Ajeng kembali

10.4K 865 106
                                    

Selamat membaca teman teman...😊


Rintikan hujan tak menyurutkan langkah Ajeng mencari taxi di pinggir jalan. Hatinya bergemuruh tak tenang, kakinya bergetar serasa tak sanggup menopang tubuhnya. Ia panik dan kalut berjalan kesana kemari, undangan berwarna coklat ditangannya ia genggam erat. Sudah cukup lama gadis itu menunggu namun taxi yang diharapkannya tak kunjung ada. Rintikan hujan semakin deras surai panjang itu mulai basah, tubuh rampingnya mulai mengigil dingin. Akan tetapi tekadnya tetap bulat ia harus datang, memastikan dengan matanya sendiri.

Setelah hampir basah kuyub akhirnya taxi yang diharapkan melintas didepannya. Ajeng memberhentikan taxi, dia segera masuk ke kursi belakang saat taxi berhenti didepannya.

"Tolong antar saya ke alamat ini pak"

Ajeng menyerahkan undangan yang hampir sobek karna basah oleh air hujan.

"Iya mbak" jawab si supir taxi. pria paruh baya itu mulai mengemudi menuju alamat yang ditunjukkan penumpangnya.

Di dalam taxi Ajeng duduk di sudut kursi penumpang bagian belakang. Kakinya merapat, kedua tangannya mendekap tubuhnya sendiri mencoba menghalau rasa dingin yang mulai menjalari tubuhnya. Meski begitu rasa dingin itu tak mampu mengalihkan carut marut pikirannya. Bayangan wajah adiknya membuat dadanya terasa sesak.

Tak berapa lama taxi yang ditumpangi Ajeng sampai di depan hotel bintang lima. Bangunan yang menjulang tinggi dan megah milik keluarga Suryadi. Ajeng segera membayar ongkos taxi lalu bergegas keluar dari dalam mobil. Dengan langkah tergesa Ajeng berjalan ke pintu utama hotel yang langsung terhubung lift ke ballroom hotel.

Setibanya di depan pintu ballroom hotel jantung Ajeng berdetak lebih cepat ada rasa ragu merayapi hatinya.Perlahan Ajeng melangkah mendekati pintu, namun belum sampai ia masuk dua orang laki-laki bertubuh tinggi besar memakai setelan jas hitam menghampiri dirinya.

Dua pria itu mengamati Ajeng dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ajeng mengerti akan arti tatapan dua pria besar di depannya,dengan kedua tangannya Ajeng berusaha membersihkan pasir yang mengenai celana jeansnya, sepatu kets yang ia pakai basah dan kotor karna dia sempat kehujanan saat mencari taxi di pinggir jalan depan gedung apartement Yudha. Dengan tangan gemetar Ajeng merapikan rambutnya yang lepek karna air hujan.

"Maaf mbak...dilarang masuk"
Kata salah satu pria.

"Saya mohon pak ijinkan saya masuk, keluarga saya ada di dalam" mohon Ajeng dengan wajah memelas.

"Gak bisa mbak...di dalam ada pesta dan gak semua orang bisa masuk sana"

"Tapi pak keluarga saya di dalam, saya harus masuk"

Ucap Ajeng tak mau menyerah dia nekat menerobos tubuh dua pria besar didepannya. Namun dengan sigap dua pria itu menarik Ajeng menjauh dari Pintu. Ajeng meronta berusaha melawan namun tubuh kecilnya tak cukup mampu meloloskan diri dari cengkraman dua pria bertubuh besar.

"Lepasin saya, biarkan saya masuk!!!" Teriak Ajeng. Dua pria itu tak peduli.tetap menarik tubuh Ajeng menjauh dengan paksa.

"Lepas pak..saya mohon.." Ajeng masih berusaha memohon meski tak di hiraukan.

"Berhenti!!!!"

Ajeng dan dua orang pria yang menariknya berhenti bergerak mereka serempak menoleh kedatangnya suara itu.

"Lepaskan dia!"

"Yudha....." kata Ajeng dengan nada penuh kelegaan.

Mendengar Ajeng menyebut nama Yudha dua pria itu reflek mengendurkan cengkeraman mereka.

MY WIFE IS A BOY (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang