#Chapter 30: Kaito & Airen

5 3 0
                                    

Hari mulai senja, awan gelap masih menutupi bumi, gelap, sunyi itulah gambaran suasana di hari itu.

Flashback Off

"Sejak saat itu, kekuatan Mitras terus mengunciku hingga kini. Aku beruntung, tuan Hades melihat kesengsaraanku dan ia mengirim utusan ke desa ini dan akhirnya dapat mempengaruhi seisi desa untuk menolongku bisa bangkit seperti saat ini."

Seyla yang sudah mengetahui seluruh kejadian yang sebenarnya pun hanya terdiam tak mampu berkata apa-apa karena di sini, Airen sendiri adalah korbannya.

"Tak perlu mengasihaniku!" bentak Airen tak suka.

Belum saja sempat bereaksi, Airen melesat dengan cepat ke arah Seyla dan mengarahkan tangan kirinya ke wajah Seyla dengan cepat. Tak di sangka, Angin bertiup kencang dan dengan begitu cepat, butiran cahaya kristal biru dengan begitu cepat terbentuk di hadapan Seyla lalu membentuk rupa manusia yang dengan sergap menahan pukulan Airen dengan 1 tangan.

Itu Kaito!! Sontak kehadirannya membuat kaget Airen dan Seyla. Setelah butiran itu menyatu dengan cepat, Kaito yang menahan pukulan tadi dengan cepat menendang perut Airen hingga ia sedikit tersentak dan mundur.

Plak..

Kaito dengan cepat menepuk tangannya dan rantai dengan Aura ungu pun keluar dari tanah lalu dengan cepat melilit Airen.

"Seyla.. Pergilah!!"

Kaito berteriak pada Seyla namun Seyla tak menghiraukannya dan malah melompati Kaito dan dengan cepat menyerang Airen dengan telapak tangannya tepat di dadanya sebelum Airen sempat bergerak. Segel tangan terbentuk tepat di dadanya, perlahan ujungnya menjalar melingkari tubuh Airen sehingga roh dewa itu tak dapat keluar dari tubuh itu.

Aargghh..!!

Kaito terkejut melihat kemampuan Seyla itu. Tak mau kalah, Kaito pun tak tinggal diam.

"Minggir!!"

Seyla pun menyingkir dari hadapan Kaito lalu pada akhirnya Kaito pun melepas tepukannya lalu membentuk pedang di tangannya dan melemparkannya dengan cepat.

Sluurpp..
Arkkh..

Pedang itu tak perlu waktu lama untuk menembus tubuh baru Airen itu.

"B-bagai.. bagaimana bisa terjadi.., aku.. tak bisa keluar dari tubuh ini..!!"

Rantai ungu yang melilit Airen pun kini hancur menjadi berkeping-keping sementara pedang yang menancap di  dada Airen pun hancur jadi partikel.

"Maaf.. kekuatanku sudah mencapai batas..," bisik Themis.

Kekuatan Themis memudar dan kini Kaito hanya tinggal bersama Hathors sementara Astreia izin untuk memulihkan diri.

"Tuan.. bertahanlah 3 menit sampai aku pulih." Kata Astreia.

"Hathors bertahanlah..!!" lanjut Kaito panik.

"Baik tuan aku akan bersamamu." Jawab Hathors.

Tak di sangka muncul sebuah suara lain dalam pikiran Kaito.

"Tenang..!! Aku dan Mitras akan melawannya."

Sontak Kaito kaget dan langsung menatap ke arah Seyla.

"Apa ini kau Seyla, bagaimana bisa?" tanya Kaito bingung.

"Tentu aku bisa, keluarga secara turun temurun mewariskan kekuatan Mitras pada tiap generasinya dan kini akulah pewarisnya." Jawab Seyla.

"Hati-hati lah..!!" kata Kaito.

"Baik aku akan berusaha.." Jawabnya.

"Ekhmm.." Timpal Hathors.

Seketika semua diam dan tak ada kontak lagi.

"Lanjutkan," Kata Hathors.

Seyla sudah bersiap di posisinya sementara Kaito pun begitu. Tentunya Airen pun sudah siap, lukanya sudah ja pulihkan dan kini ia di selimuti Aura hitam hingga menutupi semua tubuhnya layaknya jubah. Sabit kematian perlahan terbentuk oleh aura itu dan akhirnya berubah menjadi senjatanya dan di punggungnya aura hitam itu membentuk wujud sayap tapi tak sempurna alias masih bentuk aura saja belum menjadi wujud sayap utuh.

"Permainan baru saja di mulai anak-anak..!!" katanya mengancam dengan sabit kematiannya.

Seyla juga sudah bersiap dan memasang posisi bertahannya dan menciptakan pedang cahaya dari aura kuning keemasannya. Di sisi lain Kaito sendiri pun sudah bersiap namun Hathors tak memiliki senjata alhasil Kaito akan bertahan saja sampai Astreia atau Themis pulih.

Keadaan begitu tegang apalagi kini hari semakin larut di tambah kondisi cuaca yang tak di sangka-sangka malah turun hujan. Cahaya bulan yang tertutup oleh awan dan angin yang bertiup begitu kencang mewarnai sengitnya pertarungan ini.

.

.

.

Bersambung..

Counstelarium (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang