#Chapter 5:Harapan

24 11 1
                                    

Setelah berterima kasih, pria itu memberitahukan bahwa bukan hanya dirinya saja yang terjebak di dunia Astral ini.

"Terimakasih anak muda, aku kagum anak seusiamu berani mengambil tindakan seperti itu dan menemukanku disini. Di tempat ini sudah lama mahluk tadi menangkap jiwa-jiwa orang yang menjadi incarannya. Dia sudah berkuasa di rumah ini beratus-ratus tahun dan dia sudah menangkap banyak jiwa dari berbagai tempat dan menariknya ke rumah ini, aku tak tau persis tapi sepertinya rumah ini menjadi cikal bakal mengapa mahluk seperti itu tercipta," ungkap pria tua itu padaku.

Aku bangkit berdiri dan aku yang masih kebingungan enggan berpikir panjang dan aku langsung menanyakan intinya.

"Pak, apa kau tau ayahku dimana? Aku yakin ia berada di sini.." Tanyaku.

"Mari ikut aku, aku tau sebuah ruangan yang menjadi tempat kami semua di tahan." Jawabnya.

Pria itu berjalan di depanku dan aku mengikutinya dari belakang.

"Aku baru tau bahwa rumahku ini menjadi sarang sebuah mahluk seperti itu, mengerikan sekali, Themis apa kau merasakan sesuatu?" Batinku

"Aku merasakan aura yang busuk, pria ini ntah dia baik atau tidak.. tetaplah berhati-hati, kau bisa mengeluarkan senjata dengan cara membayangkan senjata itu dan pusatkan fokusmu pada tanganmu dan benda itu akan muncul, itulah yang di sebut senjata roh. Aku adalah dewa Themis agung yang berada dalam naungan rasi bintang Libra, senjata rohku adalah yang paling mematikan." Sahut Themis bangga.

"Baik aku mengerti, aku akan berhati-hati dengannya." Lanjutku.

Akhirnya kami pun sampai di sebuah pintu kayu, aku bahkan tak tau ini ruangan apa, pria itu memintaku membuka pintu itu dan aku pun membukanya.

Kritt..

Pintu terbuka dan aku pun shock mencium bau busuk yang keluar dari dalam ruangan itu. Aku masuk sambil menutup hidung dan melihat banyak manusia yang duduk di lantai dengan posisi melingkar di tengah ruangan, mereka semua di selimuti kain putih dari atas sampai bawah, tapi tetap saja kain yang menutupi wajah mereka tak sampai ke dasar lantai panjangnya jadi aku tetap bisa melihat pakaiannya, aku pun menemukan orang yang mengenakan pakaian mirip dengan ayahku tapi sebelum aku sempat bertindak..

Bugh..!

Pria tua itu mendekapku dari belakang dan mencekikku dengan tangannya dari belakang. Akupun langsung berusaha sekuat tenaga untuk melepas cengkraman tangannya yang kuat itu.

Krekk..!

Aku kaget karena tangannya putus saat aku tarik dan aku yang shock segera berlari menjauh dan melempar tangannya yang ada di genggamanku. Aku mengamati pria itu dan melihatnya yang hanya terdiam sambil tersenyum. Tangannya yang putus seketika mengeluarkan otot dan daging baru sehingga seperti tumbuh lagi. Aku gemetar dan menutup mata sambil membayangkan..

Wush..!

Sesuatu kini ada dalam genggamanku, aku berharap itu adalah pedang yang tadi dan aku membuka mata tapi ternyata itu adalah sebuah pisau kecil..

"Hah..!? Kenapa yang muncul malah pisau? Jawab aku Themis..!!" Protesku

"Hahaha.. Bocah kau tak akan bisa mengalahkanku, kau mungkin bisa membunuh istriku dengan pedangmu itu tapi pedangmu sudah lenyap dan pisaumu tak akan berguna..!!" Teriaknya sambil tertawa.

"Hah dia istrimu? Mengapa dia mau mebunuhmu?" tanyaku polos padanya.

"Hahaha.. dasar bocah bodoh, kami sejak awal sadar akan kehadiranmu, aku berusaha memancingmu untuk menjebakmu, tapi aku salah. Kau ini sangat berbahaya dan aku akhirnya menuntunmu untuk memui ayahmu, anggap saja ini hadiah kecil dariku atas nyalimu tapi kini kau akan mati..!!" jelasnya sambil mengancamku.

Tangannya berubah menjadi tengkorak, tiap ujung kukunya menjadi runcing dan ia bersiap lalu berlari kearahku.

Aku yang gemetar mulai menutup mata secara sepontan tapi tiba-tiba..

Slash..!!

"Huh!? A-apa itu..!?"

Aku kaget mendengar suara sayatan itu dan aku membuka mata, rupanya Pisau itu menancap dan menembus jantung pria tadi sehingga ia tertunduk di lantai dengan mulut menganga.

Aku shock melihat pemandangan ini, dan aku mulai menjauh darinya perlahan.

"Heh kaito.. kau harus berterimakasih padaku karena telah menyelamatkan hidupmu 2x hari ini, jika tanganmu tak aku gerakkan nyawamu sudah melayang dari tadi." Bisik Themis ketus.

"Hah jadi ini perbuatanmu? trimakasih ya sudah menolongku lagi, maaf aku jadi merepotkanmu hehehe.." Batinku agak malu.

Tak berselang lama pria itu pun hancur menjadi butiran debu berwarna ungu dan masuk ke dalam pisau itu dan pisau itu pun hancur menjadi butiran partikel kecil.

Aku sudah merasa aman kemudian mulai menyadarkan setiap pria disana dan aku meminta agar Themis menolongku membuka portal untuk kembali. Aku berdiri di tengah mereka dan menutup mata lalu fokus dan akhirnya..

Clinggg..

Suara nyaring cahaya sihir menyelimuti kami dengan cahaya yang sangat silau sekali dan semuanya menghilang tertutup cahaya.

.

.

.

Bersambung..

Counstelarium (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang