Chapter 17 - Family

1.1K 160 5
                                    

Nanon mengepalkan tangannya ketika ia berada di depan restoran kedua pamannya. Karena restorang yang sedang tutup, mereka berdua hanya berbincang sederhana dengan tawa gembira. Sebenarnya kedua pria di depannya itu adalah orang tua asuhnya secara resmi. Sekilas Nanon mengingat kenangan lamanya saat ia masih kecil dengan mereka, Ayah Tay dan Papa New.

"Ayah.. Papa.."ucapnya pelan yang tentu saja tidak didengar mereka.

Sejak kedua orang tuanya meninggal, Nanon diasuh oleh Pamannya Tay dan tinggal bersama suami pamannya itu. Nanon yang masih berusia 6 tahun tentu tidak masalah dengan kehadiran dua orang pria yang menjadi orang tua barunya. Nanon bahkan tidak sungkan untuk memanggil mereka dengan sebutan Ayah dan Papa.  Namun hal itu berubah ketika ia diejek oleh teman sekelasnya. Ia dikatai aneh dan tidak normal. Tapi hanya satu orang yang menerima dirinya dulu apa adanya. Iya hanya Chimon yang mau berteman dengannya.

"Kamu Nanon kan? Jangan menangis lagi na? Kau jadi buruk rupa kalau menangis seperti itu,"ucap seorang bocah kecil dengan kacamata yang bertengger di hidungnya, tidak lupa ia juga memberikan sapu tangan pada bocah yang sedang terduduk menangis karena ejekan teman-temannya. 

"Kamu siapa? Kamu mau mengejekku juga?"balas bocah itu tapi ia sambil mengusap air matanya dengan sapu tangan pemberian anak berkacamata itu.

"Aku Chimon! Kata Papaku, kedua orang tuamu dan Papaku itu berteman loh! Jadi kita juga berteman ya?"ucapnya lalu duduk di sampingnya. 

"K-kalau kedua orang tuaku bukan teman Papamu jadi kau tidak mau berteman denganku?"tanya Nanon dengan bibirnya yang mengerucut.

"Tentu tidak! Chimon mau jadi teman Nanon selamanya! Nanti Chimon yang lindungi Nanon dari semua teman-teman yang mengejek Nanon! Jadi Nanon tidak menangis lagi ehehehe,"kata Chimon penuh senyuman. 

"Kedua orang tuaku sudah meninggal, dan kedua orang yang mengantar aku itu laki-laki. Mereka bilang itu tidak normal. Chimon masih mau berteman denganku meskipun aku tidak normal?"tanya anak itu dengan tulus. Chimon pun menangkup pipi Nanon hingga membuat pipinya mengempis dan bibirnya mengerucut.

" Nanon harus tahu ya? Keluarga itu adalah orang yang mencintaimu apa adanya! Mau itu laki-laki dan perempuan ataupun laki-laki dan laki-laki. Jadi Chimon tentu mau berteman denganmu apapun bentuk keluargamu. Nanon jangan menangis lagi ok? Kalau Nanon sedih, nanti Chimon yang hibur na?" Nanon mengangguk saja ketika mendengarnya. 

"Benar ya? Awas tinggalin Nanon!"ancamnya setelah Chimon telah melepas tangkupan pada pipinya. Ia lalu dan memberikan jari kelingkingnya sebagai bukti janji pada anak di hadapannya itu.

"Janji! Nanon juga ya!"ucapnya lalu menautkan jari kelingkingnya.

"Justru aku yang mengingkari janjimu ya Mon,"ujar Nanon pada dirinya sendiri setelah mengingat janji tulusnya sewaktu kecil dulu. 

"Ternyata selama ini aku menghindari mereka agar aku tidak jatuh cinta denganmu lebih dalam lagi,"lanjutnya lalu mengepalkan tangannya lebih dalam. Matanya terpejam dan menunduk. Nanon bahkan menggigit bibirnya untuk tidak menangis ataupun menertawai dirinya yang pengecut ini. "Aku itu.. tidak pantas menjadi sahabatmu,"

"Eh bukankah itu Nanon?"ujar seseorang dari jauh. Suara yang cukup Nanon kenali. Papa dari sahabatnya. Nanon langsung mengusap air matanya dan bergegas untuk pergi tapi saat ia membalikkan tubuhnya, ia justru menghadap langsung dengan Gun.

"Nanon?"bisik Off pelan. 

"Iya dia ponakan Tay yang diadopsi Tay dan New,"jawab Gun atas pertanyaan Off itu. Nanon yang berusaha untuk pergi dengan menutupi wajahnya tapi ternyata langkah Off sudah lebih cepat.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang