Chapter 5 - Invitation

1.4K 180 5
                                    

Chimon POV

Keesokan harinya aku terbangun dan langsung ke meja makan. Aku masih kepikiran apakah benar orang yang mengaku sebagai anak Off Jumpol itu benar-benar anak dari Off Jumpol?

Tapi kalau memang benar, dan di waktu yang bersamaan seperti ini? Bukankah ini memang hal yang bagus? Bisa jadi mereka memang ditakdirkan untuk bersama.

"Chimon! Kamu udah bangun?"itu suara Papa dari bawah. Pasti Papa lagi nyiapin sarapan.

Dan bener aja, di dapur Papa sudah menyiapkan sarapan dengan kemeja yang masih dibalut celemek agar kemeja putihnya itu tidak terkena noda masakan.

Sejak Mama dulu mulai kerja atau sebelum Mama dan Papa cerai, Papa emang udah sering banget masak kayak gini. Pakaiannya ya sama aja, udah rapi pake kemeja tapi pake celemek juga. Papa gemesin juga ya ternyata.

"Mon sini makan!"suruh Papa.

Aku pun langsung turun dan memakan nasi goreng buatan Papaku yang enak ini meskipun akunya masih sangat ngantuk.

"Jangan lupa minum susumu,"ucap Papa lagi yang menaruh segelas susu di samping piringku. Aku hanya mengangguk saja sambil menyuapkan nasi ke mulutku.

"Papa kerja?"tanyaku pada Papa yang kini telah mengganti celemeknya dengan jas abu-abu. Papa jadi semakin tampan dengan jas itu. Eh Papa itu memang punya duality yang seimbang. Tampan dan juga menggemaskan! Pantas saja pria yang bernama Off Jumpol itu sangat mencintai Papa.

Gun mengangguk, "ayo makan, Papa hari ini akan ada meeting,"katanya lalu duduk sambil meminum kopinya dan memakan masakannya.

Papa.. dia telah melakukan banyak hal padaku. Mungkin saja, jika Papa masih mencintai Paman Off, dia akan bahagia, dan akan menghabiskan sisa waktunya dengan orang yang dia cintai.

Tiba-tiba pintu diketuk, dan seseorang masuk ke rumah kami. Itu Mama. Hahh aku benci memanggilnya 'mama'.

"Chimonnnnn~~~~~~"serunya yang langsung memelukku dan mencium pipiku. Ah kenapa sih dengan wanita ini? Aku pun langsung mengelap bekas ciumannya itu dengan kasar.

"Jane, dimana Jayler?"tanya Papa. Argh kenapa sih Papa selalu aja begini?!

"Eoh Jayler lagi nunggu di mobil. Aku ke sini mau kasih kalian undangan pernikahanku dan Jaylerr. Acara pemberkatannya di Phuket, Minggu depan,"

"APA?! Mama akan nikah?!"

"Uhm.. kalian datang yaa~~"

Aku kesal. Kenapa dia, kenapa dia dengan mudahnya memberikan undangan itu pada Papa dan aku?

"Ntahlah Jane. Aku akan mengabarimu jika aku bisa," papa tersenyum saat mengatakannya. Tapi apakah itu yang benar-benar dirasakannya?!

"PAPA?!"

"Kenapa Chimon?"

"Papa tidak melarang Mama hah?"

"Untuk apa Chim? Itu kebahagiaan Mamamu, jangan seperti itu,"

"PA! MAMA SELINGKUH! MAMA TIDUR SAMA PACARNYA DI RUMAH INI! PAPA KENAPA DIAM AJA?!"

"Chimon!"

Aku merobek surat undangan itu. Aku injak-injak. Aku benci. Aku benci dia.

"Kau mau menikah huh? Menikah saja sana! Chimon tidak sudi pergi ke  pernikahanmu!"

Aku pergi.

"Asal Kau tau Mon! Ini semua karena Ayah dari Papamu! Kakekmu! Jika dia tidak memaksa kami menikah di usia muda, aku tidak akan seperti ini," kata wanita itu yang membuatku menghentikan langkahku. Aku juga bisa mendengar ada isakan tangis di sela perkataannya itu.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang