25 Membuatku Bahagia

28.2K 1.6K 6
                                    

Tetaplah bersamaku, Jadi teman hidupku
Berdua kita hadapi dunia
Kau milikku milikmu, kita satukan tuju
Bersama arungi derasnya waktu


_Tulus, Teman Hidup_

Ardie tersenyum sembari mengusap kepala istri tercintanya yang kini tengah tertidur dalam pelukannya. Ia memilih tetap bersabar dan bersusah payah menghalau hasrat kelelakiannya demi dapat menaklukkan hati istri kecilnya. Beruntung, dahulu Tuan Rahardian sering kali mengetes pertahanan diri dan keseriusan rasa cintanya terhadap Eva. Ia ingat betul, setiap diberi tugas untuk menemani Eva ke luar kota bahkan ke luar negeri Tuan Rahardian selalu berpesan.

'Kau bilang padaku cinta itu menjaga. Keseriusanmu kembali aku uji, seminggu temani Eva. Aku akan tau, kau benar-benar mencintainya atau hanya sekedar nafsu.'

Eva menggeliat kemudian melingkarkan tangannya kebadan Ardie sembari mengigau "aku cinta, Oom."

Ardie tersentak, senyumnya mengembang sempurna. Hatinya berbunga-bunga, tak pernah ia bahagia seperti ini sebelumnya. Ardie seakan tidak mempercayai telinganya barusan menangkap kata bahwa Eva mencintainya. Meski hanya mengigau, tetapi ia yakin bahwa itu ungkapan dari hati terdalam Eva. Ardie mengeratkan pelukannya memberikan kecupan pada pucuk kepala Eva.

"Aku juga sangat mencintaimu sayangku cintaku, kau sungguh membuatku bahagia," gumam Ardie.

***

Eva membuka matanya perlahan. Ruangan ini terasa asing baginya. Perlahan ia duduk dan pandangan matanya menyapu sekeliling ruangan. Samar-samar ia masih dapat melihat ornamen yang terukir dari pintu gebyok khas Jawa yang terletak disebelah kirinya. Dinding kamar berupa semen ekspos yang senada dengan lantainya. Disebelah kanan terdapat pintu geser dan ayup-sayup terdengar gemericik air menglir.

Eva mengernyitkan dahinya, "Om Ardie?" gumam Eva.

Seketika ia menganggukkan kepalanya saat pandangannya menangkap jam tangan dan juga ponsel yang ia kenali tergeletak di atas nakas. Eva kembali merebahkan tubuhnya ke kasur. Ia menatap langit-langit. 'hmmm, kamar sederhan seperti impianku cukup ada Ac nggak perlu ada tv.'

Salah satu keinginan Eva yang belum terealisasi adalah memiliki vila sederhana dekat pantai dengan ornamen khas Jawa. Papanya memang memiliki beberapa Vila tetapi belum ada yang sesuai dengan keinginannya.

Eva menginginkan sebuah vila sederhana dengan bangunan bagian depan berupa joglo minimalis. Disebelah kanannya terdapat dapur terbuka yang menyatu dengan bangunan joglo. Bangunan bagian depan ini merupakan tempat quality time bersama keluarga dimana semua aktivitas seperti bersantai, menonton, dan makan semua tersentral di sini. Sedangkan bagian belakang terdiri dari beberapa kamar dengan kolam renang minimalis tepat ditengahnya. Tiap kamar menggunakan pintu gebyok khas Jawa dengan elemen interior dominasi semen ekspose. Dan satu lagi di bagian belakang rumah terdapat pintu geser yang merupakan akses menuju pantai.

"Sederhana tapi manis," gumam Eva setelah membayangkan Vila impiannya.

Eva menoleh, pandangannya kembali ke arah pintu geser. "Om Ardie kenapa mandinya lama sekali."

Eva kembali menatap langit-langit. 'bukalah hati untuk Om Ardie Eva dia benar-benar mencintaimu dengan tulus.' Ucapan itu kembali terngiang. Eva memejamkan matanya merasakan detak jantungnya bertalu-talu. Semua kepingan perhatian, kesabaran dan perlakuan Ardie kepadanya kembali menari-nari dalam angannya. 'Sepertinya dia memang benar-benar mencintaiku. Haruskah aku..'

Istri Kedua : Gadis KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang