Sebelum baca tolong dengar dulu lagu di atas...Aku dedikasikan buat Yudha dan Yudha Yudha lain di luar sana❤️
Malam itu di sebuah bar, Yudha duduk menghadap counter bar. Dia meneguk minuman berakohol yang disodorkan seorang bartender berulang kali tanpa jeda. Pria bertubuh tinggi itu menunduk, menyembunyikan wajahnya. Ia menyandarkan kepalanya yang sudah terasa berat pada lengan kokohnya di atas meja bar.
Yudha di temani Arga, pria bertubuh lebih kecil dari Yudha itu hanya duduk diam disisi sahabatnya. Sebenernya dia pria yang sangat sibuk, banyak hal yang harus dikerjakannya. Terkadang pekerjaannya menyita waktu istirahatnya di malam hari. Sekarang waktu istirahatnya tersita oleh rengekan sahabatnya yang meminta untuk menemaninya minum di bar.
Arga tak bisa menolak, dia paham sahabatnya sedang butuh teman bicara. Di lihat dari keadaan sahabatnya, Arga tau Yudha sedang mode galau dan Arga sangat paham hal apa yang membuat temannya itu galau seperti orang kalah judi.
Ini bukan kali pertama jadi Arga sudah sangat hapal, Yudha pasti sedang meratapi cintanya. Cinta yang dia perjuangkan bertahun-tahun tapi tidak membuahkan hasil. Arga yang melihat saja merasa lelah. Kenapa sahabatnya itu tak pernah merasa lelah, berkali kali kecewa tapi berkali kali juga bangkit lagi untuk mengejar gadis pujaan nya. Arga tidak menengerti kenapa cinta membuat orang bodoh, di dunia banyak sekali pilihan kenapa harus berdiri dan terpuruk pada satu hati. Bukankah lebih baik mencari cinta yang lain, begitulah cinta deritanya tiada akhir...
Melihat perjuangan temannya, Arga semakin memantapkan hati tak perlu berdekatan dengan mahluk hidup bernama wanita.Merepotkan. Selalu ingin di mengerti, apalagi sikap manja para wanita menurutnya sangat menjengkelkan. Kenapa harus pria yang memanjakan wanita, tidak bisakah seorang pria juga bermanja pada pasangannya.
Ahhh apa yang Arga pikirkan, ia menggelengkan kepalanya berusaha membuyarkan lamunannya. Yang jelas Arga tidak mau berhubungan dengan wanita merepotkan. Arga tidak suka titik!!!
"Ayoo.. Gue antar pulang, udah malem" Ajak Arga.
Yudha mengangkat kepala, mata sendunya menatap ke arah sahabatnya.
"Gue males pulang. Di apartement udah gak ada siapa-siapa"
Jawab Yudha sambil meneguk lagi minuman yang masih tersisa di gelas yang ia pegang.
Yudha enggan pulang ke apartementnya, Ajeng gadis yang biasanya menunggunya pulang sudah tidak ada lagi. Gadis pujaan hatinya itu sudah mengambil keputusan bulat, dia akan kembali ke rumah orang tuanya mengahiri masa kaburnya. Yudha senang akan hal itu akhirnya Ajeng mau pulang, biar bagaimanapun Ajeng punya keluarga. Yudha tidak mau gadis yang ia cintai berlarut-larut dalam pelarian. Meskipun dia tak keberatan dia justru senang menampung Ajeng di apartementnya.Tapi bukan kepulangan si gadis yang membuat Yudha bermuram durja.
Melainkan keputusan gadis pujaan hatinya itu untuk menerima perjodohan. Ajeng pulang untuk melanjutkan pernikahannya dengan laki-laki pilihan kedua orangtuanya.Hal itulah yang membuat Yudha tersakiti.
"Kalo Lo gak mau pulang ke apartement Lo ,ya udah.. pulang tempat gue setidaknya masih ada gue" tawar Arga.
"Ga...apa gue jelek?"
Arga mengernyitkan kening.
"Lo cakep,siapa bilang lo jelek..??"
"Apa gue miskin??" Tanya Yudha lagi
"Lu fotografer mahal, Lo punya cafe.Siapa yang bilang lo kere?"
"Trus kenapa Ajeng gak pernah liat ke Gue? apa yang kurang dari Gue Ga? Gue selalu ada buat dia. Gue sayang dia. Gue cinta sama dia, tapi kenapa semua itu gak cukup kuat buat bikin hati dia milih Gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY WIFE IS A BOY (End)
General FictionAlgis dengan terpaksa menuruti kemauan ibunya. Ia dipaksa menggantikan Ajeng kakaknya untuk menikah. Dikarenakan Ajeng kabur meninggalkan rumah ketika hari pernikahan. Algis seorang pemuda yang manis harus pura-pura menjadi pengantin wanita demi men...