00 - 20 : Gerhana

97 14 0
                                    

Di kamar Ju Kook

Terlihat Ju Kook sedang belajar di meja belajar di yang berada di sudut kamarnya dekat pintu kaca yang terhubung dengan teras.

Dia sedang fokus mengerjakan soal-soal yang di berikan gurunya sebagai pekerjaan rumah atau PR.

Buku-buku bertumpuk di meja belajar Ju Kook sebagai peneman dan pembantu untuknya jika dia menemukan soal yang sulit dia jawab.

Ju Kook membaca tiap kata yang ada di salah satu halaman buku paket yang terbuka di samping buku tugasnya sambil tangannya menulis jawaban dari soal yang dia kerjakan yang dia temukan di buku paket.

Pintu kamar Ju Kook terbuka dari celah pintu yang terbuka tuan Jeon masuk ke kamar Ju Kook dan berdiri di dekat pintu. Tuan Jeon melihat Ju Kook yang sedang belajar di meja belajarnya
.
"Ju Kook, ayah mau pergi sebentar ya ayah ada urusan di luar" ucap Tuan Jeon pamit pada Ju Kook.

Sambil mengerjakan tugasnya Ju Kook berkata "Iya ayah, hati-hati ayah"

"Iya" ucap Tuan Jeon. Setelah itu tuan Jeon keluar dari kamar Ju Kook dan menutup pintu kamar Ju Kook.

-✳️✳️✳️-

Di sebuah ruang kerja yang terlihat mewah.

Seseorang berpakaian bak raja duduk di kursi mewah yang di depannya ada meja yang di atasnya banyak tumpukan kertas, buku dan alat-alat untuk menulis. Wajah orang itu terlihat cemas karena orang-orang suruhan belum memberikan kabar apapun tentang tugas yang dia berikan.

Tugas untuk mencari anak-anak tanpa kekuatan yang di takdir menjadi penyelamat orang-orang dari belenggu bangsa kegelapan.

"Dimana mereka?! Kenapa sampai sekarang mereka belum kasih kabar apapun?!!" batin orang itu.

Orang berpakaian raja itu bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah jendela besar yang ada di belakang meja kerjanya.

Dia melihat ke luar lebih tepatnya melihat ke langit pagi yang terlihat indah berwarna biru muda di hiasi beberapa awan putih dan di sinari cahaya sang Arta yang begitu cerah.

"Nanti malam akan terjadi gerhana Sezues. Bagaimana ini?!!" batin orang itu.

"Dimana kau Gurugon?!!!" lanjutnya.

-❇️❇️❇️-

Pintu kayu rumah yang ada di tengah hutan milik tuannya Yail terbuka. Tuannya Yail muncul dari pintu itu dan berjalan keluar rumah. 7 langkah dari pintu tuannya Yail berhenti dan berdiri di halaman rumahnya yang tersinari cahaya sang Arta. Tangan orang berjubah coklat itu membuka tudung jubahnya. Rambut merah orang itu tergerai ke bawah. Dia mengnengadahkan wajahnya ke atas dengan mata terpejam dia menikmati suasana pagi yang cerah. Wajah putih yang berada di bawah sinar sang Arta terlihat begitu cantik. Hidung mancungnya menghirup oksigen pagi yang di sediakan oleh tumbuhan di sekitarnya dengan perlahan. Dia menikmati setiap oksigen yang masuk ke dalam sistem pernafasannya lalu dia menghembuskannya perlahan.

"Nona, ayo makan, makanan sudah siap" terdengar suara Yail dari dalam rumah tapi wanita berambut merah itu tak mengindahkan suara itu.

Tidak mendapatkan tanggapan dari tuannya Yail beranjak dari dapur mencari tuannya. Sampai di ruang tamu, Yail melihat pintu rumah setengah terbuka.

Universe : Galaxy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang