#Chapter 27: Derita Abadi

10 5 1
                                    

"Ayah menyesal nak, maafkan ayah.. Ayah tak menyangka akan seperti ini." Jelas ayahnya menyesal.

Aura yang melekat pada Airen semakin pekat dan hitam, kulitnya menjadi menua dan kriput, rupa fisiknya berubah menjadi mengerikan tak tampak seperti manusia, sedangkan Mitras semakin bercahaya dan semakin dewasa, tak menua melainkan ia menjadi gadis muda yang rupawan.

"Ayah.. Kenapa aku menjadi mahluk menyeramkan? Mengapa kaka tidak? Ayah aku tak mau seperti ini, ayah aku benci ayah.." Teriak Airen berlari menjauh.

Ayah dan kakaknya tak bisa menghentikannya dan mereka terkejut ketika melihat Airen yang berlari malah hancur jadi debu hitam.

"Maafkan ayah nak, ayah menyesal." Lirih ayahnya penuh sesal.

"Ayah.. apa aku akan seperti Airen?" tanya Mitras takut.

"Tidak, sebaliknya.. Kau akan abadi dan akan cantik selamanya. Tapi segala derita dunia akan di tanggung adikmu dan ia akan selamanya menjadi milik kegelapan." Jelas ayahnya menghibur.

"Jadi ayah tau Airen akan seperti ini? Mengapa ayah lakukan ini..!? Apa ayah mengorbankan anak ayah sendiri?" tanya Mitras kesal.

"Maaf, ayah terpaksa. Demi keseimbangan dunia.. Kekuatan kalian harus kalian jaga, ayah harap Airen akan terbiasa dengan takdirnya itu." Ungkap ayahnya serius.

Mitras tak berani menjawab apa-apa, ia hanya tertunduk dan dengan ikhlas harus menerima apa yang ayahnya telah perbuat padanya dan adiknya.

"Dengan ini, takdir telah di genapi dan ayah sudah selesai dengan kalian. Pergilah..!! Ayah tak mau melihat kalian lagi..!!" teriaknya mengusir.

Mitras yang perasaannya sudah bercampur aduk kini pun pergi tapi tak berlari seperti adiknya, melainkan ia melompat dari gunung itu ke lembah yang dasarnya ntah sedalam apa. Tapi dari kejauhan, tampak Mitras tiba-tiba mengeluarkan sayap berwarna kuning keemasan seperti sayap malaikat lalu meluncur ke bawah dan lenyap menjadi debu.

"Semoga kalian mau memaafkan ayah." Bisik pria itu dalam hati.

Tak lama kemudian, ia menatap langit dengan serius dan berseru..

"Hades..!! sudah ku lakukan printahmu, kini lepaskanlah jiwa istriku yang telah kau tahan selama 8 tahun di tanganmu..!!" teriaknya lantang menghadap langit.

Tak lama kemudian, langit menjadi gelap dan awan pun berputar pada sebuah titik yang menjadi porosnya. Muncullah sebuah mahluk kecil bertanduk merah mengerikan berselubung api keluar dari balik awan dan perlahan melayang turun mendekat pada pria tua itu.

"Trimakasih, tugasmu selesai tapi maaf aku tak membutuhkanmu lagi."

"Apa? Kau menipuku.. beraninya.. kau!!"

"Haha.. tindakanmu akan memebelah dunia suatu hari nanti."

"Maafkan ayah anak-anak, perbuatanku ternyata malah membawa bencana."

"Sudah terlambat, kini matilah..!!"

Mahluk itu dengan cepat menyambarkan petir dengan kekuatan besarnya.

Zurbb..

Dalam hitungan detik, pria itu terasambar dan hangus menjadi debu dengan penuh penyesalan akan anak-anaknya yang masih polos.

"Bodoh.. suatu saat, kedua anakmu akan membawa petaka bagi dunia hahaha.."

Hades pun menghilang, langit tetap gelap dan menutupi matahari, pancaran cahaya oranye hanya terlihat samar-samar menyinari bumi. Angin kencang mulai berhembus tak beraturan, di sinilah penyesalan besar terjadi jauh sebelum peradaban muncul. Kesalahannya akan terus di kenang, dan rasa bersalah akan anaknya tak akan tergantikan dalam keabadiannya.

.

.

.

Bersambung..

Counstelarium (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang