3. Kabur Bareng

1.5K 340 24
                                    

"Pak bukain pintunya dong plisss. Saya baru terlambat sekali doang loh." Ocel memohon kepada satpam sekolahnya untuk membuka pintu gerbang.

Semua ini karena cpnya yang terus mengajaknya ngobrol hingga larut malam. Andai saja kemarin setelah mengerjakan tugas ia langsung tidur, pasti tidak akan berakhir seperti ini.

"Pak kok udah di tutup sih?!"

Ocel menarik lagi semua kata-katanya. Ini bukan kesialan tapi anugrah, kapan lagi seorang Jarrel berdiri di sebelahnya. Sungguh, Ocel ingin menampar pipinya sekarang juga.

Plakkk

"Aduh sakit!" ringis Ocel sambil mengusap pipinya yang ditampar. Ini nyata!

"Lu gak pa-pa? Kok nampar pipi gitu?" tanya Jarrel, tangannya terulur menyentuh pipi Ocel.

"Jangan pegang!"

Jarrel tersentak karena pekikan Ocel.

'Anjir kata-kata gue dibalikin.'

"O- ok sorry."

"Aduh neng Ocel sama mas Jarrel kok bisa telat sih? Gak biasanya loh." Pak Mukhlis langsung membuka pintu gerbangnya.

Baru dua langkah keduanya masuk pak Mukhlis mengintrupsi keduanya.

"Siapa yang bilang boleh masuk?"

Keduanya berbalik kaku, tersenyum kikuk kepada pak Mukhlis.

"Hari ini bu Maya lagi razia, copot jaket kamu Jarrel. Neng Ocel tunggu bentar di sini." ucap pak Mukhlis kembali masuk ke posnya.

"Shhht! Shhht!"

Ocel menoleh-nolehkan kepalanya, mencari orang aneh mana yang membuat suara menyebalkan ini.

"Shht! Ini gue woy!" bisik Jarrel dari belakang Ocel.

"Astaga kaget! I- iya Jarrel k- kenapa?" tanya Ocel gugup, kok Jarrel bisa seganteng ini sih?

"Lu mau ikut gue gak?" tanya Jarrel setelah dengan cepat melepas hoodie kesayangannya.

Ocel menggaruk rambutnya lucu, "I- ikut kemana?"

Jarrel berdecak, matanya terus menatap was-was ke area sekitar.

"Kabur lah, lu mau dihukum? Gue sih enggak."

Ocel menggeleng cepat.

"Enggak Jarrel, gak baik kabur."

"Ck! Tinggal ikut apa susahnya sih? Lagian kita kabur masuk ke kelas bukan keluar."

Belum sempat Ocel menjawab Jarrel sudah lebih dulu menarik lengan Ocel. Keduanya berlari cepat tanpa menghiraukan pak Mukhlis yang baru keluar dari posnya sambil membawa buku daftar siswa telat.

"EH KALIAN MAU LARI KEMANA?!"

Jantung Ocel sekarang berpacu tiga kali lipat, ia tidak bisa menahan perasaan senangnya. Jarrel, iya Jarrel! Pangeran pujaannya sekarang sedang lari bersama dan menggenggam tangannya erat. Mami Ocel mau nangis aja rasanya.

"Shhht! Lu diem ya, kita ngumpet di sini sebentar." bisik Jarrel sambil membekap mulut Ocel.

Plis Ocel gak kuat lagi, mau pingsan. Kenapa harus sedekat ini sih. Badan Jarrel sekarang menempel pada Ocel, keduanya bersembunyi di belakang papan mading kelas 10.

Dari jarak sedekat ini Ocel bisa merasakan deru napas Jarrel yang hangat. Hidungnya bangir, mata tajamnya berkilauan, kulitnya sangat lembut, dan jangan lupakan bibir pink alaminya. Astaga Ocel jadi merasa iri dengan Jarrel.

"Mmphhh!" pekik Ocel tertahan ketika melihat cicak di belakang tubuh Jarrel.

"Eh diem! Nanti kita ketauan, kenapa sih?" tanya Jarrel panik.

"Mphhhh!" Ocel semakin memekik, bahkan mulai mendorong bahu Jarrel pelan.

"Shht! Di- AHHHK!"

"Kalian berdua ngapain?!"

"Eh kak Jarrel mesum sama siapa itu woy!"

"Anjir ceweknya minta gue parut."

Tamatlah riwayat mereka berdua.

-÷-

"Ini semua gara-gara lu! Coba tadi enggak gerak-gerak, pasti gue gak bakalan jatoh." Jarrel terus menggerutu sambil terus memasukan sampah ke dalam tempatnya.

Sedangkan Ocel hanya bisa diam-diam memuji tampang pria itu. Lihat wajah marahnya sama sekali tidak menyeramkan, bibirnya maju beberapa senti ke depan dengan pipi mengembang. Bisakah Ocel culik Jarrel sekarang juga?

"Lu kok dari tadi diem sih? Gue itu gak suka ya kalo ngomong gak di dengerin." Jarrel menoleh ke arah Ocel, tangannya ia lipat di depan dada, masih dengan raut muka yang sama.

Ocel tersenyum tipis, "A- aku dengerin k- kok." jawabnya sambil menunduk.

"Ck! Nama lo siapa?"

Ocel mendongak, menatap uluran tangan Jarrel.

"Sorry buat yang kemaren sama tadi. Gue gak galak, jadi gak usah takut gitu." ucapnya sambil tersenyum manis, bahkan peluh di wajahnya tidak mengurangi sedikitpun kadar ketampanan di sana.

"A- aku Ocel. Harusnya aku yang minta maaf sama kamu." Ocel membalas jabatan tangan itu.

Entah kenapa Jarrel merasakan sengatan aneh ketika menatap mata Ocel.

"Cel lu gak apa-apa kan? Itu hidung lo."

"G- gak ap-"

Brukkk

"EH KOK PINGSAN?!"

"EH KOK PINGSAN?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc

Hola!

Jalan-jalan ke Hanlim
Jangan lupa mampir ke Sopa
Reader-nim
Jangan lupa vommentnya!

Wkwk apasi gaje 😭
Ya gitu lah intinya
Pokoknya vomment! Owkey

- Chippy Pasta -

A/n: mampir ke oneshoot Chippy ges

[3] Ketua Mading | Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang