Ke toko souvernir

11.5K 1.1K 101
                                    

Seorang gadis berwajah cantik berkulit putih dengan rambut tergerai panjang memakai atasan casual dengan motif bunga-bunga, berpose mengikuti arahan sang fotografer. Saat ini dalam hitungan detik gadis itu berganti berbagai pose. Gadis itu duduk menyamping mengangkat dagunya ke atas, bibir sedikit terbuka untuk menambah kesan sexy namun tetap terlihat manis. Ia berganti menyilangkan kakinya kali ini mat nya menatap lensa kamera.

"Yak...satu..dua..."

"Cekrek....cekrek....cekrek..." bunyi jepretan kamera diikuti blitz yang menyala.

"Satu kali lagi..... fokus kamera"

Kata si pemuda sambil kembali mengangkat kamera bersiap untuk mengambil foto. Mereka berdua kembali berkutat dengan peran masing-masing keduanya mirip orang yang sedang memadu kasih, memadu kasih dalam arti saling menatap menembus lensa kamera. Berbicara melalui tatapan mata, tak perlu ada kata karena mereka berdua sudah tau apa mau masing-masing. Yah begitu sekiranya jika seorang fotografer bertemu dengan modelnya dalam sesi pemotretan.

"Oke... done...." kata si pemuda.

Gadis bersurai panjang itu tersenyum berjalan mendekati si pemuda yang memakai kemeja flanel biru dipadukan jeans biru pudar.

"Gimana.... bagus gak?" tanya sang gadis.

"Sapa dulu yang foto, pasti banyak hasil yang bagus donk" jawab si pemuda dengan senyum bangga.

"Bukan karena modelnya emang cantik ya?"

"Cantik juga kalau gak ada bakat depan kamera percuma."

"Jadi ini maksudnya cuma kamu saja yang bagus?" si gadis pura-pura merajuk.

"Haahha... gak gitu juga, kamu selalu bagus jika di kameraku"

"Gomballllll....." si gadis tersipu malu.

"Serius..." kata si pemuda meyakinkan.

Mereka berdua berjalan beriringan sekitar taman yang dipilih mereka untuk mengambil beberapa foto. Keduanya saling melempar senyum berbincang banyak hal tentang apa saja yang menurut mereka menarik untuk dibahas.

"Kamu gak ingin pulang??" tanya si pemuda di sela-sela obrolan mereka.

Gadis yang ditanya terdiam menghentikan langkahnya sesaat, senyumnya memudar.

"Kamu sudah gak mau nampung aku ya?"

Si gadis tersenyum kecut lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

"Gak gitu Jeng, aku bahkan siap nampung kamu seumur hidup jika kamu mau"

"Lalu....??"

"Apa kamu gak kangen keluargamu?" tanya si pemuda nada suaranya sangat lembut penuh hati hati.

"Mana mungkin aku gak kangen Yud, tapi apa orang yang aku kangenin mau mengerti aku? Kamu tau kan apa cita-citaku, apa mauku, apa harapanku. Seenaknya saja mereka semua mau menghancurkan mimpiku." kata gadis yang bernama Ajeng, ada kesedihan dari sorot matanya.

"Masih ada aku Jeng.... aku akan selalu ada buatmu akan selalu dukung kamu mewujudkan mimpimu. Aku janji."

Yudha meraih tubuh ramping Ajeng, membawa gadis itu ke dalam dekap pelukan hangat miliknya, menyandarkan kepala si gadis di dadanya yang bidang, membelai surai panjang itu dengan lembut berharap bisa mengurangi rasa kecewa dan sedih pada gadis yang namanya sudah lama bertahta di relung hatinya.

Yudha dan Ajeng bersahabat sudah lama. Yudha adalah satu-satunya orang terdekat yang mendukung mimpi Ajeng. Pria itu mencintai Ajeng, sangat mencintai, namun dia harus menahan cinta itu dihatinya tanpa mengharapkan lebih. Dia bukan tidak pernah mengutarakan isi hat nya pada Ajeng. Pria gagah itu pernah menyatakan cintanya, namun gadis pujaannya menolak. Bukan karena Ajeng tidak menyukai Yudha, wanita mana yang bisa menolak pria sebaik Yudha. Pria mapan, sabar, penyayang, rela berkorban demi orang yang dicintai.Menolak karena Yudha adalah orang yang mendukung mimpinya. Dia tidak mau jika mereka menjalin hubungan asmara, suatu hari jika ada perpisahan di antara mereka hal itu akan menjadi jarak untuk mereka berdua. Yudha menerima keputusan Ajeng. Baginya, kebahagian Ajeng adalah bahagianya juga. Jika memang suatu hari bukan dirinya yang mendampingi Ajeng, tak apa dia akan tetap tersenyum untuk Ajeng.

MY WIFE IS A BOY (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang