9. Hari Buruk Jarrel

876 153 5
                                    

"Ocel!"

Mendengar teriakan itu lantas membuat Ocel refleks berjalan lebih cepat dari biasanya. Setelah kejadian tempo hari, Orang-orang yang biasanya menutup mata akan dirinya menjadi lebih sering memusatkan atensinya pada Ocel.

Ocel tidak suka keramaian, apalagi perhatian. Semua ini membuat dadanya sesak, seolah pasokan oksigen dalam tubuhnya terkuras habis.

"Ocel! Ini aku Nini!"

Panggilan itu sontak melambatkan laju Ocel, "Nini buat Ocel panik ajasih!" omel Ocel sambil menarik tangan Jenni untuk menutupi dirinya.

"Kamu kenapa lari-larian kayak orang dikejar anjing gitu? Kan aku gak bawa Kuma ke sekolah." tanya Jenni sambil sesekali berkaca untuk merapikan penampilannya yang berantakan. Pagi-pagi ia sudah harus olahraga karena mengejar sahabat pemalunya.

Ocel terdiam sebentar, memang ia tidak dikejar anjing ataupun setan. Tapi menurutnya orang-orang yang menatapnya seperti kehausan darah sedari depan gerbang tadi sampai saat ini membuat bulu kuduk Ocel berdiri.

"Manusia lebih serem dari anjing!"


-÷-

Kejadian tempo hari ketika seorang Ocel culun berubah menjadi sosok bidadari tak bersayap sukses membuat Jarrel sulit mendapatkan konsentrasi. Ia menjadi lebih sering menyendiri dan merenung.

Seperti saat ini John sudah muak selama tiga hari hanya menatap Jarrel yang hanya duduk diam seperti patung. Mereka jadi tidak memiliki chemistry untuk melakukan siaran mading.

"Jer! Ayolah semangat lagi masa lo langsung loyo gitu ketemu cewek cantik. Harusnya lo tuh semangat buat dapetin dia jangan malah jadi lu yang cupu sekarang!" ucap John, walaupun ia percaya Jarrel tidak mendengarkannya sepenuhnya.

"Cantik banget Jon... Gue gak kuat, gue gak pantes buat deketin Ocel. Pasti dia gak suka sama gue, selama ini gue kan selalu bilang dia cupu." keluh Jarrel. Akhirnya setelah menunggu sekian abad John bisa mendengar suara sahabat karibnya.

John lantas mendekati Jarrel, menepuk punggung pemuda itu lumayan keras. "Gue baru tau temen gua yang satu ini cupu! Kemana perginya Jarrel ambisius si primadona sekolah?" ejeknya.

"Gak lucu Jon! Yang kali ini beda, rasanya gue kayak putus cinta sebelum memulai."

Jarrel kembali menaruh kepalanya di atas meja ruang siaran.

"Lo gak mikirin perasaan si manis? Gimana dia nungguin suara lo selama tiga hari ini." John masih tidak menyerah untuk memancing Jarrel.

Tiba-tiba Jarrel mengangkat kepalanya tegak sampai terbentur mikrofon di mejanya. Karena kejadian Ocel ia jadi melupakan si manis.

Ia merindukan semangat yang disalurkan si manis lewat setiap kata-katanya. Ia merindukan hadiah kecil yang selalu terselip di setiap amplop merah muda bertuliskan "Si Manis". Jarrel betapa jahatnya dirimu sampai melupakan alasanmu menyukai siaran.

"Gue cabut dulu Jon!"

-÷-

"Misi! Permisi! Air panas! Air panas!"

Jarrel mengumpati kesalahannya mengambil waktu. Ini jam pulang sekolah, dimana seluruh siswa berhamburan keluar untuk segera meninggalkan sekolah. Dirinya yang bahkan disebut primadona saja tidak diindahkan oleh mereka. Memang kasur rumah lebih utama bagi siapapun.

[3] Ketua Mading | Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang