Gelap malam, di hiasi angin malam dan suara binatang malam mewarnai ketegangan pelarian itu. Walau Airin sudah tak berteriak tapi langkah kakinya terdengar oleh sosok misterius itu menuju suatu arah, sehingga sosok itu terus mengejarnya sampai Airin memutuskan untuk bersembunyi di balik semak-semak dan menutup mulutnya rapat-rapat dan mulai mengatur kembali pernafasannya agar tak terdengar oleh sosok tadi.
Tap.. Tap.. Tap..
Langkah terdengar berada di dekat semak itu, kini Airin semakin takut dan semakin gemetar...
"Wah trimakasih atas makanannya kak Bell kami mau segera beristirahat ya, di ruang mediasi." Pamit sang OSIS yang bertanggung jawab.
Sementara itu, di saat yang sama para murid mulai bersiap tidur di ruang mediasi. Tak berselang lama mereka semua tertidur, tapi nyatanya tak semuanya tidur, Kaito yang masih terbangun kini hendak menuju ke kamar kecil.
"Huft.. Panas sekali di ruangan ini, aku jadi ingin buang air sebaiknya aku segera keluar." Keluh Kaito
Ia yang tak tahan, kini beranjak dari tempatnya dan menuju ke pintu keluar.
Di saat yang sama Airin masih bersembunyi ketakutan, tetapi langkah sosok itu seakan masih berada di situ dan berusaha mencari keberadaan Airin tapi tak kunjung menemukannya.
Tap.. Tap.. Tap..
Langkah itu mendekat ke arah Airin perlahan.
Tap.. Tap.. Tap..
Tak lama akhirnya suara itu semakin pelan dan seolah semakin menjauh. Airin memgintip dari balik semak dan melihat sosok misterius itu mengangkut bu Aiko dan Aiharu dan meletakkannya di kedua pundaknya seperti mengangkut barang.
Airin yang sudah tak kuat kini menangis ketakutan, ia gemetar dan terjadi konflik dalam batinnya. Di sisi lain ia ingin membuntuti sosok itu untuk mencari tau tempat persembunyiannya tetapi di sisi lain dirinya terlalu takut untuk melakukan hal tersebut.
Langkahnya kini terdengar semakin jauh dan dengan terburu-buru ia akhirnya mengambil keputusan.
"Aku harus mengikuti sosok itu dan mencari keberadaan persembunyiaannya lalu meminta bantuan secepatnya." Batin Airin.
Tanpa pikir panjang, ia pun melompat keluar perlahan dan akhirnya membuntuti sosok itu perlahan namun berjarak.
Cekrek..
Nyittt..Kaito membuka pintu lalu keluar menuju kamar mandi. Ia tak membawa lentera karena sudah ada lentera yang terpasang di tembok-tembok panti. Setelah berjalan menyusuri lorong panti, ia akhirnya sampai di kamar mandi.
"Akhirnya lega juga.. Sekarang aku mau lanjut tidur hehe," Kata Kaito lega.
Awalnya semua tampak biasa saat ia berjalan menuju kamar, namun tak lama kemudian ia terdiam karena tak sengaja melihat ada sesosok orang sedang duduk di halaman samping panti, Kaito mendekat dan melihat lebih jelas dari jendela.
"Dia kan.. hmm.. harus ku pastikan.."
Kaito bergegas keluar lewat pintu samping dan mendekatinya perlahan. Hingga kini Kaito sudah cukup dekat dengannya. Namun belum sempat berkata apa-apa, sosok itu pun berkata..
"Melati begitu putih dan suci tetapi serbuk debu bintang jauh lebih suci dan putih berkerlip. Mawar begitu merah dan penuh noda tetapi darah lebih ternoda, itulah takdir dunia ini. Tak ada yang lebih suci antara satu dengan yang lain begitupun tak ada yang terlalu bernoda satu dengan yang lain, kita di lahirkan untuk memikul beban mereka yang lebih dulu lahir di dunia sebelum kita bukan?" Ucapnya lembut.
Sosok yang merupakan seorang gadis pun berdiri dari duduknya lalu membalikkan badannya perlahan menghadap Kaito.
Kaito sontak terkejut mendengar ucapan itu, seketika ia pun Flash Back mengingat sebuah memori dalam mimpi dalan mimpinya yang menggambarkan jekuatan jahat yang menyamar menjadi Aiharu dan mengucapkan hal yang sama, ia semakin shock karena sosok itu ternyata adalah Ika.
"Siapa kau sebenarnya?"
Tanya Kaito serius. Belum saja ia menjawab, tak di sangka huruf-huruf kuno kecil perlahan keluar dari dalam diri Ika, matanya berubah juga seperti saat Kaito bersatu dengan Archanggle Soulnya.
"I-ini.. Bagaimana bisa terjadi..?"
Themis seketika terkejut merasakan aura milik Ika. Kaito yang sudah di pringatkan sebelumnya kini mulai waspada. Tak di sangka ternyata kinu Ika sudah sepenuhnya bersatu dengan kekuatan itu.
"Prasaan yang rapuh, jiwa yang merasakan beban ketidakadilan kini berhasil membangkitkan sebuah Archanggle Soul murni yang berasal dari hati yang suci namun ternodai oleh kelamnya kenyataan. Mereka memang bersatu tapi Archanggle Soul itulah yang mengendalikan Ika sepenuhnya, kini ia tak akan mengenali kita lagi karena itu bukanlah Ika lagi melainkan Soul," bisik Themis.
Seketika Ika yang sudah di kuasai oleh kekuatan itu mulai mengangkat dan mengulurkan tangannya ke depan, seketika semua tempat di sekitar mereka berubah menjadi langit penuh bintang dan tanah yang mereka pijak berubah menjadi lantai kaca bening dan berwarna pelangi berkristal seperti saat pertemuan pertama Kaito dulu.
"D-dimana ini..?
"Selamat datang di dunia parallel ku yang indah ini, kini akan ku ungkap takdirmu yang sebenarnya."
"Kenapa kau membawaku? Mengapa kau menunjukkan ini padaku !?"
"Jiwaku bangkit atas derita anak ini, berkat dirimu jiwaku lahir. Sebagai rasa trimakasih, akan aku tunjukkan padamu arti penderitaan yang kami rasakan, laki-laki adalah mahluk busuk yang selalu merebut kebebasan kami kini kaulah yang akan menanggungnya!"Kaito tak bisa berkata apa-apa melihat kemarahan Archanggel yang tampaknya sudah sampai ke ubun-ubun tersebut.
.
.
.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Counstelarium (On-Going)
AventuraSeorang anak polos menemukan dirinya tersesat di dimensi lain yang begitu asing baginya. Di sambut oleh mahluk aneh ia pun malah jadi bingung dan takut. ---------------------- "Hah? Archa.. apa tadi? Susah sekali namanya ku sebut.. lagian anak seper...