Waktu terus berlalu, Airen menjalani keabadiannya dengan menghabiskan diri dalam siksaan penderitaan dalam kegelapan. Sementara kakaknya, Mitras hidup dalam kesejahtraan bersama manusia dan di anggap sebagai dewa pelindung oleh masyarakat setempat sementara Airen di tolak di mana-mana oleh karena rupanya yang begitu mengerikan.
"Mitras.. sang dewi cahaya pelindung perdamaian, begitu kau menyebut dirimu kan? suatu saat akan aku luapkan seluruh rasa benciku, kau tak tau betapa menderitanya aku berada di balik kegelapan ini, kau yang selalu merasakan hangatnya kasih sayang tak akan tau apa itu artinya penderitaan yang aku alami.. tunggu saja.. tunggu saja.. di sana." Kata Airen penuh kebencian.
Beratus-ratus tahun, Airen hidup dalam dunia yang kelam, dunia bawah yang begitu dingin. Alam kematian adalah rumahnya, ia menjadi budak Hades selamanya hingga suatu ketika, Hades membebaskannya untuk membalas dendam tepat 100 tahun lalu. Ia memiliki kuasa di bumi dan menyerang banyak desa-desa sekitar dengan sihirnya.
"Haha.. begini saja kalian sudah menangis, apalagi jika kalian merasakan apa yang aku rasakan selama jadi budak Hades, aku yakin kalian akan menangis darah."
Kota-kota dan desa-desa di sepanjang pesisir adalah targetnya. Saat itu, kerajaan Hanayama adalah penguasa tunggal tanah pesisir dan pegunungan serta hutan sekitar. Kerajaan itu kehilangan sekitar:
• 3 Kota
• 4 DesaDan kehilangan hampir 1200 orang dalam 1 bulan. Hal ini membuat raja begitu murka dan menyiapkan pasukan untuk melawannya dan memohon perlindungan pada Mitras sang dewi cahaya. Maka dari itu, Raja setempat mengirim iring-iringan minyak dan parfum sebagai persembahan untuk merayu Mitras agar mau menolong mereka.
Akhirnya mereka pun sampai ke sebuah tempat yang di yakini sebagai rumah Mitras yaitu di puncak gunung dekat pesisir. Raja memohon belas kasih Mitras dan Mitras pun kaget mendengar ungkapan raja.
"Dewi agung kami Mitras, kami mohon belas kasihmu untuk melindungi kami. Kegelapan telah turun ke dunia dan hampir menelan kerajaan ini dalam kehancuran. Kami mohon dewi agung berkenan menolong kami untuk melawan roh jahat itu." Pinta raja.
Mitras pun muncul dan menampakkan diri di hadapan mereka secara tiba-tiba.
"Sudah berabad-abad dunia ini hidup makmur dan damai, mengapa tiba-tiba ada roh jahat yang merusak semuaya? Siapakah dia hingga mampu melakukan semua ini?" tanya Mitras mulai kesal.
"Maafkan kami dewi kami tidak tahu, sebaiknya dewi ikut kami untuk melawan roh itu, kami mohon.." Katanya lagi sambil memelas.
"Baiklah, ayo kita pergi." Jawab Mitras setuju.
Mitras pun ikut mereka menuju sebuah desa yang kabarnya sedang di serang dan butuh bantuan. Setelah tau lokasinya Mitras pun dengan cepat melesat ke lokasi tersebut.
Alangkah terkejutnya ia ketika sampai, desa sudah hancur lebur dan tak tersisakan satu nyawa pun. Semua binasa dan hanya menyisakan satu orang. Dari belakang, Mitras menghampirinya.
"Siapa kau? apa kau yang melakukan semua ini?"
"..."
"Jawab!!"
"..."
"Jawab atau aku binasakan kau.."
"..."
Tanpa aba-aba Mitras langsung melesat dan mengarahkan mata pedangnya ke punggungnya dengan begitu cepat, tetapi orang itu tetap diam dan ternyata saat Mitras menghantamnya ia malah berhamburan menjadi asap. Mitras yang kaget seketika langsung terbang melayang jauh ke udara dengan panik.
"Apa itu? aku tak percaya aku menembusnya." Batinnya bingung.
"Terkejut kak?" bisik seseorang di telinganya.
Slassh..
Ia berbalik badan dan dengan amat cepat mengayunkan pedangnya. Tapi tetap saja, mahluk itu hancur menjadi asap lagi. Mitras tak dapat melihat wajahnya karena gerakan Mitras saat menyerang begitu cepat. Ia yang panik segera terbang menjauh ke langit.
"Siapa pria itu? aku merasa tak asing dengan suaranya."
Mitras terbang menjauh menembus awan gelap. Dan berusaha menangkal kekuatan gelap dari dirinya dengan cara mengeluarkan dan menyebar seluruh auranya pada seluruh tubuhnya. Ia terus terbang kian menjauh dari lokasi itu.
.
.
.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Counstelarium (On-Going)
AventureSeorang anak polos menemukan dirinya tersesat di dimensi lain yang begitu asing baginya. Di sambut oleh mahluk aneh ia pun malah jadi bingung dan takut. ---------------------- "Hah? Archa.. apa tadi? Susah sekali namanya ku sebut.. lagian anak seper...