya, Off.

"Kau serius kan mau menikah denganku?"tanya Off penuh harap.

Gun mengangguk. "Harus berapa kali aku jawab eoh?"

"Nanti tinggal di Amerika bersamaku dan anak-anak?"tanyanya lagi masih dengan tatapan yang sama.

Gun mengangguk lagi. "Chimon sudah setuju. Jadi aku setuju. Tapi bagaimana dengan tempat tinggal disana huh?"

"Gampang. Nanti tinggal di rumahku,"jawab Off enteng masih bersimpuh di dada kekasihnya.

"Perusahaanku?"

"Diakuisisi saja.. jadi Land of Gente?"

"Ck kamu ini! Memangnya gampang?! Lalu bagaimana dengan tenaga kerja disini?"

"Yasudah tidak apa sendiri-sendiri. Kau bisa menyerahkan yang di Thailand pada Krist. Lalu kau akan buat cabang baru di New York,"

"Memangnya mudah?!"

"Ya pasti akan mudah kalau kita bersama-sama mengerjakannya,"

"Pasti aku akan sibuk,"

"Jadi Papa Rumah Tangga saja ya? Nanti aku yang bekerja,"

"Tidak mau! Memangnya aku tidak bisa kerja apa?"

"Uh jangan marah eohh???"rayu Off lagi dan membuat Gun tersenyum kesal.

"Hm lalu bagaimana dengan rumah ini?"

"Itu terserah padamu eoh? Kan dirimu yang punya,"

Gun mengangguk-angguk lagi. Off tidak bisa menahan dirinya untuk mengecup bibir Gun. "Gemas sekali sih,"

"Diam dan jangan rayu aku Off Jumpol!"protes Gun namun saat Off melumat bibirnya, Gun justru memeluk leher Off dan melumat balik bibir kekasihnya.

"Mmhh~ kau belum mau bekerja huh?"ucap Gun di sela ciuman.

"Belum. Nanti saja. Kan aku bosnya,"sahut Off kembali melumat-lumat, menghisap, dan menjilat bibir manis milik Gun, lalu beralih ke leher Gun dan menghisapnya penuh kelembutan.

"Mhh~~ aku juga kalau begitu~"ujar Gun menyerah. Gun meremas rambut Off sekaligus mendongakkan kepalanya. Gun tidak bisa memungkiri kalau sentuhan Off memang membuatnya mabuk kepayang. Ia juga rindu dengan perlakuan seperti ini.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang