15. Happily Ever After

903 117 4
                                    

"Mas Wawan? Ke sini lagi?" tanya Ocel yang baru saja membuka pintu rumahnya.

"Hehe, habisnya saya kangen sama kamu terus sih." ucap Wawan jujur.

"Hm? Kenapa kangen ke Ocel?"

"Ahhh, gapapa. Omong-omong Jenni ga main ke rumah kamu Cel?" tanya Wawan, biasanya kan gadis yang mirip beruang madu itu selalu bermain bersama Ocel.

"Nini lagi sakit." jawab Ocel lesu.

Wawan yang mendengar itu langsung kaget dan panik. Bagaimana bisa Jenni sakit, kemarin mereka baru saja jalan-jalan berkeliling kota mencarikan hadiah untuk Ocel. Apa Jenni kelelahan? Kenapa tiba-tiba Wawan jadi merasa khawatir seperti ini.

"Mas Wawan? Mau ketemu Nini?"

Entah kenapa Wawan jadi bimbang. Ia menyukai Ocel, tapi entah kenapa mendengar kabar gadis yang selalu menemaninya akhir-akhir ini sakit Wawan jadi gusar.

"Udah, lo temenin aja Jenni. Biar Ocel sama gue." Jarrel tiba-tiba muncul entah dari mana. Sudah membawa keranjang seperti ingin piknik.

"Kamu ngapain ke sini? Itu apa?" tanya Wawan penasaran.

"Gue mau piknik bareng Ocel. Lo gak usah ganggu, mending lo urus Jenni."

Ocel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tidak mengerti dengan pembicaraan dua kakak beradik di depannya.

"Ocel kamu ganti baju dulu ya? Siap-siap, kita jadi pergi kasih makan kelinci kan?" tanya Jarrel lembut.

Ocel yang mendengar itu langsung antusias. Ia lupa kalau kemarin ia bercerita ke Jarrel ingin memberi makan kelinci yang banyak.

"Oke! Ocel mau ganti pakai baju kelinci dulu. Dadah!"

Jarrel hanya tersenyum gemas, Ocel semakin lama semakin membuatnya bahagia.

"Lo ngapain masih di sini? Sono temuin cewek lo, kalo gak mau diambil orang lagi." ucap Jarrel pada kakaknya.

"Siapa yang pacaran. Kakak sukanya cuma sama Ocel." balas Wawan tak mau kalah, ia masih tidak rela jika gadis lugunya diambil alih oleh adiknya yang buta dalam percintaan.

"Gue bisa nilai lo kak! Lo itu cuma gak mau kalah dari gue. Dari dulu lo selalu pengen dapetin apa yang gue pengen dapet. Udah cukup perhatian mama papa yang lo ambil. Sekarang gue mau jemput kebahagiaan gue sendiri!" Jarrel mengungkapkan semua kekesalannya kepada Wawan.

Memang dulu ketika Jarrel lahir sudah seperti anak bungsu lainnya Jarrel akan mendapatkan perhatian yang lebih banyak dari orang tuanya. Sedangkan Wawan semakin menjadi pribadi yang tertutup. Dia selalu berusaha keras agar mendapatkan apa yang Jarrel dapatkan.

Wawan selalu ingin menjadi yang nomor satu, dia sempurna. Dia tidak ingin membiarkan Jarrel menjadi sempurna. Sampai tahap dimana orang tua mereka mulai membanding-bandingkan Wawan dengan Jarrel. Wawan merasa puas melihat wajah kecewa Jarrel.

Tapi jauh di dalam lubuk hati Wawan, dia ingin menjadi dekat dengan Jarrel. Semua itu sudah menjadi masa lalu mereka, dia tidak ingin adiknya menyimpan rasa benci.

"Bukan maksud kakak kayak gitu. Kakak gak tau kalau Ocel cewek yang kamu incer juga." ucap Wawan sedikit ada rasa sedih di kalimatnya.

"Gue selama ini gak pernah pacaran kenapa? Karena lo kak! Pasti cewek-cewek yang deket sama gue langsung suka sama lo! Tapi gue gak bakal biarin Ocel milih lo juga. Buat kali ini gue gak mau ngalah."

Sepertinya Wawan harus mundur sekarang, mungkin Jarrel benar-benar serius ingin memperbaiki hubungannya dengan Ocel. Wawan juga sadar selama ini Ocel baik padanya karena ia adalah kakak Jarrel. Mungkin Wawan harus lebih membuka hatinya untuk perempuan lain.

[3] Ketua Mading | Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang