24 Cerita Ariana

24.6K 1.6K 15
                                    

“Kak Nana, sekali lagi Eva ucapin selamat ya Kak,” ucap Eva lirih, pandangannya  tertuju pada Ariana yang tengah memindahkan balita perempuan sedang tertidur pulas dari gendongan ke tempat tidur.

“Iya terima kasih. Sudah berapa lama ya kita nggak ketemu?” tanya Ariana yang kini sudah duduk di sebalah Eva. 

“Hmmm.. Sudah sangat lama Kak. Kak Nana sih, ponselnya nggak aktif. Mau nyamperin ke rumah, tau sendiri posisi Eva kayak gimana,” ucap Eva yang tatapannya belum beralih pada balita yang terbaring dikasur dengan dipan rendah  menempel lantai, dengan desain seperti box bayi ukuran jumbo sehingga aman untuk anak-anak.

Melihat Eva sedari tadi menatap putrinya yang sedang tertidur, Ariana mengulurkan tangannya mengusap perut Eva “Gimana sudah isi? Yakin nggak pengen kayak gitu.”

Eva menghembuskan napasnya perlahan. Kedua sudut bibirnya terangkat.

Bagaimana bisa aku hamil Kak, bahkan untuk membuat bibirku tersenyum pun rasanya sangat susah. Selama ini aku tertaik jauh kedalam lembah penyesalan dan rasa bersalah terhadapmu. Setiap hari pikiranku sibuk dengan bayangan kesedihan, keterpurukan dan kehancuranmu. Namun, hari ini aku justru melihatmu tengah berbahagia dengan kehidupan baru. Aku pun tersadar ternyata selama ini aku hanya sibuk halusinasi sendiri, tetapi aku lega melihatmu baik-baik saja karena kau memang layak untuk bahagia.

“Kau tahu Kak, aku benar-benar terkejut. Kemarin Mama datang ke apartemen, trus ngajakin buat ke Jogja. Katanya mau main ke rumah temannya yang habis menikahkan anaknya. Aku sempat berfikir, kenapa nggak dateng pas resepsinnya saja. Ternyataa...” ucap Eva yang kini pandangannya tertuju pada Ariana.

Ariana tersenyum, “Dan kau pasti kaget bagaimana bisa aku dan Jimmy menikah?”

Melihat Eva mengangguk, Ariana kemudian melanjutkan ucapannya. “Jimmy itu pacarku,” Melihat Eva membulatkan kedua bola matanya Ariana tersenyum, “Iya benar, Dia adalah pacarku yang aku ceritakan waktu itu.”

“Pantesan, waktu ketemu sama Kak Jimmy di Chekia waktu itu kok Kalian berdua ekspresinya gitu banget,” sahut Eva.

Ariana terkekeh,”Kelihatan banget ya.”

“Trus gimana ceritanya..hhmmm kalau di hitung-hitung dari putusan sidang kemaren berarti nggak lama dari masa idah selesai kalian langsung menikah ya?” tanya Eva yang mulai penasaran.

“Iya, seminggu setelah masa idah selesai kami melangsungkan akad nikah," Arianan tersenyum, mengembuskan nafasnya perlahan kemudian melanjutkan ucapannya, "Pas kejadian di hotel saat itu, keluarga Kakak marah besar. Entah kenapa yang terpikirkan saat itu adalah Jimmy jadi, Kakak langsung menghubunginya. Kebetulan Jimmy sedang menginap di Ren’s hotel juga. Katanya dia habis nganterin stok kain sama ambilin pesenan Mama di Chekia. Ya udah, Kakak ketemu sama Jimmy, cerita semuanya kemudian paginya Kakak diajak pulang ke Jogja.” 

Ariana mengalihkan pandangannya pada putrinya. “Sesampai Jogja, kedua anak Jimmy langsung lengket sama Kakak. Apalagi si kecil itu, pas pertama kali bertemu Kakak langsung nggak mau lepas. Soalnya Mamanya meninggal saat melahirkannya. Jadi, melihat Kakak seperti menemukan sesosok ibu gitu. Bahkan sampai sekarang kalau bangun tidur nggak ngelihat Kakak pasti nangis nyariin.” Ariana tersenyum, diam sejenak kemudian melanjutkan ucapannya, “Karena merekalah Kakak langsung menerima Saat Jimmy melamar Kakak.”

“Keluarga Kakak?” selidik Eva.

“Kau sudah tau bagaimana tabiat mereka. Awalnya mereka menolak dan sinis terhadap Jimmy, tetapi saat mengetahui Jimmy sudah sukses langsung menyetujui begitu saja. Bahkan tanggal pernikahan mereka yang siapkan.” Ariana tertawa getir.

Melihat ekspresi Ariana, Eva langsung mengucapkan apa yang memenuhi pikirannya sedari tadi. “Apa Kakak sekarang benar-benar bahagia atau hanya sebagai pelarian saja?”

Ariana menatap lekat Eva. “Aku sangat bahagia Eva, Jimmy cinta pertamaku. Dia sangat menyayangi dan begitu baik terhadapku. Nasib dia ternyata seperti halnya aku dahulu. Untuk mengubur perasaan, kami menikah dengan orang yang dijodohkan kepada kami. Saat kami sama-sama telah selesai menjalani takdir hidup bersama orang lain, kami dipertemukan kembali pada sebuah kesempatan untuk saling memiliki. Kau tahu, kadang takdir mempermainkan kita seperti itu. Dan satu hal yang paling membuatku bahagia. Dahulu aku kehilangan buah hati dan juga rahimku, sekarang aku mendapatkan bonus dua anak sekaligus. Lengkap pula, cowok dan cewek,” ucap Ariana dengan mata berbinar.

Eva tersenyum melihat binar bahagia pada kedua mata Ariana. ”Aku turut bahagia Kak, maaf aku terlalu banyak tanya, aku hanya memastika kalau Kakak menikah bukan karena pelarian dari masalah kita.”

“Aku paham Eva, sepertinya kamu kena prank ya,” Ariana kembali terkekeh melihat ekspresi lega dari wajah Eva

“Iyaaa,, tau kah Kak, aku udah berfikir yang macem-macem tentang Kakak, yang sedih-sedih gitu. Eeehh ternyata Kakak asyik nostalgia sama mantan pacar. Namun, aku senang. Ternyata kesedihan kakak hanya halusinasiku saja. Eh, tapi Kak ada satu lagi, Eva jadi penasaran kenapa dahulu Kakak sama Kak Jimmy bisa terpisah dan hidup masing-masing?”

Ariana mengelus bahu Eva. Terlihat dari ekspresi Eva, Ariana menyadari ternyata selama ia pergi belum ada kemajuan hubungan antara Eva dan Ardie. “Eva, Kakak sudah pernah merasakan saling mencintai akhirnya berpisah karena takdir. Mencintai orang yang tidak mencintai kakak. Terakhir saat ini, dicintai orang dengan sangat hingga akhirnya kembali bisa jatuh cinta lagi. Sudah lengkap kan, jadi pesan Kakak sama Eva hanya satu. Buka hatimu Eva, Mas Ardie sangat mencintaimu. Dia tulus mencintaimu. Biarkan hatimu menerimanya, jangan kau berusaha untuk menolak apa yang kau rasakan. Cukup nikmati saja dan kau akan merasakan bahagia seperti yang aku rasakan saat ini. Bahagia hingga memenuhi relung hati.”

Melihat Eva yang tertunduk dan seperti sedang mencerna ucapannya, Ariana melanjutkan ceritanya, "Kami berpisah waktu aku akan keluar dari rumah sakit. Saat itu aku sudah pulih pasca oprasi dan siap untuk  pulang. Tiba-tiba Kak Bima datang bersama Mama, entah dari mana mereka mengetahui aku sedang dirawat. Mereka membawa paksa aku pulang kerumah. Jimmy yang mendapat ancaman akan dilaporkan ke polisi akhirnya hanya bisa pasrah.”

Ariana memegang kedua bahu Eva,”Kau tahu Eva, kemarin Jimmy cerita bahwa setelah insiden rumah sakit itu, Nyonya Revalia mencari keberadaan kami berdua. Seperti halnya aku yang diam-diam dibiayai untuk menyelesaikan kuliah dan juga rekomendasi pekerjaan di perusahaannya Mas Ardie, ternyata Kak Jimmy juga. Dia dibiayai kuliah hingga selesai. Meskipun Nyonya sudah meninggal, Tuan Cendekia tetap memperhatikan Jimmy. Bahkan saat Jimmy sudah lulus Tuan Cendekia memberikan pilihan untuk mengembangkan bisnis Mama atau mau bekerja di RC Group. Jimmy memilih mengembangkan jualan batik Mama di pasar. Hingga akhirnya bisa mendirikan perusahaan di bidang textil yang tentu saja tak luput dari campur tangan Papamu. Dan satu lagi, nggak hanya kamu yang kaget waktu ketemu Mama. Mamanya Jimmy juga kaget ketika tau kalau pemilik Chekia Fashion itu ternyata orang yang sama dengan putrinya Tuan Cendekia yaitu kamu.”

“Eva sayang, sudah selesai belum ngobrolnya? Tuh, suamimu udah nyariin, mau diajak berangkat sekarang takutnya nanti sampai Pacitan Kemaleman,” ucap Mama Revalia saat memasuki kamar bersama Bu Broto.

Istri Kedua : Gadis KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang